Terima Kasih Telah Berkunjung ke Unclebonn.com unclebonn.com: Natal
Showing posts with label Natal. Show all posts
Showing posts with label Natal. Show all posts

Thursday, December 22, 2022

Sebuah Catatan 17 Desember 2017 : Natal Dalam Kesederhanaan

https://www.unclebonn.com/2022/12/sebuah-catatan-17-desember-2017-natal.html

Membaca artikel yang ditulis Pdt. Andreas Anangguru Yewangoe yang diberi judul, Mengapa Kita Tidak Perlu ke Monas Merayakan Natal, pesan yang disampaikan menarik dan sarat makna. Alasan utama yang disampaikan oleh Pak Pdt Andreas adalah alasan teologis. Natal dalam konteks Kristen adalah inkarnasi Ilahi (Allah Bapa) menjumpai manusia yang hina-dina, berlumuran dosa. Justru karena itulah ia dilahirkan di kandang domba. Ia tak memilih dilahirkan di Istana yang megah. Dan menurut saya Allah mencitrakan diri-Nya pribadi yang sederhana.


Baca Juga : Kasih Nyata Seorang Saudara Seindah Kasih Natal


“Kembali ke Monas”


Mestinya kita bersyukur Pemprov DKI memiliki niat adil menawarkan kepada umat Kristen menyelenggarakan perayaan Natal di Monas  (Monumen Nasional). Dasar hukumnya Peraturan Gubernur (Pergub) No. 186 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Nomor 160 Tahun 2017 Tentang Pengelolaan Kawasan Monumen Nasional, ditetapkan kembali bahwa Monas dapat digunakan untuk kegiatan pendidikan, sosial, budaya, dan keagamaan.


Jadi agama apa saja boleh melaksanakan kegiatan keagamaan di Monas. Anehnya PGI sebagai organisasi yang memayungi gereja Kristen di Indonesia menolak rencana Pemprov DKI tersebut. Alasan seperti diberitakan oleh media online terkemuka Indonesia baik viva.co.id, detik.com, merdeka.com maupun tribunnews.com kuatir adanya politisasi agama. 


Baca Juga : Pria Di Gubuk Sederhana Itu


Saya pun masih menunggu sikap KWI (gereja Katolik) terkait niat baik dan adil Pemprov DKI itu. Apakah gereja Katolik mengambil bagian atau bersikap yang sama seperti PGI? Ditunggu kabarnya.


Pak Pdt Andreas dalam tulisan tersebut tidak secara gamblang menyatakan adanya nuansa politik dalam rencana natal di Monas. Tapi beliau lebih menekankan kesederhanaan dalam merayakan natal. Natal tidak perlu bersukaria di tengah kota. Kita berbagi kebahagiaan di rumah, orang lain disekitar bahkan sesama manusia. 


Natal itu umat Kristen atau kaum kristiani harus peka dengan kehidupan manusia yang menderita, yang susah dan tertekan dalam tata kehidupan hari ini. Ini yang mesti menjadi perhatian umat Kristen Indonesia melihat sesama dalam kacamata kemanusiaan. 


Jika Pemprov DKI memiliki pos dana untuk natal, sebaiknya dana itu di serahkan ke gereja dan dengan dana itu gereja menyumbangkan untuk korban gempa di Sukabumi,  masyarakat korban letusan gunung Agung di Bali, atau warga negara yang sakit dan membutuhkan uluran dana. Dan inilah perwujudan  kasih Natal yang sesungguhnya.


Selamat menyongsong Natal dan Salam Damai


Waingapu, 17 Desember 2017


Tuesday, December 6, 2022

Apakah Krans Adven yang di Rumah Perlu Diberkati?

https://www.unclebonn.com/2022/12/apakah-krans-adven-yang-di-rumah-perlu.html

Kemarin kan kita diskusi kalau umat boleh memasang lingkaran Adven di rumahnya. Pertanyaan saya selanjutnya adalah apakah Lingkaran Adven yang ada di rumah itu perlu diberkati oleh imam? Lalu, kira-kira kapan sebaiknya kita menyalakan lilin Adven kita di rumah? 


Jika keadaan memungkinkan, sebaiknya Lingkaran Adven dimintakan berkat dari imam atau diakon yang tertahbis. Jika keadaan tidak memungkinkan, maka berdasarkan pada imamat umum, seorang kepala keluarga bisa berdoa memohonkan berkat atas Lingkaran Adven itu.


Lalu kapan kita menyalakan lilin Advennya?


Untuk setiap Minggu, lilin bisa dinyalakan pada hari Sabtu sore atau Minggu pagi. Sangat baik kalo penyalaan lilin ini dilakukan dalam konteks doa bersama di dalam keluarga, misalnya pada doa malam bersama. Bisa digunakan Doa Masa Adven dari Puji Syukur maupun Mada Bhakti, atau Ibadat Adven yang sudah banyak beredar itu.


Lingkaran Adven yang dipasang di dalam keluarga membantu menciptakan suasana mempersiapkan diri menyambut kedatangan Kristus. Banyaknya lilin yang bernyala menjadi tanda semakin dekatnya kelahiran Sang Penyelamat. Doa bersama selama masa Adven membantu semua anggota keluarga untuk semakin menyadari kehadiran Yesus Kristus di dalam keluarga sekaligus mengingatkan akan kedatangan-Nya yang kedua.


Demikian penjelasan singkat terkait pertanyaan apakah Krans Adven yang ada di rumah perlu diberkati atau tidak. Pemberkatan lingkaran Adven sebaiknya dilakukan oleh imam atau diakon. Semoga bermanfaat dan semakin menguatkan iman Katolik kita. Amin.


Baca Juga : 

Bagian 2 Bolehkah Umat Katolik Merayakan Natal Sebelum Tanggal 25 Desember?

Bolehkah Membuat Lingkaran Adven Di Rumah?


Penulis : MYB 


Catatan: Artikel ini sudah diedit sesuai kebutuhan blog. Terima kasih 


Bagian 2 Bolehkah Umat Katolik Merayakan Natal Sebelum Tanggal 25 Desember?

https://www.unclebonn.com/2022/12/bagian-2-bolehkah-umat-katolik.html

Ada seorang kenalan saya non Katolik bertanya demikian: “Mengapa Gereja Katolik belum boleh merayakan Natal sebelum tanggal 25 Desember? Padahal Natal itu hanya suatu bentuk peringatan kelahiran Yesus. Yesus telah lahir maka peringatannya bisa dilakukan kapan saja. Itu lumrah dan tidak perlu dipersoalkan. Lagi pula tidak ada informasi yang jelas dari Kitab Suci kapan Yesus itu dilahirkan?


Peringatan Yesus lahir pada tanggal 25 Desember itu perkiraan saja, karena Gereja Timur seperti Ortodoks merayakan Natal tanggal 7 Januari”. Kemudian teman tersebut melanjutkan, “kalau alasan yang digunakan adalah agar tidak mengganggu suasana Adven atau Penantian, maka itu juga kurang tepat. 


Baca Juga : Natal Sebentar Lagi, Yuk Simak 11 Fakta Menarik Seputar Natal!


Menurut teman tersebut, Penantian atau Adven itu mengacu pada kedatangan Kristus untuk kedua kalinya. Oleh karenanya waktu yang digunakan untuk menanti itu tidak terhitung. Sementara orang Katolik menghitung masa penantian itu hanya dalam empat minggu. Ini tentu perhitungan yang sangat tidak tepat dan tidak ada pendasaran yang memadai. Apa pendapatnya?


Mungkin pemikiran seperti inilah yang mendasari beberapa Gereja non Katolik sehingga mereka membolehkan merayakan Natal sebelum tanggal 25 Desember. Kita juga curiga bahwa cara berpikir ini, banyak diadopsi juga oleh orang Katolik sehingga mereka terlibat sangat aktif dalam perayaan Natal sebelum tanggal 25 Desember atau bisa jadi juga karena orang Katolik sendiri tidak mengerti, sehingga ikut membeo saja. Sebagai orang Katolik ada beberapa hal yang perlu kita ketahui, mengapa Gereja belum merayakan Natal sebelum tanggal 25 Desember.


Baca Juga : Catatan Awal Tahun 2022: Natal Bersama SMK Negeri 1 Pandawai 07 Januari 2022


Apa alasan-alasannya?


Pertama, dalam Gereja Katolik dikenal istilah tahun liturgi. Tahun liturgi berisi masa perayaan-perayaan liturgi yang sudah dirumuskan sedemikian rupa dan berlangsung dalam satu tahun. Perayaan masa liturgi selama satu tahun tersebut tidak ditentukan begitu saja tetapi mengacu kepada tradisi, kitab suci dan akal budi manusia yang berproses dalam waktu. Dalam masa liturgi itu, terkandung waktu atau masa kapan perayaan itu diadakan. Karena semua sudah tercantum dalam penanggalan kalender liturgi maka semua perayaan ada saat dan waktunya. 


Saya ingat dalam kalender penggalan liturgi semuanya sudah jelas tanggal-tanggal perayaan itu.


Misalnya perayaan Natal tercantum dalam kalender liturgi jatuh pada tanggal 25 Desember bukan tanggal lainnya. Kalau perayaan Natal jatuh pada tanggal 25 Desember ya dirayakan pada tanggal 25 Desember bukan dirayakan tanggal 3, tanggal 5 atau tanggal berapa saja semau kita. Untuk segala sesuatu di bawah bumi ini ada waktu dan saatnya, demikian kata pengkotbah. Untuk memberi bobot dan makna yang mendalam pada perayaan, maka orang Katolik merayakan sesuai saat dan waktunya.


Baca Juga : Catatan Admin : "Natal Online Dan Tradisi Natal" Di Masa Covid-19


Menurut saya aneh, misalnya ada sekelompok orang yang datang ke rumah kita merayakan hari ulang tahunmu pada tanggal 5 Mei, padahal kamu lahir pada tanggal 27 Mei, misalnya. Tentu kalau dipaksakan, ini memungkinkan dilakukan, tetapi tetap saja membawa kesan aneh secara logika dan kerancuan akal sehat, kendati pun dimaknai hanya sebagai moment peringatan. 


Orang Katolik tidak merayakan Natal sebelum tanggal 25 Desember, itu karena hanya mau memberi bobot dan makna pada waktu atau saat dari terjadinya peristiwa kelahiran Kristus. Maka kalau ada yang merayakan Natal sebelum tanggal 25 Desember maka pertanyaan saya adalah Yesus Kristus mana yang mereka rayakan kelahirannya. Kalau Yesus Kristus Sang Juruselamat, ya lahir-Nya tanggal 25 Desember, dan banyak Gereja selain, juga Gereja Katolik sepakat dan mengakui bahwa Yesus lahir tanggal 25 Desember berdasarkan penanggalan kalender Gregorian dan kita semua menggunakan penanggalan itu.


Apakah tanggal 25 Desember itu tanggal yang tepat kelahiran Yesus ataukah itu hanya perkiraan saja?


Itu yang mau Kaka jelaskan pada poin yang kedua ini, bahwa perayaan Natal yang jatuh pada tanggal 25 Desember memang itu suatu perkiraan, tetapi itulah waktu yang paling tepat kalau kita mengacu pada kalender Gregorian. Semua orang di Indonesia bahkan hampir seluruh dunia menggunakan penanggalan Kalender Gregorian sebagaimana yang kita gunakan saat ini. 


Baca Juga : Selamat Datang Desember Dan Selamat Datang Natal


Sebelum Kalender Gregorian, ada penanggalan Kalender Julian, tetapi itu sedikit ribet karena adanya penambahan tahun kabisat pada waktu-waktu tertentu, sehingga perhitungan menjadi ribet. Karena itulah untuk lebih memudahkan perhitungan, orang lebih memilih penaggalan kalender Gregorian. Namun masih ada satu dua negara bekas Kristen yang menggunakan kalender Julian. 


Oh masih ada juga yang menggunakan kalender Julian ya?


Iya. Misalnya Rusia yang mayoritas ortodoks, mereka masih menggunakan kalender Julian, sehingga hari Natal mereka jatuh pada tanggal 7 Januari. Sedikit berbeda dengan Armenia, kendati menggunakan kalender yang sama, yaitu Kalender Julian, tapi hari Natal mereka jatuh pada tanggal 6 Januari. 


Disini sudah nampak bahwa selalu ada penafsiran tanggal yang berbeda dari sistem kalender Julian. Yang membuat heran adalah semua orang Indonesia menggunakan penanggalan Gregorian tetapi referensinya kepada Gereja Ortodoks di Rusia yang menggunakan kalender Julian, lalu meragukan tanggal 25 Desember itu sebagai hari kelahiran Yesus Kristus. Lagi-lagi disini ada yang aneh dengan cara berfikirnya.


Baca Juga : Kasih Nyata Seorang Saudara Seindah Kasih Natal


Benar juga ya?


Poin ketiga, tradisi bahwa Yesus lahir tanggal 25 Desember itu berakar dalam Kitab Suci. Dari injil Lukas 1:5, kita mendapat informasi tentang Zakaria yang bertugas di bait Allah. Zakaria waktu itu bukanlah imam utama, sehingga ia pun hanya memperoleh tugas pada hari-hari tertentu. Menurut para ahli dengan mengacu pada kebiasaan orang Yahudi, imam Zakaria bertugas di bait Allah pada hari penebusan dosa “atonement”. Atonement ini jatuh pada hari minggu kedua dalam bulan yang disebut Tishri. 


Pada kalender yang kita gunakan sekarang hari penebusan ini bisa jatuh kapan saja diantara tanggal 22 September sampai 8 Oktober. Selanjutnya dikatakan bahwa Zakaria dijumpai oleh Malaikat Allah ketika di dalam bait Allah dan diberitahukan kepadanya bahwa Elisbaet istrinya akan mengandung (Luk.1:24). Maka sejak saat itu konsepsi terhadap Yohanes mulai terjadi akhir September. Jika konsepsi itu berlangsung sembilan bulan maka Yohanes pembaptis akan lahir pada akhir bulan Juni. Maka itulah Gereja Katolik berani meneguhkan bahwa Yohanes pembaptis lahir pada bulan Juni tanggal 24.


Selanjutnya dikisahkan bahwa setelah Maria menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel ia bergegas mengunjungi saudarinya Elisabet, yang pada saat itu dikisahkan telah mengandung dalam bulan yang keenam (Luk. 1:24-27,36). Jadi usia Yohanes dalam kandungan lebih tua enam bulan sejak Maria diberi kabar bahwa akan segera mengandung bayi Yesus. 


Baca Juga : Natal Adalah Perayaan Revolusi Cinta


Jika Yohanes pembaptis lahir pada tanggal 24 Juni ditambahkan enam bulan ke depan maka akan diketemukan tanggal 24-25 bulan Desember. Itulah data yang kuat digunakan oleh Gereja Katolik, mengapa 25 Desember adalah kemungkinan paling tepat Yesus dilahirkan. Jika Yesus dikandung selama sembilan bulan maka tanggal 25 Desember dikurangi 9 bulan maka kita peroleh bulan Maret tanggal 25. Inilah yang dipercaya sebagai saat Maria menerima kabar Sukacita dan dirayakan dalam Gereja Katolik. Dengan perhitungan seperti ini semua menjadi jelas.


Memang di luar sana tersebar banyak tulisan yang menyangkal bahwa Yesus tidak dilahirkan pada tanggal 25 Desember. Tetapi pertanyaan Kaka adalah mereka itu siapa? Mereka yang baru muncul kemudian, tidak mengalami dunia sejarah kekristenan dan berasal dari luar dunia lain, dan kamu lebih mendengarkan pendapat mereka ketimbang apa yang ada dalam Kitab suci, tradisi dan yang dilakukan turun temurun oleh Gereja. Adalah suatu kebodohan, ketika kita berlagak kritis tetapi menggunakan data yang tidak jelas asal usul rimbanya. Kembali ke poin pembahasan kita. Tidak ada alasan lagi untuk meragukan bahwa Yesus lahir pada tanggal 25 Desember. Dengan demikian tak ada alasan juga untuk merayakan Natal sebelum tanggal 25 Desember.


Terus bagaimana soal Adven yang dia singgung dalam pertanyaannya tadi?


Baca Juga : Pria Di Gubuk Sederhana Itu


Soal Adven, supaya kalian tahu bahwa Adven dalam tradisi Gereja Katolik yang berlangsung empat pekan tidak dimaksudkan sebagai penantian kedatangan Tuhan untuk kedua kalinya. Tetapi penantian untuk mengenang kelahiran Yesus Krsitus yang telah terjadi. Kendatipun Gereja Katolik percaya bahwa Kristus akan datang untuk kedua kalinya tetapi waktu dan saat kapan datangnya adalah suatu misteri.


Karena itu Gereja Katolik tidak akan merepotkan diri menduga-duga kapan Yesus datang untuk kedua kalinya, karena hal itu hanya Tuhan yang tahu. Masa Adven yang berlangsung selama empat pekan adalah kesempatan bagi orang Katolik untuk membuat persiapan yang layak bagi dirinya, agar layak didatangi dan menerima sang juru selamat lahir dalam hidupnya. 


Disini Adven lebih dipahami sebagai masa pertobatan diri, atau masa memulihkan diri dengan segala harapan dan niat baik yang nantinya menyatu dan diteguhkan pada peristiwa kelahiran Yesus Kristus.


Penulis : MYB 


Catatan : Tulisan ini sudah diedit sesuai kebutuhan blog. Terima kasih 


Thursday, December 1, 2022

Selamat Datang Desember dan Selamat Datang Natal

https://www.unclebonn.com/2022/12/selamat-datang-desember-dan-selamat.html

Pagi ini Rabu 1 Desember 2022. Hari pertama diawal bulan. Aku menyambutnya dengan bahagia. Saat aku berjalan di depan rumah ternyata embun pagi masih betah diatas dedaunan hijau. Kicauan burung masih ramai bersahut-sahutan. Ah gila, hingar bingar di sosial media oleh kemenangan Argentina atas Polandia pada Piala Dunia Qatar 2022 seketika sirna. Aku takjub dengan pagi hari ini. 


Aku melupakan kemenangan tim favoritku, Argentina. Tim masa kecilku.  Dulu aku pernah menitikkan air mata ketika FIFA menghukum Maradona atas kasus Doping pada Piala  Dunia 1994. Namun Desember ini memberi aku sejuta kenangan bahkan sejuta harapan. Aku banyak menulis kisah tentang perjalanan hidup dalam sanubari ini. Tentang canda,  kerja keras, tentang mimpi dan masa depan.


Baca Juga : Kasih Nyata Seorang Saudara Seindah Kasih Natal


Aku melangkah mengitari taman yang tak seberapa luas.  Halaman rumah sederhana dengan jendela-jendela kayu. Rumah kaum sederhana karena asal dan gaya hidup yang mencintai kesederhaan. 


Udara pagi begitu sejuk. Ada bunga-bunga yang menampilkan pesonanya seakan mau mencuri perhatianku ini. Dia seperti gadis muda yang kasmaran pada kekasih hatinya. 


Seandainya ia bisa bicara dia akan bilang padaku,  Selamat Datang Desember, Brogan. 


Baca Juga : Natal Sebentar Lagi, Yuk Simak 11 Fakta Menarik Seputar Natal!


Aku mau Desember ini mengajariku tentang cinta dan kesetiaan.  Tentang harapan dan kasih dari sang ilahi. Aku ingin Desember ini membawaku pada apa yang dibilang,  Providentia Dei. Tentang penyelenggaraan ilahi.  Aku mau aku tak berbuat dosa lagi. Dosa pikiran,  perkataan,  perbuatan dan segala kelalaianku.  


Tuhan kuatkan hatiku dan teguhkanlah imanku. 


Terima kasih sesamaku. Kidung Natal yang diputar pada pagi dan sore hari diawal bulan Desember ini mengingatkan dunia bahwa ini bulan Natal loh. Bahwa kita akan memperingati kelahiran Yesus dengan menyambut kedatangan bayi Kristus yang lahir dalam palungan.  


Sang juru selamat manusia. Ia lahir dalam kesederhanaan mati dalam kehinaan namun bangkit dalam kemuliaan. Dia bangkit. Dialah Allah yang hidup.


Baca Juga : Catatan Awal Tahun 2022: Natal Bersama SMK Negeri 1 Pandawai 07 Januari 2022


Oh Desember aku ingin selalu mencintai Yesusku.  Aku ingin setia dan hidup dalam kasih karunianya.  Dia Yesus, pribadi yang mencintaiku tanpa batas. Kebaikannya tak berkesudahan.  Yang menolongku secara ajaib.


Tuhan Yesus, kirimkan aku malaikat penghibur agar aku tenteram dalam hidup ini. Biarlah melalui dia yang menyempurnakan kisah cinta kami. Biarlah dia yang menyemarakan istana kami. Biar dia yang meniadakan kegelisahan ini. Dia yang meneruskan tahta ini. Biarlah dia menjadi masa depan dan biji mata ini. 


Dan para kekasih jiwa yang selalu mengitariku dengan kebaikan lakukan itu tanpa pamrih.  Jika manusia tak sanggup membalas kebaikanmu Tuhanlah yang membalasnya.  Yakinlah kebaikan tak akan pernah menguap dia akan kembali kepada pemiliknya.  


Baca Juga : Catatan Admin : "Natal Online Dan Tradisi Natal" Di Masa Covid-19


Aku bangga dengan segala cinta dan kebaikan yang selalu melingkupiku.  Dari para saudara yang penuh cinta.  Sehingga aku tak selalu derita karena banyaknya cinta kasih. 


Terima kasih Cinta untuk segalanya.  Akan ku bawa ini dalam setiap perjalanan kisah hidup dan dalam setiap tapak, dalam setiap tangga dan dalam setiap jembatan menuju pada muara sukses.  Tidak ada pengorbanan yang sia-sia semua ada harganya. Ada nilainya. 


Tuhan tak mau mengubah nasib seseorang jika orang tersebut tak mau mengubahnya. 


Bila Allah berkehendak dalam setiap usaha keras dan dengan kekuatan imanmu dia akan mengirimkan malaikat untuk menjadi teman dalam suka dan dukamu. 


Baca Juga : Natal Adalah Perayaan Revolusi Cinta


Terima kasih Desember ini. Kau yang menyadari ku ditengah kesibukan dunia ini. Akhirnya aku sadar setidaknya aku gunakan sedikit waktu untuk refleksi dan kontemplasi agar bisa mendengarkan bisikan suara ilahi.*


Kalumbang, 1 Desember 2022


Sunday, May 8, 2022

Kasih Seorang Saudara

https://www.unclebonn.com/2022/05/kasih-seorang-suadara.html

Tas punggung besar berwarna hitam, dengan topi hitam dikepala berwarna biru persis model anak muda masa kini.  Walau kejauhan tubuh pemuda itu terlihat atletis.  Pemuda ini sepertinya masih asing bagi warga kampung tersebut.  Mereka kelihatan heran dengan sosok pemuda itu yang melintasi jalan di antara bangunan rumah warga. Tak begitu banyak orang-orang kampung yang menyapanya. Kecuali saat mereka berpapasan.


Kampung pertama namanya Kampung Baru.  Untuk sampai ke kampong pemuda itu harus menempuh jarak sekitar 15 kilometer. Untuk kesana ia harus berjalan kaki karena jalan yang ada adalah jalan setapak.  Kampong baru ini merupakan pemekaran dari kampong lama atas inisiatif pemerintah. Maksudnya biar warga kampong dipermudah untuk akses transportasi.  


Baca Juga : Pak Tua Itu


Selain itu Kampong Lama adalah wilayah yang rentan terhadap bencana alam.  Pada musim penghujan pasti selalu terjadi banjir. Setiap bencana selalu merenggut nyawa.  Masyarakat di kampong itu sebagian besar masih buta huruf.  Alih-alih mereka berbicara tentang early warning menghadapi bencana alam.


Pemuda it terus mengayunkan langkahnya seakan lelah dan penat tak dirasakan olehnya.  Matahari mulai menyembunyikan dirinya.   Burung-burung mulai kembali keperaduaannya.  Semangat ingin misa malam Natal bersama keluarga menjadi kekuatan tambahan.  Di kampong pemuda itu, misa malam Natal dimulai pukul 21.00 WITA berbeda dengan daerah lain yang mulai misa pukul 19.00 WITA. Kebiasaan ini merupakan tradisi yang katanya memiliki kekhusukan sendiri.


Baca Juga : Misteri Kamar 33 A Hotel Mayestik


Perjalanan pemuda itu sedikit terganggu. Ia disambut hujan desember. Jalan menjadi licin, malam semakin pekat.  Sementara itu perjalanan masih sekitar tujuh kilometer.  Kondisi geografis yang yang berbukit-bukit menyebabkan nir jaringan seluler.  Ia sebenarnya telah merencanakan sebelum H-3 ia sudah berada bersama keluarganya.  Pikir-pikir kedatangan perdananya ini sebagai sebuah kejutan untuk sanak saudaranya yang sudah lama menantikan kedatangan hampir 20 tahun.


Akibat hujan lebat menyebabkan ia tak sempat menggunakan handphone-nya sebagai penerangan.  Ia hanya bisa menggunakan inderanya untuk menuntunya selama perjalanan. Tak disangka-sangka iapun melihat sebuah cahaya kecil.  Kalau diamati, sember cahaya itu berasal dari lampu semprong dari sebuah gubug.  Pemuda itu mencoba mendekati gubug tersebut.  Keadaan hujan saat itu masih lebat namun tidak selebat hujan sebelumnya. 


Baca Juga : Yang Terdalam


Ternyata benar, bangunan dihadapan pemuda itu adalah sebuah gubug tua. Iapun memberanikan diri untuk mampir sebentar.  Iapun memberikan salam, tak beberapa lama sebuah bayangan dating mendekati arah pintu.  Ternyata yang hadir saat itu seorang nenek yang sedang berusaha membukakan pintu.


Pintu akhirnya terbuka.  Nenek berselimutkan lau1) datang mempersilahkan pemuda itu.  “Silahkan masuk umbu)”, kata nenek itu dengan nada ramah. “Terima kasih apu)”, katanya singkat. Pemuda itu akhirnya membereskan pakaiannya yang sudah basah kuyub. 


Dihadapannya tergantung sebuah salib cirikhas bagi umat Katolik.  Salib itu arahnya keluar.  “Boleh tahu! Siapa nama umbu?” Tanya nenek itu lagi.  “Nama saya Johan.  Saya mau ke kampong lama, karena rumah saya di sana” kata pemuda itu menjelaskan.


Baca Juga : Rosario Pemberian Bunda Maria 


Pemuda itu terus mengamati keadaan ruangan gubug itu yang hanya terdiri atas sebuah ruangan lepas.  Betapa kagetnya Johan begitulah nama pemuda itu, melihat disudut kanan ruang itu dekat tungku tertidur pulas seorang bocah perempuan.  Usianya sekitar 6 tahunan.  Pemuda itu begitu prihatin dengan kondisi kedua penghuni gubug itu. 


Tiba-tiba ia dikegatkan dengan suara tawaran dari nenek itu.  “Umbu malam ini nginap saja di sini”!  Dengan mengelah nafas panjang pemuda itu mengiyakan. Agak tergesa-gesa pemuda itu mengecek handphone-nya yang disimpan didalam tasnya itu.  Jam handphone menunjukan angka 21.30 WITA, artinya ia tidak bisa menikmati lagi misa malam natal bersama keluarganya.


Nenek tadi terlihat sibuk.  Sepertinya ada sesuatu dipersiapkan olehnya.  Karena lelah pemuda itu akhirnya tertidur.  Setengah jam berlalu.  Tiba-tiba pemuda itu dikejutkan oleh suara lembut.  “Aya, bangun…bangun!” pinta bocah itu.  Pemuda itu bangun walau rasa kantuk masih menghinggapinya.  Pemuda itu hanya bisa membalasnya dengan senyuman.


Baca Juga : Sesederhana Kasih Natal


Di hadapannya sudah tersaji tiga gelas teh dan sepiring singkong rebus.  Tatkala melihat sajian itu, nyaris saja pemuda itu menitikan air mata.  Mereka pun menyatapi sajian “khas natal” ala kaum miskin.  Kaum yang kurang beruntung hidupnya.


Roman kebahagian terlihat jelas pada kedua orang penghuni gubug itu.  Mungkin bukan karena sajiannya.  Bagi mereka, kehadiran pemuda itulah yang menyemarakan suasana malam natal itu.  “Umbu, malam ini kita merayakan natal di gubug ini” canda nenek itu dalam bahasa Indonesia yang terbata-bata.


Diselah-selah makan malam itu si pemuda mencoba mengorek tentang siapa bocah perempuan kecil itu. Dengan menghela nafas panjang si Nenek pun mulai mengisahkan tentang cucunya itu.  Umbuk5) adalah anak dari mendiang putrinya.  Ibunya adalah seorang TKW di Malaysia.  Sekembalinya sebagai TKW ia mengidap sakit yang tak disembuhkan.  Berbagai usaha telah dilakukan baik melalui pengobatan medis atau melaui cara tradisional, hasilnya nihil. Sejak usia satu tahun umbuk dipelihara olehnya.


Baca Juga : Ini Desember Kedua, Marcelino!


Si nenek juga menceritakan kenapa mereka menjadi orang terasing di kampungnya sendiri.  Mereka dituduh telah mencuri singkong di lahan pertanian tetangga.  Padahal singkong yang mereka bawah pada saat itu sengaja diberikan oleh salah satu orang asing yang barusan mencuri di lahan itu.  Masyarakat yang berbondong-bondong mengejar si pencuri ubi itu menemukan si nenek malang itu tengah mengendong sekantong ubi di tengah perjalanan.  


Akhirnya nenek tadi digiring ke balai desa untuk di adili.  Warga yang dibakar api kemarahan serampangan menuduh nenek tadi sebagai pencurinya.  Dengan berbagai pertimbangan nenek itu diusir dari kampong asalnya bersama putrinya sebelum bekerja sebagai TKW di Malaysia.


Mendengar penuturan nenek tadi, si pemuda itu menjadi iba pada kehidupan kedua orang itu.  Tiba-tiba ia gak kaget saat itu jam yang dilihat pada handphonenya menunjukan angka 23. 17 WITA.  Si nenek sepertinya mengerti benar dengan keadaan si pemuda saat itu.  Iapun memohon pada cucunya untuk menyiapkan tikar bagi si pemuda tadi.


Baca Juga : Jatuh Cinta Kembali Pada Gadis Remaja Itu


“Besok jam 5 pagi saya segera meninggalkan gubug ini dan melanjutkan perjalanan ke rumah keluargaku” katanya didalam hati.  Untuk memastikan waktunya ia pun segera menyetel alarm handphone miliknya. 


Malam akhirnya menghantarkan pemuda itu pada pagi. Tak berselang beberapa detik kring-kring bunyi alarm membangunkannya. Secepat kilat ia langsung mengemas bawaannya seperti awal mula.  Ingin rasanya ia membangunkan se nenek dan cucunya.  Tapi wajah-wajah tulus membuatnya mengurungkan niatnya itu.


Dengan perlahan si pemuda itu mengeluarkan beberapa lembar uang Rp.  50 ribu-an.  Sebenarnya ia ingin memberikan secara langsung uang itu pada si nenek.  Akhirnya ia meletakan uang tersebut di bawah bantal. Dengan perlahan ia pun keluar dari gubug itu.  Sebelum berangkat ia kembali memperbaiki posisi pintu gubug itu dengan baik.


Baca Juga : Seribu Rindu Untuk Kalian


Kicauan burung murai menyambut pagi, sang pemuda memastikan langkah dengan penuh semangat kisah semalam sepertinya telah terurai menjadi kasih yang tak lekang oleh waktu.  Dedaunan yang masih basah oleh air hujan semalam bukan menjadi halangan berarti.  Si pemuda itu tahu hari ini adalah tanggal 25 Desember.  Walaupun mungkin sebentar ia pasti buru-buru untuk mempersiapkan diri mengikuti misa natal bersama berkeluarga.


“Tok, tok, tok.  Selamat pagi. Tok, tok, tok.  Selamat pagi.  Selamat pagi!” Si pemuda tak sabaran untuk berjumpa dengan sanak saudaranya.  Tak berselang beberapa menit salah satu penghuni rumah pun membukakan pintu.  Suasana menjadi gaduh, keharuan menyelimuti seisi rumah. Salah satu pemuda yang hanya di lihat melalui foto saja kini telah berada di bersama mereka. Suasana sukacita ini harus berakhir sementara karena mereka harus mempersiapkan diri untuk misa Natal di Kapela.


Baca Juga : Di Depan Arca Maria Aku Berlutut


Natal telah mempertemukan seluruh anggota keluarga.  Keberhasilan si pemuda itu menjadi kebanggan keluarga.  Walau begitu hati pemuda itu tetap jumawa.  Ia ingin terus menebar benih-benih kasih kepada sesama yang membutuhkan.


Penulis : Unclebonn

Catatan : Artikel ini sudah dimuat di www.waingapu.com tahun 2011