Terima Kasih Telah Berkunjung ke Unclebonn.com unclebonn.com: Cerpen
Showing posts with label Cerpen. Show all posts
Showing posts with label Cerpen. Show all posts

Thursday, November 24, 2022

Ayah, Kamu Tetap yang Terhebat

https://www.unclebonn.com/2022/11/ayah-kamu-tetap-yang-terhebat.html


Saat itu usiaku empat tahunan di tahun 1998. Negara lagi dilanda krisis moneter. Bahan-bahan pokok mahal. Termasuk susu untuk balita. Itu kata ibu, saat aku menginjakan kaki di bangku SMP. Tahun 2005 keadaan ekonomi bangsa ini sudah membaik. Kebanyakan guru-guru di sekolah kami sudah menggunakan handphone genggam. Tapi sayang, keluarga kami dililit masalah ekonomi. Jadi, handphone bagiku ibarat barang antik. Ayah harus bekerja serabutan. Wajahnya lelah dan kusut karena seharian bekerja. Tapi tak pernah ia mengungkapkan itu semua kepada kami. Ia seorang ayah yang tegar dan bertanggung jawab. 


Baca Juga : Dia Laki-Laki Ibunya


Ayah selalu pergi pagi dan pulangnya pada malam hari. Itu berlangsung berhari-hari selama beberapa tahun. Saat itu aku sedang menempuh pendidikan di SMP. Entah sampai kapan masalah lilitan ekonomi keluarga kami berakhir? Tapi hari ini aku bangga pada ayah akhirnya aku sudah bisa berada ditahap seperti ini.


Oh iya, ayah memberi nama Darling Nuhamara untukku. Darlin itu dari kata Darling yang berarti sayang. Kata ayah kepada ibu saat itu, aku adalah kesayangannya. Ayah akan berjuang berdarah-darah untuk kehidupan keluarga kami dan masa depanku. Makanya ia selalu membuktikan  janji-janjinya dengan kerja keras.


Baca Juga : Terbawa Perasaan


Ayah memang memiliki banyak tatto. Aku kerap di-bully teman sebagai anak preman. Itu aku rasakan sejak aku berada di bangku SD kelas VI bahkan sampai di kelas XI SMP. Ayah selalu mengingatkan aku agar sabar menghadapi ejekkan teman-teman. Ayah selalu bilang, walau dunia membencimu ayah akan selalu sayang dan bangga padaku. Ayah tak pernah mengajari aku untuk membalas. 


Disaat aku duduk di bangku SMA aku makin paham dengan pekerjaan ayah. Ayah hanya seorang security. Diajak sebagai security karena ayah dianggap mantan preman. 


Baca Juga : Jatuh Cinta Lagi, Sekelumit Memori Kisah Generasi Delapan Puluhan


Disaat aku dibully aku tak pernah kecewa tapi tekadku terus belajar. Didikan ayah dan ibu yang penuh kasih sayang dan disiplin membuat prestasi belajarku di sekolah terus menanjak. Aku termasuk anak yang cerdas di sekolah kami. Makanya ketika lulus SMA aku mendapatkan beasiswa kedokteran disalah satu universitas negeri.


Ayahku memang hanya lulusan SMP. Dan ibuku seorang wanita berijazah SMA. Namun karena lama merantau di Bali mereka benar-benar sadar dan paham tentang kerasnya hidup. Kata ibu, ayah memutuskan hijrah dari dunia premanisme setelah menikahi ibuku. Mereka berdua akhirnya memutuskan kembali ke kampung halaman setelah mengumpulkan sedikit modal. 


Baca Juga : Cerpen Yongky H. Suaryono : Kamarku Di Lantai Tiga


Di kota itu, mereka membuka usaha namun usaha mereka bangkrut. Ayah akhirnya memilih menjadi security di sebuah bank. Ayah beberapa tahun bekerja serabutan untuk membiayai hidup kami.


Perubahan sikap ayah membuat aku bangga. Dan semua orang pun bangga pada ayah. Beberapa saat lagi aku akan menjadi seorang dokter. Ayahku kini makin tua. Tapi diwajahnya selalu memancarkan semangat juang. Tapi yang lebih penting dari itu ia selalu setia menjaga ibuku dan membawa diriku ke tahap ini. Ayah, kamulah yang terhebat dalam hidupku.


Baca Juga : Kasih Seorang Saudara


Terinspirasi dari sebuah nats bahwa Tuhan tak pernah mengubah nasib manusia jika ia sendiri tak mau mengubah nasibnya.


Unclebonn-24 November 2018


Saturday, November 5, 2022

Jatuh Cinta Lagi, Sekelumit Memori Kisah Generasi Delapan Puluhan

https://www.unclebonn.com/2022/11/jatuh-cinta-lagi-sekelumit-memori-kisah.html

Seseorang lalu datang berkeluh kesah kepada saya tentang memorinya di SMA dulu. Di usianya hari ini ia masih betah hidup sendiri. Bukan karena ia tak memiliki hasrat untuk menikah tapi karena kesetiaan pada seorang wanita yang ia cintai. Padahal perempuan itu sudah menjadi milik orang lain dan sudah memiliki beberapa anak. Dari ceritanya yang panjang lebar itu sepertinya ia kecewa dengan keputusan keluarga mantan pacarnya. 


Di masa SMA dulu ia pernah mengalami kecelakaan dengan pacarnya. Pacarnya hamil. Karena masih di bangku SMA mereka berdua dikeluarkan dari sekolah. Karena sikapnya ia diintimidasi bahkan mendapatkan tindakan kekerasan dari keluarga pacarnya tersebut. 


Baca Juga : Pak Tua Itu


Ia berjanji kepada keluarga pacarnya ia akan bertanggung jawab. Karena melihat sisi ekonomi dari pria muda ini, keluarga pacarnya menolak. Mereka takut anak perempuan mereka menderita bertubi-tubi. Walaupun diperlakukan seperti itu, si pria ini sudah berjanji tetap akan bertanggung jawab atas segala perbuatannya sampai kapanpun. 


Pasca melahirkan, si wanita itu dikirim ke daerah lain untuk menyelesaikan SMA. Dan si laki-laki ini diam-diam juga melanjutkan pendidikannya. Kedua “mantan” ini akhirnya sama-sama menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi. Tapi tidak dipersatukan kedalam biduk rumah tangga. Pacarnya menikah dengan pria lain. 


Baca Juga : Kasih Seorang Saudara


Bagaimana dengan anak mereka? Sejak bayi diasuh oleh ibu kandung perempuan tadi. Anak itu tumbuh sehat menjadi seorang gadis remaja saat ini. Ia mirip ibunya. Kata si laki-laki ini “anak gadisnya” cantik dan baik. Ia kerap menangis di dalam hati kala tak sengaja berjumpa dengan darah dagingnya sendiri. Menurutnya, si gadis remaja itu tak tahu kalau dia adalah ayah biologisnya.


Melihat anak biologisnya tumbuh dewasa hingga saat ini, pria itu merasa seperti jatuh cinta lagi pada mantan pacarnya yang dulu. Kerap laki-laki super setia ini diam-diam ke sekolah anaknya  sekedar melihat keceriaan anaknya dari jauh. Ia tersenyum bahagia walau kebahagiaan itu tak sempurna dan sering menyakitkan.  Ia tidak memarahi mantan pacarnya, apalagi anak biologisnya tapi menyesali keadaan masa lalu yang tak berdaya. Himpitan ekonomi membuat dirinya gagal bertanggung jawab pada seseorang gadis yang ia cintai dan kini darah dagingnya sendiri.


Baca Juga : Misteri Kamar 33 A Hotel Mayestik


Dara jelitanya tak tahu ternyata ada seseorang yang kerap memata-matai dirinya saat ini adalah ayahnya. Ia juga tak tahu orang asing yang memberi senyum tulus saat berpapasan dengan dirinya adalah ayahnya. 


Si pemuda itu saat ini sudah sukses. Kesalahan masa lalunya masih membuatnya merasah dituduh sebagai pria miskin yang tak bertanggung jawab. Pikiran ini kerap menghantui dirinya. 


Baca Juga : Yang Terdalam


Saat ini ia hanya berharap istrinya sudi menjelaskan kepada anak biologisnya kalau dirinya adalah bapak dari anak itu. Ia begitu bahagia melihat anaknya sudah duduk dibangku SMA kini, dan parasnya anak itu secantik ibunya di masa lalu. 


Sampai hari ini dia masih enggan hidup dengan wanita lain. Bukan karena ia masih mencintai mantannya tapi menunggu sikap anak biologisnya. Jika ia sudah memeluk anaknya ia akan mengambil keputusan menikah dengan wanita lain. 


Baca Juga : Rosario Pemberian Bunda Maria


Mendengar kisahnya bekin saya meleleh. Sisi melankolis saya pun muncul. Saya bangga dengan sikap tanggung jawab pria ini. Ia menebus kesalahan masa lalunya dengan tidak menikah selama ia belum menerima pengakuan anak gadisnya yang saat ini sedang tumbuh menjadi perempuan dewasa. 

Sunday, October 30, 2022

Cerpen Yongky H. Suaryono : Kamarku di Lantai Tiga

https://www.unclebonn.com/2022/10/cerpen-yongky-h-suaryono-kamarku-di.html

Kantor ini luas, Lantai III gedung ini luas, bahkan kamar ini juga terlalu luas untuk sekedar menjadi tempat kesendirianku melepas penat. Ahh, tempat tidur-ku juga terasa luas dan lengang. Sepi  bisu  sudah biasa bagiku walau kadang menyiksa.


Aku memang sendiri di kamar ini, bahkan aku juga sendiri di Lantai III ini. Hnya ada dua  Satpam yang piket di Lantai dasar, mereka jarang sekali naik sampai ke Lantai III. Malam itu Pak Lorens dan Pak Gede yang lagi piket. Secara fisik pastilah aku akan aman “dijaga” oleh dua security gempal seperti  mereka berdua.


Baca Juga : Catatan Harian Bung Yongky HS Part 1 : Isolasi Mandiri "Minum Air Es Mandi Malam"


Tapi...., tapi siapa yang mengusikku  selarut ini? Tak ada kegaduhan selain bunyi desis AC. Telingaku bahkan seringkali tak  menangkap desisnya. Tapi..., tapi tetap saja aku terusik tanpa tau apa atau siapa yang mengusikku. Jam 02.12 WITA aku belum jua terlelap.


Setumpuk buku di meja, BB di bawah bantal, laptop dan kertas kerja yang masih terserak di tempat tidur, pakaian kotor yang belum sempat di-laundry, koper, camera, lampu senter, sepatu, camilan, air mineral dan semua barangku dalam kamar ini membisu. Mereka tak sedikit pun menimbulkan bebunyian. Tapi...., tapi aneh ada “kegaduhan” yang mengusik-ku.


Baca Juga : Catatan Harian Bung Yongky HS Part 2 : Cendol Dawet Corona


Di kamar ini ada kamar mandi yang sejak semula aku tinggal sudah diwanti-wanti tak bisa digunakan dan selalu dikunci. Malam ini coba kutempelkan telinga di pintu-nya, barangkali ada suara-suara asing dari dalam sana. Ahh tidak, tak ada suara apa-apa. Bunyi tetesan air pun tak kudengar dari dalam kamar mandi itu yang katanya sengaja dikunci karena kran dan closed-nya rusak.


Lalu  sebenarnya ”kegaduhan” apa yang mengusikku? Rasa takut? Tidak. Mimpi buruk? Tidak.  Pengaruh kopi jadi susah tidur? Tidak. Kepikiran pekerjaan? Tidak. Kangen anak-istri? Aku memang slalu merindukan mereka, tapi tak pernah jadi alasan untuk tak bisa tidur, apalagi ini hari yang melelahkan. Seharusnya aku bisa tidur pulas malam ini. Sumpah....’kegaduhan” aneh inilah yang membuatku tak bisa tidur.


Kukumpulkan semua keberanian demi menghalau kegaduhan yang mengusik-ku.


Baca Juga : Catatan Harian Bung Yongky HS Part 3 : Pica Kepala


Aku punya cara lama yang ampuh untuk mengatasi rasa takut di kala sendiri; kunyalakan semua lampu yang ada di Lantai III. Yah kunyalakn semua lampu, termasuk 6 kamar mandi yang ada. Kecuali satu, kecuali lampu kamar mandi yang ada di kamar-ku, karena memang pintunya selalu terkunci.


Terang, benderang. Tapi tentu saja aku jadi tak bisa tidur. Memang sengaja. Aku sengaja tak jadi tidur demi ‘menangkap kegaduhan’ yang mnegusik-ku.


Tak ada suara-suara, tak ada gelap, tapi mengapa masih saja ada semacam ‘kegaduhan’ yang tak bisa diam.


Dari jendela Lantai III aku melongok ke Jl. HOS Cokro Aminoto, lengang, sepi, semua penjual makanan yang mangkal di depan kantor juga sudah tak terlihat lagi.


Kembali ke kamar, kembali ‘kegaduhan’ mengusik-ku. Aneh,  aneh, ternyata kegaduhan ini bukan mengusik telingaku, tapi malah hidung-ku yang terusik. Ada wewangian yang terasa janggal, ini-kah kegaduhan yang mengusik-ku?


Oke, coba berpikir logis, pasti wewangian ini bersumber dari canang yang ada di Palinggih  di beberapa sudut gedung ini. Wewangian khas Bali yang kadang menimbulkan nuansa magis. Kuhampiri setiap Palinggih, bukan, bukan wangi canang. Wewangian ini aneh sekali. Justru wangi ini amat terasa di kamarku.


Kubongkar semua lemari dan laci-laci yang ada di kamar, barangkali ada parfum atau pengharum pakaian yang ditinggalkan penghuni lama. Sia-sia, aku tak menemukan apa-apa malah wangi aneh ini terasa mengejarku.


Lampu-lampu masih menyala semua, AC masih di 18 derajat Celcius, tapi aku mulai berkeringat. Aku ketakutan? Tidak! Ahh tapi mungkin memang aku mulai dijalari rasa takut oleh wewangian yang mengejarku.


Ada cermin besar di kamar, aku melongok ke sana. Wajahku memang berkeringat dan aneh, aku tak terlalu takut tapi mengapa di cermin nampak sekali wajah-ku yang ketakutan. Barangkali benar, cermin tak pernah berbohong.


Dalam hati kuajak dialog bayangan-ku dicermin. Ini sudah hampir subuh mau tidur juga salah-salah. Dan terasa cukup lama aku terdiam di depan cermin. Keringat semakin bercucuran.


Baca Juga : Catatan Harian Bung Yongky HS Part 4 : Sikat Ukur Kuat


Tiba-iba ada yang terasa aneh, di cermin terlihat sekelebat bayangan keluar dari pintu kamar mandi. Kulongok ke arah kamar mandi, kosong tiada apa-apa. Kulongok lagi di cermin, astaga, pintu kamar mandi terbuka perempuan berambut panjang memandikan seorang bocah. Seluruh kamar-ku menebar bau wangi kian menusuk. Keringat kian bercucur. Berulang-ulang ku-arah-kan pandangan ke cermin dan ke arah kamar mandi. Dan kalian juga pasti menduga; aku hanya bisa melihat perempuan dan bocah itu lewat cermin. Takut, marah, jengkel dan tak tahu rasa apa yang ada, kudobrak pintu kamar mandi. Sia-sia, pintu ini terlalu kuat.


Hampir jam 3 dini hari, aku turun ke Lantai dasar.


“Pagi Ndan, belum tidur ni?”, sapa Pak Gede.


“Pagi juga, biasa, masih nunggu yang ngajak Join Call di atas”.


“Ahh, ada-ada saja Komandan ni”.


“Iya serius, lihat tuh di atas lampu nyala semua. Pokoknya kalau sampai tengah malam lampu masih menyala tanda-nya ada yang lagi visite Pak”.


“Serius Ndan?”


“Serius, besok aja aku ceritakan. Ayo ke dapur kita ngopi dulu”, ajak-ku langsung menuju dapur  yang ada di bagian belakang Lantai Dasar.


Baca Juga : Catatan Harian Bung Yongky HS Part 5 : "Irsyam Abdul Rasyid Bin Covid"


Entah apa yang diceritakan Pak Gede ke Pak Loren, beliau menyusulku ke dapur. Ada nuansa ketakutan di bola matanya.


“Ndan, ada yang ganggu di atas ya?, tanya Pak Loren setengah berbisik ke padaku.


“Ahh, enggak......, hanya ada yang lagi bermain-main di atas sana. Lihat tuh terang sekali di atas sana, sengaja kunyalakn semua lampu biar “mereka” puas bermain”, jawabku sengaja serius untuk sekedar membuat Pak Loren kian penasaran.


Akhirnya hari itu aku memang tak tidur sama sekali. Pagi-pagi aku sudah mandi, berseragam lalu segera menuju Lantai II, tempatku berkantor.


Baru kusadari, aku tak bercermin pagi ini. Cermin di kamar menjadi benda yang takut kulirik. Kamar mandi di kamarku jadi tempat yang selalu menebar wewangian aneh sekedar kulirik.


Pagi itu kutemui Pak Yadi security senior di kantor-ku, beliaulah yang memilihkan kamar tempatku tinggal selama di Denpasar. Beliau pula yang menerangkan padaku bahwa kamar mandi di kamar tersebut sengaja dikunci karena rusak.


“Pagi Pak Yadi”, sapaku.


“Pagi Pak, tumben pagi-pagi sudah ngantor. Mau keluar kota ya?”, balas pak Yadi.


“Tidak Pak, saya hanya lagi banyak tugas administrasi hari ini. Ohya maaf numpang tanya Pak. Boleh saya minta pinjam kunci kamar mandi yang ada di kamar saya?”


“Buat apa Pak, kamar mandi itu rusak nggak bisa dipakai. Kalau dipakai airnya bocor sampai ke ruang meeting”, jawab Pak Yadi.


“Tapi benar rusak ya Pak?”


“Iya, sampeyan kok nggak percaya. Memang-nya ada apa Pak?”


“Nggak, nggak papa Pak”, jawabku.


Kebetulan hari itu ada meeting dengan Regional Manager. Kuamati atap di ruang meeting, tak terlihat bekas lembab rembesan air dari atas. Aku teringat kejadian semalam, tiba-tiba wewangian aneh itu menghampiri-ku lagi. Kulihat ada tetesan merah dari atas atap di dekat pintu ruang meting. Ahh pasti aku salah lihat, pasti aku sedang melamun.


Baca Juga : Catatan Harian Bung Yongky HS 2017 Part 6: Menulis Dengan Jempol


Setelah kejadian malam itu, aku memang mulai dijalari rasa takut ketika masuk ke kamar. Tapi suer, nanti malam atau besok-besok akan kutunggu di depan cermin siapa-pun yang membuat kegaduhan di kamar-ku di Lantai III. Tak ada yang boleh mengusik-ku selama tugas di Denpaasar, itu tekadku.


Kejadian itu terjadi di minggu pertama aku tinggal di Lantai III, terhitung sejak hari itu, aku masih tinggal sekitar 9 minggu lagi.


Lalu bagaimana dengan bayangan perempuan dan bocah kecil di kamar mandi? Bagaimana dengan cermin di kamar itu? Bagaimana dengan rasa takut-ku? Aneh, aku menemukan banyak suara dari kamar mandi itu. Aku menemukan banyak cerita di cermin itu. Cermin itu jadi teman kesendirian-ku, Aku memukan diri-ku yang bukan diri-ku.


Waingapu, 21 Oktober 2013

(Terkenang Kamar-ku di Lantai III Gedung GG Denpasar)

Saturday, October 29, 2022

Berkah Dibalik Kepala Botak

https://www.unclebonn.com/2022/10/berkah-dibalik-kepala-botak.html

Maaf ya. Ini bukan bela diri atau puji-puji diri. Tapi ini fakta. Bahwa botak membawa berkah bagi pemiliknya, eheem. 


Kalau orang bilang botak itu menggerus ketampanan itu keliru besar. Ternyata botak itu bekin orang makin seksi walaupun itu tidak bekin ganteng maksimal. Yang penting ada-lah. 


Baca Juga : Secret Admirer


Selain bekin seksi orang dengan berkepala botak mampu mengatrol tingkat kepercayaan teman kepada dirinya. Sehingga si pemilik kepala botak itu akan menjadi sumber informasi yang kredibel dan akuntabel. Keren-kan? Kaan.


Saya ingin membuktikan itu!


Kemarin malam, pukul 00.19 Wita, saya ditelpon oleh seseorang. Sebenarnya sih saya tak mau menerima panggilan masuk itu. Tapi karena sudah ada empat kali panggilan masuk, panggilan kelimanya saya terpaksa terima. Mungkin sangat penting, begitu kata batin saya. Dan ternyata benar. Penting dan urgensi. Ternyata ada suara seorang wanita yang meminta saya mengklarifikasi dan menjelaskan kejadian empat tahun lalu.


Baca Juga : Mengapa Nia Ramadhani Dan Suami Bisa Tersandung Kasus Narkoba?


Oh my god. Pekerjaan sudah banyak begini tiba tiba masalah datang lagi, bekin peening aku (gaya orang Medan).


"Kakak, apa benar kakak yang buat akun facebook suami saya? Tanya wanita itu dengan nada menyelidik.


"Benar. Saya yang buat. Memang ada apa sih?" 


"Itu cewek yang dekat sama suami saya, siapa?" Tanya wanita itu lagi.


"Oh itu teman diklat. Biasa itu teman ngobrol kami"


"Tapi....dan seterusnya. ...off record"


Baca Juga : Terbawa Perasaan


Pada akhirnya saya harus menjelaskan panjang lebar. Dan akhirnya penjelasan saya diterima juga oleh wanita itu yang ngaku istri teman saya.


Saya jadi penasaran kenapa tiba-tiba ibu itu nada bicaranya berubah dari suasana hot menjadi cool


Setelah saya bertanya, katanya: "maaf kakak, saya lihat profil facebook kakak Unclebonn. Saya yakin kakak orang yang bisa dipercaya. Kepalanya tuh".


Baca Juga : Mengapa Friend Request Anda Belum Direspon?


Aih, bekin beta geer saja. 


Tapi untung yang menelfon saya malam-malam itu istri orang. Kalau suami orang? Ngerih deh. Apa kata dunia? Saya bisa guling-guling di bukit Wairinding. Salam.


Monday, May 16, 2022

Rosario di Dusunku

https://www.unclebonn.com/2022/05/rosario-di-dusunku.html

Ini sudah bulan Mei. Dalam tradisi umat Katolik Bulan Mei dan Bulan Oktober tiap tahunnya di kenal sebagai bulan Maria atau bulan Rosario. Setiap malam selama bulan itu umat Katolik akan berdoa secara bergiliran di rumah-rumah umat yang beragama Katolik. Biasanya dilaksanakan di setiap basis. Atau secara hirarki gereja disebut Kelompok Umat Basis (KUB). 


Di KUB kami, keluargaku anggota baru. Kami baru pindah rumah. Sudah setahun ini kami menetap namun baru mendaftarkan diri pada ketua KUB di dusun kami pada bulan Mei ini. Kami cukup memasukkan kartu keluarga agar tercatat sebagai anggota resmi di KUB kami. 


Suasana doa Rosario benar-bemar kental dengan nuansa kekeluargaan. Mereka menyambut keluarga kami dengan hangat. Suasana sedikit kaku hanya terjadi di malam pertama. Selanjutnya langsung akrab. Kerap penuh canda dan tawa. 


Walaupun di dusun namun soal waktu KUB ini benar-benar tepat waktu. Jam tujuh malam atau pukul 19.00 doa Rosario dimulai. Sungguh luar biasa. Keunikan lain yang bisa temukan adalah apapun kondisi rumahnya umat yang hadir semuanya harus berada di dalam rumah yang dikunjungi. Atau disekitar pelataran arca atau foto Bunda Maria. Walaupun berdesak-desakan. Lantunan doa salam Maria pun dilakukan secara bergilir. 


Anak-anak yang hadir cukup mendominasi di tambah ibu-ibu dan beberapa anak gadis. Untuk kaum Adam jumlah tidak sebanyak kelompok yang disebut tadi. Pemimpin doa Rosario ditentukan. Dengan jadwal doa yang sudah disusun untuk sebulan. 


Tidak ada kewajiban suguhan setelah doa Rosario. Namun setelah Rosario ada kebiasaan para umat (tuan rumah) bagi anggota KUB yang hadir disuguhkan segelas kopi atau teh ditambah kue atau gorengan. Ada juga yang menyiapkan penganan lokal. 


Rosario bagi keluarga kami selain kewajiban imani orang Katolik, juga kesempatan bersilaturahmi dengan keluarga Katolik yang ada di lingkungan sekitar kami. Selain itu kesempatan untuk meringankan beban akibat tugas dan pekerjaan. Cara relaksasi pikiran yang cukup efektif.


Bulan Rosario ini merupakan bulan penuh berkah karena kami yang hadir selalu saling mendoakan. Mendoakan orang-orang yang kami kunjungi. Bagiku, semoga Bunda Maria yang Selalu Menolong akan menolong kami yang sedang bergumul untuk tujuan hidup berkeluarga. 


Kami percaya dengan berdoa Rosario kami akan hidup dalam rasa syukur, karena kerahiman Tuhan Yesus Kristus kami akan dipulihkan atas segala dosa kami, atas sakit penyakit kami dan terutama diselamatkan oleh karena darah Yesus. Sehingga kami dapat menikmati janji Allah akan keselamatan abadi.


Salam Maria, Ora Pro Nobis.* 

Baca Juga : Rosario Pemberian Bunda Maria


Sunday, May 8, 2022

Kasih Seorang Saudara

https://www.unclebonn.com/2022/05/kasih-seorang-suadara.html

Tas punggung besar berwarna hitam, dengan topi hitam dikepala berwarna biru persis model anak muda masa kini.  Walau kejauhan tubuh pemuda itu terlihat atletis.  Pemuda ini sepertinya masih asing bagi warga kampung tersebut.  Mereka kelihatan heran dengan sosok pemuda itu yang melintasi jalan di antara bangunan rumah warga. Tak begitu banyak orang-orang kampung yang menyapanya. Kecuali saat mereka berpapasan.


Kampung pertama namanya Kampung Baru.  Untuk sampai ke kampong pemuda itu harus menempuh jarak sekitar 15 kilometer. Untuk kesana ia harus berjalan kaki karena jalan yang ada adalah jalan setapak.  Kampong baru ini merupakan pemekaran dari kampong lama atas inisiatif pemerintah. Maksudnya biar warga kampong dipermudah untuk akses transportasi.  


Baca Juga : Pak Tua Itu


Selain itu Kampong Lama adalah wilayah yang rentan terhadap bencana alam.  Pada musim penghujan pasti selalu terjadi banjir. Setiap bencana selalu merenggut nyawa.  Masyarakat di kampong itu sebagian besar masih buta huruf.  Alih-alih mereka berbicara tentang early warning menghadapi bencana alam.


Pemuda it terus mengayunkan langkahnya seakan lelah dan penat tak dirasakan olehnya.  Matahari mulai menyembunyikan dirinya.   Burung-burung mulai kembali keperaduaannya.  Semangat ingin misa malam Natal bersama keluarga menjadi kekuatan tambahan.  Di kampong pemuda itu, misa malam Natal dimulai pukul 21.00 WITA berbeda dengan daerah lain yang mulai misa pukul 19.00 WITA. Kebiasaan ini merupakan tradisi yang katanya memiliki kekhusukan sendiri.


Baca Juga : Misteri Kamar 33 A Hotel Mayestik


Perjalanan pemuda itu sedikit terganggu. Ia disambut hujan desember. Jalan menjadi licin, malam semakin pekat.  Sementara itu perjalanan masih sekitar tujuh kilometer.  Kondisi geografis yang yang berbukit-bukit menyebabkan nir jaringan seluler.  Ia sebenarnya telah merencanakan sebelum H-3 ia sudah berada bersama keluarganya.  Pikir-pikir kedatangan perdananya ini sebagai sebuah kejutan untuk sanak saudaranya yang sudah lama menantikan kedatangan hampir 20 tahun.


Akibat hujan lebat menyebabkan ia tak sempat menggunakan handphone-nya sebagai penerangan.  Ia hanya bisa menggunakan inderanya untuk menuntunya selama perjalanan. Tak disangka-sangka iapun melihat sebuah cahaya kecil.  Kalau diamati, sember cahaya itu berasal dari lampu semprong dari sebuah gubug.  Pemuda itu mencoba mendekati gubug tersebut.  Keadaan hujan saat itu masih lebat namun tidak selebat hujan sebelumnya. 


Baca Juga : Yang Terdalam


Ternyata benar, bangunan dihadapan pemuda itu adalah sebuah gubug tua. Iapun memberanikan diri untuk mampir sebentar.  Iapun memberikan salam, tak beberapa lama sebuah bayangan dating mendekati arah pintu.  Ternyata yang hadir saat itu seorang nenek yang sedang berusaha membukakan pintu.


Pintu akhirnya terbuka.  Nenek berselimutkan lau1) datang mempersilahkan pemuda itu.  “Silahkan masuk umbu)”, kata nenek itu dengan nada ramah. “Terima kasih apu)”, katanya singkat. Pemuda itu akhirnya membereskan pakaiannya yang sudah basah kuyub. 


Dihadapannya tergantung sebuah salib cirikhas bagi umat Katolik.  Salib itu arahnya keluar.  “Boleh tahu! Siapa nama umbu?” Tanya nenek itu lagi.  “Nama saya Johan.  Saya mau ke kampong lama, karena rumah saya di sana” kata pemuda itu menjelaskan.


Baca Juga : Rosario Pemberian Bunda Maria 


Pemuda itu terus mengamati keadaan ruangan gubug itu yang hanya terdiri atas sebuah ruangan lepas.  Betapa kagetnya Johan begitulah nama pemuda itu, melihat disudut kanan ruang itu dekat tungku tertidur pulas seorang bocah perempuan.  Usianya sekitar 6 tahunan.  Pemuda itu begitu prihatin dengan kondisi kedua penghuni gubug itu. 


Tiba-tiba ia dikegatkan dengan suara tawaran dari nenek itu.  “Umbu malam ini nginap saja di sini”!  Dengan mengelah nafas panjang pemuda itu mengiyakan. Agak tergesa-gesa pemuda itu mengecek handphone-nya yang disimpan didalam tasnya itu.  Jam handphone menunjukan angka 21.30 WITA, artinya ia tidak bisa menikmati lagi misa malam natal bersama keluarganya.


Nenek tadi terlihat sibuk.  Sepertinya ada sesuatu dipersiapkan olehnya.  Karena lelah pemuda itu akhirnya tertidur.  Setengah jam berlalu.  Tiba-tiba pemuda itu dikejutkan oleh suara lembut.  “Aya, bangun…bangun!” pinta bocah itu.  Pemuda itu bangun walau rasa kantuk masih menghinggapinya.  Pemuda itu hanya bisa membalasnya dengan senyuman.


Baca Juga : Sesederhana Kasih Natal


Di hadapannya sudah tersaji tiga gelas teh dan sepiring singkong rebus.  Tatkala melihat sajian itu, nyaris saja pemuda itu menitikan air mata.  Mereka pun menyatapi sajian “khas natal” ala kaum miskin.  Kaum yang kurang beruntung hidupnya.


Roman kebahagian terlihat jelas pada kedua orang penghuni gubug itu.  Mungkin bukan karena sajiannya.  Bagi mereka, kehadiran pemuda itulah yang menyemarakan suasana malam natal itu.  “Umbu, malam ini kita merayakan natal di gubug ini” canda nenek itu dalam bahasa Indonesia yang terbata-bata.


Diselah-selah makan malam itu si pemuda mencoba mengorek tentang siapa bocah perempuan kecil itu. Dengan menghela nafas panjang si Nenek pun mulai mengisahkan tentang cucunya itu.  Umbuk5) adalah anak dari mendiang putrinya.  Ibunya adalah seorang TKW di Malaysia.  Sekembalinya sebagai TKW ia mengidap sakit yang tak disembuhkan.  Berbagai usaha telah dilakukan baik melalui pengobatan medis atau melaui cara tradisional, hasilnya nihil. Sejak usia satu tahun umbuk dipelihara olehnya.


Baca Juga : Ini Desember Kedua, Marcelino!


Si nenek juga menceritakan kenapa mereka menjadi orang terasing di kampungnya sendiri.  Mereka dituduh telah mencuri singkong di lahan pertanian tetangga.  Padahal singkong yang mereka bawah pada saat itu sengaja diberikan oleh salah satu orang asing yang barusan mencuri di lahan itu.  Masyarakat yang berbondong-bondong mengejar si pencuri ubi itu menemukan si nenek malang itu tengah mengendong sekantong ubi di tengah perjalanan.  


Akhirnya nenek tadi digiring ke balai desa untuk di adili.  Warga yang dibakar api kemarahan serampangan menuduh nenek tadi sebagai pencurinya.  Dengan berbagai pertimbangan nenek itu diusir dari kampong asalnya bersama putrinya sebelum bekerja sebagai TKW di Malaysia.


Mendengar penuturan nenek tadi, si pemuda itu menjadi iba pada kehidupan kedua orang itu.  Tiba-tiba ia gak kaget saat itu jam yang dilihat pada handphonenya menunjukan angka 23. 17 WITA.  Si nenek sepertinya mengerti benar dengan keadaan si pemuda saat itu.  Iapun memohon pada cucunya untuk menyiapkan tikar bagi si pemuda tadi.


Baca Juga : Jatuh Cinta Kembali Pada Gadis Remaja Itu


“Besok jam 5 pagi saya segera meninggalkan gubug ini dan melanjutkan perjalanan ke rumah keluargaku” katanya didalam hati.  Untuk memastikan waktunya ia pun segera menyetel alarm handphone miliknya. 


Malam akhirnya menghantarkan pemuda itu pada pagi. Tak berselang beberapa detik kring-kring bunyi alarm membangunkannya. Secepat kilat ia langsung mengemas bawaannya seperti awal mula.  Ingin rasanya ia membangunkan se nenek dan cucunya.  Tapi wajah-wajah tulus membuatnya mengurungkan niatnya itu.


Dengan perlahan si pemuda itu mengeluarkan beberapa lembar uang Rp.  50 ribu-an.  Sebenarnya ia ingin memberikan secara langsung uang itu pada si nenek.  Akhirnya ia meletakan uang tersebut di bawah bantal. Dengan perlahan ia pun keluar dari gubug itu.  Sebelum berangkat ia kembali memperbaiki posisi pintu gubug itu dengan baik.


Baca Juga : Seribu Rindu Untuk Kalian


Kicauan burung murai menyambut pagi, sang pemuda memastikan langkah dengan penuh semangat kisah semalam sepertinya telah terurai menjadi kasih yang tak lekang oleh waktu.  Dedaunan yang masih basah oleh air hujan semalam bukan menjadi halangan berarti.  Si pemuda itu tahu hari ini adalah tanggal 25 Desember.  Walaupun mungkin sebentar ia pasti buru-buru untuk mempersiapkan diri mengikuti misa natal bersama berkeluarga.


“Tok, tok, tok.  Selamat pagi. Tok, tok, tok.  Selamat pagi.  Selamat pagi!” Si pemuda tak sabaran untuk berjumpa dengan sanak saudaranya.  Tak berselang beberapa menit salah satu penghuni rumah pun membukakan pintu.  Suasana menjadi gaduh, keharuan menyelimuti seisi rumah. Salah satu pemuda yang hanya di lihat melalui foto saja kini telah berada di bersama mereka. Suasana sukacita ini harus berakhir sementara karena mereka harus mempersiapkan diri untuk misa Natal di Kapela.


Baca Juga : Di Depan Arca Maria Aku Berlutut


Natal telah mempertemukan seluruh anggota keluarga.  Keberhasilan si pemuda itu menjadi kebanggan keluarga.  Walau begitu hati pemuda itu tetap jumawa.  Ia ingin terus menebar benih-benih kasih kepada sesama yang membutuhkan.


Penulis : Unclebonn

Catatan : Artikel ini sudah dimuat di www.waingapu.com tahun 2011


Thursday, May 5, 2022

Pak Tua Itu

https://www.unclebonn.com/2022/05/pak-tua-itu.html

Saya terus memperhatikan seorang anak muda yang duduknya tidak jauh dari kursi saya. Dia mengambil posisi dekat dengan pintu depan bus. Saya lebih dulu berada di bus itu. 


Dalam perjalanan pemuda itu menghentikan bus pagi yang saya tumpangi. Iapun naik. Wajahnya terlihat lugu dengan penampilan yang amat sederhana. Ia masuk ke dalam bus tanpa memperhatikan penumpang lain apalagi memberi senyum pada penumpang yang ada di sampingnya. Sepertinya ia seorang pemalu, begitu pikir saya.


Baca Juga : Berjalan Bersama Firman Tuhan


Dua puluh menit perjalanan tiba - tiba ia menghentikan laju bus itu. 


"Berhenti om!". Dan bus itu berhenti. Ia tidak lupa membawa barang bawaan yang diisinya pada sebuah tas yang sudah kumal.


Tiba-tiba di luar sana, saya mendengar konjak (kernet) marah-marah. Ada juga kata-kata makian yang keluar dari mulut si kernet bus itu.


Baca Juga : Hormati Orang Tuamu


"L**u nih. Kalau tidak ada uang jangan naik oto e. Lama lama kau kena pukul nanti," begitu kalimat yang keluar dari mulut kernet itu.


Anak muda itu hanya diam seribu bahasa. Ia sepertinya pasrah dengan keadaan. Kalau dipukul pun dia sudah siap menerimanya.


Seseorang tiba tiba bersuara dari depan. Saya lihat seorang yang sudah tampak tua. Pak tua itu duduk persis disamping pintu depan bis.


"Sudah. Saya yang bayar," kata Pak Tua itu. Ia keluar dari bus dengan tertatih tatih menemui kernet dan pemuda malang itu.


Baca Juga : Syair Dan Nada Cinta "Immortal Love" Cinta Abadi


Sesaat suasana kembali normal. Pak tua itu juga berpenampilan amat sederhana. Tapi ia memberi dalam keterbatasan dirinya. Saya hanya bisa diam. 


"Entah sampai kapan saya baru bisa menolong sesama?", kata saya dalam hati sambil menghela napas.


Memang perbuatan Pak Tua itu dalam ukuran kita itu biasa. Namun apa bisa dalam situasi seperti ini kita bisa membantu sesama atau segera memberikan pertolongan?


Baca Juga : Gayaku Biarlah Rock N Roll Soal Tuhan Di Kamar Tidur Saja 


Kita mungkin hanya ingin menolong orang yang kita kenal dan juga mempertimbangkan sisi timbal baliknya. Apakah mungkin kelak ia bisa membantu kita atau tidak?


Tapi Pak Tua itu seolah ingin mengingatkan saya bahwa mungkin saja Tuhan menyamar pada orang-orang yang sering dianggap rendah dan keterbelakangan mental. Kata Pak Tua itu lagi bahwa pemuda itu mengalami keterbelakangan mental.*


Tuesday, May 3, 2022

Misteri Kamar 33 A Hotel Mayestik

https://www.unclebonn.com/2022/05/misteri-kamar-33-hotel-mayestik.html

Pemuda itu tertidur lelap. Tampak ia tanpa beban saat itu. Aku melihatnya, sebelumnya dia berdoa dengan penuh khusyuk. Seperti itulah kebiasaannya yang aku tahu dua malam terakhir. Kami sekamar di dalam Hotel Mayestik. Kamar nomor 33 A. Dia perwakilan dari daerah. Dia menyebut dari Toraja. Daerah yang dikenal dengan adat budaya yang kental sekaligus mahal. 


Dia memperkenalkan nama kepadaku dan teman-teman sebagai Jack Halen. Kulitnya tampak terang dari padaku. Lebih cakep dengan pembawaan hangat dan menyenangkan. Sejak awal berkenalan ia sudah menciptakan suasana akrab secara alami tanpa pura-pura. Namun walau demikian ada sesuatu yang misterius terdapat pada dirinya. Terutama sorot matanya pada orang di sekitarnya. Jika ada sesuatu yang aneh disekitarnya ekspresinya bekin orang disekitarnya kepo. Bahkan bekin pangling. 


Ini malam ketiga. Sebelum melaksanakan kewajiban "doa malam" ia bertanya kepadaku apakah aku tidak merasakan aura aneh di kamar 33 A.


"Kak, apakah kakak tidak merasakan aura aneh di kamar ini? Saya benar-benar sulit tidur ketika menjelang pukul 24.00 sampai 03.00 dini hari."


"Itu sangat menyiksaku." Keluhnya.


"Hemm. Sebenarnya ada. Tapi tidak sama seperti yang kamu rasa, dik." Jawabku singkat.


Sebenarnya aku juga merasakan hal yang sama. Namun karena aku mencoba melewatkan begitu saja perasaan yang aneh-aneh seperti itu. Aku juga merasa aneh kenapa dianya bisa mendapatkan "gangguan" selama itu? Malam pertama aku memang bermimpi melihat seorang gadis menangis sedih sambil memandangi diriku disaat tidur. Pakaiannya lusuh. Terdapat bercak-bercak darah di beberapa bagian gaun putih yang ia kenakan.


Mimpi yang sama pernah aku alami ketika masih kuliah saat itu. Kejadian itu sudah lebih dari satu dasawarsa. Namun saat itu hanya melihat seorang gadis duduk penuh harap sambil melihat wajahku. Entah meminta pengasihanan atau punya rencana buruk aku tak tahu. Namun, setelah mimpi itu dua hari kemudian aku tidak sadar ternyata aku sudah berada di Kamar Mes No. 13 sementara itu kamar tidurku nomor 01. Luar biasakan? 


Saat itu aku mencoba menggali sikap penasarannya. "Pak, Jack kenapa, adik bisa merasakan keanehan seperti itu?" Tanyaku.


"Aku memang pada malam pertama aku bermimpi melihat seorang gadis dengan wajah sedih sementara itu gaun yang ia kenakan terdapat bercak darah," aku menambahkan.


"Sama kak. Ia malah mengendap-endap seraya minta tolong padaku. Sepertinya ia arwah penasaran." Jelas Jack membuat kesimpulan. 


"Kakak Anto.  Terus terang aku bisa merasakan lebih dari kakak soal kondisi disini sebab aku seorang anak indigo. Aku mewarisi dari kakeku." Terangnya kepadaku. 


Aku memang punya prasangka tentang sosok Jack Halen. Dia bukan laki-laki biasa. Sempat aku merasa kalau dia seorang dukun atau pendoa dengan talenta khusus. 


Kalau dengar-dengar sih orang yang dikategorikan indigo dia bisa mengetahui masa lalu atau masa depan atau kejadian-kejadian luar biasa yang belum diketahui oleh kebanyakan manusia. Orang indigo biasa kerap didekati arwah-arwah penasaran karena kematiannya tidak wajar. Mereka datang bukan untuk mengganggu tapi meminta bantuan kepada orang indigo itu. Orang indigo bisa merasakan aura mistis dimana saja mereka berada. 


Keponakanku pernah dipikir "gila" lantaran menyampaikan informasi yang seram kepada teman-temannya atau keluarganya. Kadang ia melihat roh halus atau arwah orang yang baru dalam proses sakratul maut. 


Kami masih sama-sama diam setelah sama-sama tahu sosok yang sama dalam mimpi kami. Dia memang yang merasakan lebih lama karena arwah yang disinyalir gadis bergaun putih itu selalu tampak hadir dalam mimpinya. Pada akhirnya, berkesimpulan bahwa gadis itu meninggal dunia tak wajar di Kamar Hotel 33 A


"Jadi bagaimana tindakan kita selanjutnya?" Tanyaku pada Jack.


"Mestinya gadis itu didoakan. Biar dia ikhlas dengan kematiannya. Dia memang meninggal tak wajar di kamar ini." 


"Apakah kita tidak bisa berdoa untuk membuat kamar ini aman?" Tanyaku lagi pada Jack yang tampak cuek.


"Ini tidak dengan doa biasa. Namun diperlukan ritual khusus bila perlu butuh medium." Terangnya.


"Apa itu medium, Pak Jack?"


"Medium adalah seseorang yang akan dijadikan perantara dari arwah penasaran tersebut. Jadi orang itu hanya digunakan tubuhnya sementara untuk mendapatkan informasi dari korban. Tapi tidak semua orang bisa jadi medium hanya orang tertentu saja." Tutur Jack bak seorang ahli. 


"Lalu apa yang bisa kita lakukan malam ini?" Tanyaku lagi karena iba dengan arwah gadis itu. 


"Kita tidak bisa melakukan apa-apa. Biarlah masalah ini menjadi bagian banyak orang, kak. Mestinya masalah ini menjadi masalah pemilik hotel." Katanya menutup percakapan kami.


Aku melihat Jack Halen langsung mengambil posisi doa. Itulah kebiasaannya yang cukup religius. Ia senantiasa memohon ijin jika ia mau memulai doa. Sementara aku langsung merebahkan tubuhku ke kasur yang lembut. 


Sebelum menutup mata pikiraku berkecamuk. Merasa prihatin dengan arwah gadis itu. Ingin rasanya membantu namun aku tak punya kemampuan lebih. Akhirnya aku pun sepakat masalah Kamar Hotel 33 A menjadi masalah banyak orang. 


Esok pagi sebelum penutupan kegiatan lokakarya, aku menyempatkan diri untuk menggali informasi dari tukang taman yang ada di Hotel itu. 


Pagi pun tiba. Sebagian peserta sudah berkemas-kemas karena acara penutupan lokakarya tutup hari ini. Karena sudah punya niat, pagi-pagi aku sudah mempersiapkan diri lebih cepat dari hari sebelumnya. Sebelum bergegas ke lokasi taman hotel aku sempatkan diri ngopi dan snack di lantai dasar Hotel Mayestik. Perlahan aku menuju ke tengah taman disitu ada beberapa orang petugas taman. Namun langkahku tertuju pada seorang pria secara fisik terlihat paling tua. 


"Pak, udah berapa lama kerja disini?" Tanyaku pada seorang bapak yang berusia sekitar 50 tahunan.


"Eh, mas. Aku disini hampir 25 tahunan semenjak hotel ini ada?"


"Wah, udah lama banget ya kerja disini."


"Apa sudah nyaman ya Pak?"


"Iya, mas. Selain itu Bapak pemilik hotel ini sudah memintaku agar aku bekerja disini selamanya."


"Oh Iya Pak, apakah hotel ini ada yang aneh-aneh?" Tanyaku menggali informasi.


"Oh palingan kamar 33 A, Pak." Kaget aku mendengar jawaban polos itu. 


"Kamar itu memang dikeluhkan banyak tamu, mas. Namun pihak manajemen hotel enggan menanggapi. Sepertinya menganggap hal itu halusinasi para penghuni kamar saja," beber tukang kebun itu. 


Mau melanjutkan percakapan tiba-tiba ada panggilan masuk di handphone ku. Nama tertera Jack Halen. 


"Pak Anto, acara penutupan lokakarya akan segera dimulai. Ayo segera kemari." Ajaknya via handphone.


Dalam perjalanan menuju aula akhirnya saya berpikir misteri Kamar 33 A biarlah menjadi masalah bagi banyak orang. Benar kata Jack Halen, untuk membebaskan arwah penasaran itu bukan sekedar doa tapi dibutuhkan ritual khusus dan medium oleh karena itu biarlah arwah gadis bergaun putih itu menjadi bagian dari banyak orang.*


Baca Cerpen Menarik Lainnya : 

  1. Jalan Panjang Sang Pangeran
  2. Penyihir Episode 1
  3. Penyihir Episode 2
  4. Rosario Pemberian Bunda Maria
  5. Hijrah Cinta Tanpa Batas

Saturday, April 16, 2022

Sisi Lain Paskah, Jiwa Yang Terpanggil untuk Melayani

https://www.unclebonn.com/2022/04/sisi-lain-paskah-jiwa-yang-terpanggil.html

Hujan lebat memgguyur di kampung itu. Terlihat seorang pemuda berlari lari kecil. Sepertinya ia mau mencari tempat untuk berteduh. Ia memang memakai payung tapi sebagian pakaiannya tak bisa ia selamatkan. Tiga seperempat celana panjang yang ia kenakan basah. Tas hitam kecil yang ia tenteng sekali-kali ia junjung untuk menghindari hujan lebat yang disertai angin kencang juga kena air hujan walau menembus isi dalam tas itu.


Hari mulai malam. Seharusnya tepat jam 7 malam ini ia harus memimpin misa malam paskah (Sabtu Suci) bagi umat di kampung itu.


Baca Juga : Tetap Dibawah Kaki Salibnya


Terbatasnya jumlah imam ditambah lagi keberadaan umat yang mendiami daerah terpencil dengan perumahan yang menyebar alternatifnya guru agama diberdayakan untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan imani.


Guru Alo namanya. Berperawakan kecil dan berusia sekitar 27 tahun. Walau ia kecil soal semangat pelayanan ia patut diacungi jempol. Belasan kilometer ia sanggup berjalan kaki untuk melayani umat. Itu ia lakukan setiap hari minggu, berbulan bulan bahkan sudah hampir lima tahun ia jalani kerja mulia ini.


Baginya pelayanan imani seperti ini adalah panggilan jiwa. Kalau bukan panggilan jiwanya sudah barang tentu ia tinggalkan dan memilih melayani umat di tempat lain. 


Baca Juga : Apa Dasar Penggunaan Warna Liturgi Dalam Gereja Katolik? 


Melayani umat di daerah pedalaman jangan pernah berharap mendapatkan timbal balik yang besar. Malah Anda mesti mengeluarkan energi ekstra untuk mempengaruhi umat yang lebih mempedulikan pekerjaan mereka ketimbang berada di gereja beberapa jam. Kalau hadir, itupun hanya dalam hitungan jari.


Tapi itulah Guru Alo yang tulus melayani umat. Dengan separuh pakaian basah ia pun sampai juga di Kapela Bunda Suci di kampung itu. Umatpun menyambutnya dengan penuh rasa gembira. Mereka menanti prosesi malam paskah walau itu dikakukan secara sederhana sesuai kapasitas guru Alo.


Baca Juga : Berjalan Bersama Firman Tuhan


Untuk perayaan paskah atau natal jika tak ada imam yang hadir maka guru Alo-lah yang hadir menemani umat di kapela itu.


Ada beberapa gadis muda berpenampilan menarik menjadi pemandu acara misa. Mereka adalah mahasiswa yang mengisi liburan paskah di kampung halamannya sendiri.


Guru Alo menjadi kebanggaan umat di kampung itu. Ia tidak diberi uang. Jika hasil panen tiba umat akan memberi sebagian hasil panen mereka kepada guru Alo. Yang lebih besar lagi "pemberian" doa dari umat yang ia layani.


Baca Juga : Mengenal Lebih Dekat Suster Elisabeth Sutedja Lulusan Terbaik Harvard University Yang Memilih Hidup Membiara


Selamat Menjalani Ibadah Tri Hari Suci dan Selamat Merayakan Hari Raya Paskah Tahun 2022.*


Artikel Lawas 16 April 2017

 

Wednesday, March 9, 2022

Paijo dan Lestari

https://www.unclebonn.com/2022/03/paijo-dan-lestari.html

Ini cerita tentang kisah anak desa. Kisah cinta dan perjuangan hidup dari anak desa itu. Cinta tak selamanya saling memiliki namun cinta tak pernah hilang dari esensi nilainya. 


Paijo itu laki-laki lugu dari kampung. Tampang standar tanpa polesan. Namun ia jujur dan taat asas, taat pada nasihat orang tua serta rajin berdoa pula. Ia menempuh pendidikan sejak SD sampai menamatkan SMP di sebuah desa terpencil. Boleh dikatakan Paijo itu produk alami tanpa kontaminasi budaya modern. 


Baca Juga : Syair Dan Nada Cinta "Immortal Love" Cinta Abadi


Awal ke kota ia benar-benar terkejut dengan “dunia” barunya. Semua baru, tata krama baru, gaya komunikasi baru, dst. Pokoknya semua hal serba baru. 


Di SMA tempat Paijo akan bersekolah ia tak mempunyai teman. Saat masa pendaftaran ia sendirian. Belum ada yang mau berkenalan dengannya dan ia sendiri juga masih sungkan dengan calon siswa baru sepertinya saat itu. Maklum saja anak kampung. Nasihat orang tuanya, “kamu harus jaga sikap dan tutur kata.” Bisa jadi karena itulah Paijo selalu kaku berhadapan dengan orang baru.


Baca Juga : Dahsyatnya Cinta Bahwa Cinta Membutuhkan Aksi Dan Bukti


Suatu hari ada seorang siswi yang mampu mengalihkan perhatian Paijo. 


Siswi itu cantik dan pintar namun ia sopan dan ramah. Siswi ini benar-benar istimewa bagi Paijo. Mereka satu kelas jurusan IPA. Soal otak, Paijo juga ok. Terus terang Paijo banyak belajar dari siswi ini. Dan siswi itu kelak menjadi inspirasi bagi Paijo. 


Semester awal Paijo masih kalah dengan teman perempuannya ini. Namun disemester berikutnya ketekunan Paijo akhirnya membuahkan hasil. Ia masuk dalam nominasi 3 besar. Penampilan fisik makin ok namun ia tetap mempertahankan “ke-ndesoannya” seperti apa kata orang tua.


Baca Juga : Ku Cinta Caramu


Gadis-gadis sekelas bahkan dari kelas lain mulai banyak yang naksir sama Paijo karena kecerdasannya. Paijo tak gubris dengan curi-curi perhatian gadis-gadis remaja sebayanya. Namun ada salah satu gadis yang benar-benar mengganggu keluguan Paijo. Nama gadis itu Lestari. 


Lestari anak bahasa. Lestari menjadi primadona di kelasnya. Selain pintar ia juga cantik. Bedanya ia sombong. Kerap Paijo berpapasan dan juga menegur Lestari namun tak pernah dibalas oleh Lestari. Perhatian Paijo tak mendapat respon. Cenderung sinis. Sombong ya si Lestari itu?


Soal tampilan fisik beda jauh, sebelas dua puluh sembilan antara mereka berdua. Paijo pergi pulang sekolah modal jalan kaki sementara itu Lestari di antar jemput oleh orang suruhan orang tuanya.


Baca Juga : Cinta Yang Mendamaikan


Sampai dipenghujung belajar cinta Paijo pupus. Cinta pada Lestari membuat Paijo belajar keras. Buah kerja keras menjadikan Paijo berprestasi bahkan siswa andalan di sekolahnya. Banyak perlombaan diikutinya dan berhasil juara. Ia akhirnya mendapatkan beasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri. Ia pun juga tuntas pendidikan di kampus itu dengan predikat cum laude. 


Ia sempat mengontak Lestari sayang gaya Lestari tetap saja judes dan tak peduli. Pokoknya label sombong terus melekat pada dirinya. 


Baca Juga : Sephia


Akhirnya Paijo sadar Lestari bukan untuknya. Dan ia pun memutuskan untuk mencari cinta yang lain. Namun karena rasa sayangnya pada Lestari saat itu (sangat berjasa) telah membangkitkan semangat belajarnya. Sehingga Paijo pintar dan juara kelas. Menurut Paijo modal cintanya hanya dengan prestasi karena dia anak kampung. 


Sekarang Paijo sudah mendapatkan cinta yang mencintainya tanpa batas. Selamat e kk Paijo.*


Tuesday, January 18, 2022

Yang Terdalam

https://www.unclebonn.com/2022/01/yang-terdalam.html

Kamu masih muda. Namun kamu memikul beban besar. Beban hidupmu bersama biji matamu. Ya bagiku itu malaikat penghiburmu dari benih cinta yang tak terukur. 


Ini sebuah goresan rahasia hidup. Biarlah kasih ini berjalan dalam kesenyapan. Jangan mengumbar kasih sekedar ingin dipuji atau mengikat orang lain dengan kuasa kebaikan


Ku dengar engkau keras kepala. Menerima segala sesuatu walau sampai fisikmu disiksa. Katanya demi mempertahankan sikap dan keputusanmu itu. Kamu suka melawan karena cara berpikirmu itu walau itu keliru. Ku pikir itu salah. Kenapa? 


Baca Juga : Rosario Pemberian Bunda Maria


Orang akan berusaha tidak akan terjatuh pada lubang yang sama. Jika cara berpikir seperti itu sekali lagi bagiku Itu salah. Masa muda kita mesti belajar dari setiap kesalahan dan kekeliruan. Sadarlah akan itu.


Hari ini memang kamu masih muda. Sebagian beban hidupmu dan mereka masih ada yang menanggung. Kamu masih punya sandaran. Masih ada cinta dan kasih sayang dari orang-orang yang menyayangi kamu. Tapi semua ada batasnya. Mestinya mulai saat ini kamu harus bisa memiliki cara berpikirmu yang visioner. Yang melihat jauh kedepan. Bukan bawa asyik sendiri. Berpikir yang lebih detail bahkan memperhitungkan masalah potensial. Itu pesan dariku. 


Baca Juga : Jatuh Cinta Kembali Pada Gadis Remaja Itu


Aku hanya peduli dalam tataran kemanusiaan. Karena hanya ingin menciptakan sejarah sendiri sebagai manusia yang ingin menikmati pesona dalam kebaikan. Menikmati kemuliaan dari ajaran kasih yang tanpa pamrih. Nilai-nilai kemanusiaan yang sederhana. Ya yang bisa aku lakukan. Pada seseorang yang masih muda namun berbeban berat. Pada wanita muda sepertimu.


Lebihmu itu kamu bersikap apa adanya. Kamu menerima dalam sebuah pengertian. Akupun menyadari jikalau ada kekaguman itu wajar. Namun serahkan pada yang kuasa. 


Baca Juga : Seribu Rindu Untuk Kalian


Jika kamu kedepan telah menjadi seekor burung Garuda dengan kepak sayapnya yang kuat dan cakar-cakar yang tajam silahkan tolaklah semua pemberian ini. Empati ini. Rasa solidaritas ini. Rasa kesetiakawanan ini. Tolaklah semua dan jika mau buanglah di tempat sampah. Jika berkenan simpan saja dihatimu jangan kau umbar lakukan kebaikan yang sama pada orang lain. Jika kelak kamu bisa.


Ini sebuah goresan rahasia hidup yang terdalam. Biarlah kasih ini berjalan dalam kesenyapan. Jangan mengumbar kasih sekedar ingin dipuji atau mengikat orang lain dengan kuasa kebaikan. Itu munafik. 


Baca Juga : Hijrah Cinta Tanpa Batas


Yakinlah kamu, jika manusia tidak menggapai segala tindakan kebaikanmu itu lebih baik karena Tuhan yang membalasnya. Mata Tuhan selalu tertuju pada setiap umatnya yang berniat baik melakukan kebaikan atas nama cinta kasih dan kemanusiaan. Tetap profesional dan penjarakan saja kekaguman itu dalam rasionalitas. Pahamkan?


Terima kasih Tuhan. Ajari aku untuk mengasihi. Jadikanlah diriku orang yang berguna. Yang terdalam. Amin. 


Baca Juga : Bukan Sekedar Puisi Cinta



Sunday, January 2, 2022

Dibalik Nama Pertamina Mandalika International Street Circuit Ada Cerita Legenda Putri Mandalika

https://www.unclebonn.com/2022/01/dibalik-nama-pertamina-mandalika.html

Bagi pecinta motoGP Indonesia sudah menjadi perhatian serius terkait bagaimana perkembangan pembangunan Sirkuit Mandalika atau Pertamina Mandalika International Street Circuit. Sirkuit MotoGP Mandalika masuk dalam kalender pagelaran motoGP tahun 2022 tepatnya akan dilaksanakan pada tanggal 18-20 Maret 2022. 


Untuk diketahui Sirkuit Mandalika sudah sukses menyelenggarakan World Superbike tahun 2021. Hasilnya, trek sepanjang 4,3 km dan yang terdiri dari 17 tikungan ini dinyatakan layak digunakan sebagai lokasi tuan rumah putaran final WSBK Indonesia pada 19-21 November 2021 lalu.


Nah tahukah anda bahwa nama sirkuit ini berkaitan erat dengan cerita atau legenda masyarakat suku Sasak di Pulau Lombok tentang seorang putri raja yang cantik dan bijaksana. Ia rela mengorbankan hidupnya untuk menghindari negerinya dari peperangan akibat api cemburu para pangeran yang melamar dirinya. Sehingga sampai saat ini masyarakat suku Sasak, Lombok terus melakukan bau nyale.  


Ada upacara tradisional suku Sasak untuk menangkap cacing laut cacing-cacing laut dalam bahasa Sasak disebut nyale. Nyale ini akan keluar ke pantai tepat pada hari ke-20 setelah purnama di bulan ke-10 menurut kalender suku Sasak. Pantai Kuta Lombok terletak di kabupaten Lombok Tengah provinsi Nusa Benggara Barat yang dipercaya hingga sekarang oleh masyarakat suku Sasak atau cacing laut ada hubungannya dengan seorang putri raja di masa lampau yang bernama Putri Mandalika


Lantas bagaimana kisahnya? Yuk mari kita simak alur cerita berikut ini. Pada zaman dahulu kala disebutkan ada sebuah kerajaan yang terletak di Pulau Lombok dimana kerajaan tersebut berada tidak jauh dari pantai atau kerajaan Tanjung Baru. Dan sang raja memiliki permaisuri bernama Dewi Seranting. Raja memimpin kerajaan dengan sangat adil dan bijaksana, rakyat hidup dengan rasa aman dan tentram karena pemimpin yang mumpuni sehingga  rakyat sebuah negeri akan mengalami apa yang dinamai kemakmuran dan kesejahteraan.


Kebahagian rakyat dan keluarga istana semakin bertambah setelah permaisuri melahirkan seorang bayi perempuan. Nama yang diberikan oleh raja Tanjung Baru kepada putrinya adalah Putri Mandalika. 


Putri Mandalika tumbuh menjadi seorang putri yang tak hanya berparas cantik tetapi juga berkepribadian baik. Ini ditunjukkan dengan sifatnya yang baik, sopan, bahasanya lembut dan ramah kepada semua orang. Karena kecantikannya membuat para pangeran di berbagai kerajaan dan para pemuda menjadi memperebutkan Putri Mandalika. Mereka diyakini telah terpikat akan kecantikan Putri Mandalika. Hingga kemudian banyak para pemuda dan para pangeran banyak yang melamar sang Putri.



Suatu hari datanglah seorang pangeran untuk melamar sang putri raja. Sang Raja bertanya kepada pangeran yang datang itu.


“Kalau boleh tahu apa tujuan pangeran berkunjung?” tanyanya.


“Maafkan Ananda yang mulia Raja Tanjung Baru, selama ini ananda telah mendengar tentang Putri Mandalika yang tidak hanya cantik tetapi juga memiliki budi pekerti yang sangat mulia. Tujuan dari kedatangan ananda adalah untuk melamar putri menjadi permaisuri ananda,” jelas sang pangeran panjang lebar. 


Namun raja Tanjung Baru menyerahkan semua keputusan itu pada putrinya. Raja Tanjung Baru sangat tersanjung dengan niat pangeran itu. Sebagai seorang ayah yang bijak ia menyerahkan keputusan itu kepada  Putri Mandalika.


Yang data melamar Putri Mandalika bukan hanya satu pangeran melainkan belasan pangeran dari berbagai kerajaan di seluruh negeri. Akhirnya raja Tanjung Baru berubah dan mengadakan rapat terbatas dengan permaisuri dan putrinya untuk segera memutuskan pangeran mana yang akan raja terima.


Raja meminta agar permaisuri raja dan putrinya menimbang secara matang tentang pangeran yang akan dipilih dan raja akan merestui siapapun pangeran yang akan dipilih oleh Putri Mandalika sementara permaisuri bisa mendoakan sang putri kebanggaan mereka.


Putri Mandalika tidak langsung memberi jawaban semua pangeran yang melamarnya. Putri Mandalika ingin mengenali siapa saja pangeran yang melamarnya. Putri Mandalika sepertinya berpikir keras menentukan pilihan sedangkan para pangeran itu mulai tidak sabar sehingga terjadi keributan kecil.


Seorang pangeran di antara mereka pasti berkata bahwa Putri Mandalika akan memilihnya karena ayahnya adalah raja besar yang menguasai Utara sana. Seorang pangeran lagi berkata bahwa Putri Mandalika pasti memilihnya bahwa di timur dialah yang paling layak menikah dengan Putri Mandalika jika sampai pangeran lain yang terpilih dia pastikan bahwa pasukan akan menyerang kerajaan pangeran yang diterima Putri Mandalika.


Dan setelah mendengar ancaman dari pangeran itu seorang pangeran mengancam balik. 


“Kamu pikir aku tidak berani menyerang kerajaanmu  dengan pasukanku. Biar kamu tahu ya armada pasukan kerjaan kami punya persenjataan yang lebih lengkap kalau aku tidak terpilih maka aku bersumpah semua armada angkatan laut ayahku akan bumi hanguskan kalian!”


Melihat dan mendengar ancaman itu Putri Mandalika menghardik mereka. Tiba-tiba semua pangeran langsung diam di tempat karena terkejut Putri Mandalika ternyata berani membentak mereka. 


Pada hari ke-20 bulan ke-10 pada penanggalan sasak (masyarakat yang mendiami pulau Lombok disebut sebagai masyarakat suku sasak). Putri mengundang semuanya untuk berkumpul di pantai Seger (atau dikenal pantai kuta Lombok) pada waktu pagi buta sebelum adzan subuh berkumandang.


Putri Mandalika tidak memberi jawaban dengan terburu-buru. Putri Mandalika pun bersemedi di tepi pantai Seger cari cara menghindari pertumpahan darah dengan memohon petunjuk yang maha kuasa pada malam sebelum hari ke-20 Putri Mandalika selesai bersemedi dan menemui kedua orang tuanya.


Putri Mandalika mengajak ayah dan ibunya bahwa besok pagi-pagi (sebelum subuh) mereka mesti datang ke pantai tempat ia melakukan semedi. Putri Mandalika menjelaskan bahwa dirinya sudah mempunyai keputusan soal siapa pangeran yang akan dipilihnya. 


Dan hari yang ditunggu-tunggu para pangeran pun tiba belasan pangeran itu pun sudah menunggu dengan tidak sabar. Tidak hanya para pangeran, rakyat juga berduyun-duyun datang ke pantai mereka ingin mengetahui siapa yang akan menjadi suami Putri Mandalika.


Putri Mandalika ditemani ayah dan ibunya datang dengan berjalan kaki namun Putri Mandalika memakai kereta kencana dengan busana layaknya bidadari dari kahayangan. Putri Mandalika sangat cantik, anggun, dan memesona hari itu.  Putri Mandalika berjalan menuju karang tempat ia melakukan bersemedi dan berkata: 


“Dengar baik-baik apa yang akan aku katakan aku tidak akan mengulanginya. Jika aku menerima salah satu dari kalian maka akan ada pertumpahan darah. Di negeri ini (Pulau Lombok) akan saling berperang dan aku hanya menginginkan rakyat negeri kita ini hidup makmur aman dan tentram saya tak akan sanggup melihat peperangan.”


“Dan negeri-negeri saling bermusuhan para pangeran akan tetap bisa hidup enak tetapi ingatlah nasib rakyat kalian, rakyatlah yang selalu menjadi korban dan menderita akibat keputusanku maka aku memutuskan menerima lamaran kalian semua. itulah keputusanku. Dan keputusanku ini akan menghindarkan rakyat yang tidak berdosa dari kejamnya perang.”


“Ibu dan ayah terima kasih telah membesarkanku dengan kasih sayang namun aku belum cukup berbakti untuk membalas kebaikan ibu dan ayah tetapi takdir sudah menentukan demi kebaikan kita semua”


“Nanti akan muncul nyale berwarna-warni di pantai ini biarkan rakyat mengambilnya mereka bisa memasaknya atau menaburkannya ke sawah ladang mereka,” pungkasnya. 


Ketika semua yang hadir masih belum paham apa maksud perkataan Putri Mandalika tiba-tiba Putri Mandalika melompat ke laut dan  sebuah ombak besar datang dan membawa sang putri kelautan.  Tanpa dikomando seluruh rakyat dan pangeran segera terjun ke laut mencari sang Putri. Mereka berusaha menyelamatkan Putri Mandalika tapi sepertinya usaha mereka sia-sia. Putri Mandalika sudah melebur bersama lautan.


Ketika semua sudah sangat kelelahan mencari sang Putri tiba-tiba dari arah laut datanglah nyale berwarna-warni yang jumlahnya tak terhingga akhirnya semua yang hadir menjadi paham maksud sang Putri seperti pesan Putri Mandalika.  Setiap mengambil nyale mereka mengenang bahwa nyale itu adalah jelmaan Putri Mandalika.


Nah, saudara sebangsa dan setanah air kehadiran Pertamina Mandalika International Street Circuit di Kuta-Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Timur bukan saja menjadi kebanggaan masyarakat setempat, Lombok saja tapi seluruh masyarakat-bangsa dan negara Indonesia. 


Keluhuran hati Putri Mandalika akan terpatri bagi masyarakat Lombok hingga hari ini. Gambaran akan keindahan dan kepaduan alam dengan arsitektur sirkuit Mandalika akan menjadi menifestasi keanggunan Putri Mandalika dimasa kini. Legenda Putri Mandalika akan terus dikenang bersama perjalanan pembangunan sirkuit Mandalika dan juga anak-anak Lombok sejauh mana mereka merawat apa yang sudah menjadi kearifan lokal masyarakat setempat. 


Catatan:

Nyale adalah binatang laut yang bentuknya seperti cacing dengan warna-warni yang sangat indah, dan hanya muncul sekali dalam setahun pada tanggal yang sama saat menghilangnya Putri Mandalika di tengah laut. Pada tanggal kemunculan Nyale, seluruh masyarakat berkumpul di pantai Seger dan sekitarnya untuk mencari Nyale untuk dikonsumsi, sambil mengenang kisah Putri Mandalika.