Terima Kasih Telah Berkunjung ke Unclebonn.com unclebonn.com: Natal
Showing posts with label Natal. Show all posts
Showing posts with label Natal. Show all posts

Thursday, December 22, 2022

Sebuah Catatan 17 Desember 2017 : Natal Dalam Kesederhanaan

https://www.unclebonn.com/2022/12/sebuah-catatan-17-desember-2017-natal.html

Membaca artikel yang ditulis Pdt. Andreas Anangguru Yewangoe yang diberi judul, Mengapa Kita Tidak Perlu ke Monas Merayakan Natal, pesan yang disampaikan menarik dan sarat makna. Alasan utama yang disampaikan oleh Pak Pdt Andreas adalah alasan teologis. Natal dalam konteks Kristen adalah inkarnasi Ilahi (Allah Bapa) menjumpai manusia yang hina-dina, berlumuran dosa. Justru karena itulah ia dilahirkan di kandang domba. Ia tak memilih dilahirkan di Istana yang megah. Dan menurut saya Allah mencitrakan diri-Nya pribadi yang sederhana.


Baca Juga : Kasih Nyata Seorang Saudara Seindah Kasih Natal


“Kembali ke Monas”


Mestinya kita bersyukur Pemprov DKI memiliki niat adil menawarkan kepada umat Kristen menyelenggarakan perayaan Natal di Monas  (Monumen Nasional). Dasar hukumnya Peraturan Gubernur (Pergub) No. 186 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Nomor 160 Tahun 2017 Tentang Pengelolaan Kawasan Monumen Nasional, ditetapkan kembali bahwa Monas dapat digunakan untuk kegiatan pendidikan, sosial, budaya, dan keagamaan.


Jadi agama apa saja boleh melaksanakan kegiatan keagamaan di Monas. Anehnya PGI sebagai organisasi yang memayungi gereja Kristen di Indonesia menolak rencana Pemprov DKI tersebut. Alasan seperti diberitakan oleh media online terkemuka Indonesia baik viva.co.id, detik.com, merdeka.com maupun tribunnews.com kuatir adanya politisasi agama. 


Baca Juga : Pria Di Gubuk Sederhana Itu


Saya pun masih menunggu sikap KWI (gereja Katolik) terkait niat baik dan adil Pemprov DKI itu. Apakah gereja Katolik mengambil bagian atau bersikap yang sama seperti PGI? Ditunggu kabarnya.


Pak Pdt Andreas dalam tulisan tersebut tidak secara gamblang menyatakan adanya nuansa politik dalam rencana natal di Monas. Tapi beliau lebih menekankan kesederhanaan dalam merayakan natal. Natal tidak perlu bersukaria di tengah kota. Kita berbagi kebahagiaan di rumah, orang lain disekitar bahkan sesama manusia. 


Natal itu umat Kristen atau kaum kristiani harus peka dengan kehidupan manusia yang menderita, yang susah dan tertekan dalam tata kehidupan hari ini. Ini yang mesti menjadi perhatian umat Kristen Indonesia melihat sesama dalam kacamata kemanusiaan. 


Jika Pemprov DKI memiliki pos dana untuk natal, sebaiknya dana itu di serahkan ke gereja dan dengan dana itu gereja menyumbangkan untuk korban gempa di Sukabumi,  masyarakat korban letusan gunung Agung di Bali, atau warga negara yang sakit dan membutuhkan uluran dana. Dan inilah perwujudan  kasih Natal yang sesungguhnya.


Selamat menyongsong Natal dan Salam Damai


Waingapu, 17 Desember 2017


Tuesday, December 6, 2022

Apakah Krans Adven yang di Rumah Perlu Diberkati?

https://www.unclebonn.com/2022/12/apakah-krans-adven-yang-di-rumah-perlu.html

Kemarin kan kita diskusi kalau umat boleh memasang lingkaran Adven di rumahnya. Pertanyaan saya selanjutnya adalah apakah Lingkaran Adven yang ada di rumah itu perlu diberkati oleh imam? Lalu, kira-kira kapan sebaiknya kita menyalakan lilin Adven kita di rumah? 


Jika keadaan memungkinkan, sebaiknya Lingkaran Adven dimintakan berkat dari imam atau diakon yang tertahbis. Jika keadaan tidak memungkinkan, maka berdasarkan pada imamat umum, seorang kepala keluarga bisa berdoa memohonkan berkat atas Lingkaran Adven itu.


Lalu kapan kita menyalakan lilin Advennya?


Untuk setiap Minggu, lilin bisa dinyalakan pada hari Sabtu sore atau Minggu pagi. Sangat baik kalo penyalaan lilin ini dilakukan dalam konteks doa bersama di dalam keluarga, misalnya pada doa malam bersama. Bisa digunakan Doa Masa Adven dari Puji Syukur maupun Mada Bhakti, atau Ibadat Adven yang sudah banyak beredar itu.


Lingkaran Adven yang dipasang di dalam keluarga membantu menciptakan suasana mempersiapkan diri menyambut kedatangan Kristus. Banyaknya lilin yang bernyala menjadi tanda semakin dekatnya kelahiran Sang Penyelamat. Doa bersama selama masa Adven membantu semua anggota keluarga untuk semakin menyadari kehadiran Yesus Kristus di dalam keluarga sekaligus mengingatkan akan kedatangan-Nya yang kedua.


Demikian penjelasan singkat terkait pertanyaan apakah Krans Adven yang ada di rumah perlu diberkati atau tidak. Pemberkatan lingkaran Adven sebaiknya dilakukan oleh imam atau diakon. Semoga bermanfaat dan semakin menguatkan iman Katolik kita. Amin.


Baca Juga : 

Bagian 2 Bolehkah Umat Katolik Merayakan Natal Sebelum Tanggal 25 Desember?

Bolehkah Membuat Lingkaran Adven Di Rumah?


Penulis : MYB 


Catatan: Artikel ini sudah diedit sesuai kebutuhan blog. Terima kasih 


Bagian 2 Bolehkah Umat Katolik Merayakan Natal Sebelum Tanggal 25 Desember?

https://www.unclebonn.com/2022/12/bagian-2-bolehkah-umat-katolik.html

Ada seorang kenalan saya non Katolik bertanya demikian: “Mengapa Gereja Katolik belum boleh merayakan Natal sebelum tanggal 25 Desember? Padahal Natal itu hanya suatu bentuk peringatan kelahiran Yesus. Yesus telah lahir maka peringatannya bisa dilakukan kapan saja. Itu lumrah dan tidak perlu dipersoalkan. Lagi pula tidak ada informasi yang jelas dari Kitab Suci kapan Yesus itu dilahirkan?


Peringatan Yesus lahir pada tanggal 25 Desember itu perkiraan saja, karena Gereja Timur seperti Ortodoks merayakan Natal tanggal 7 Januari”. Kemudian teman tersebut melanjutkan, “kalau alasan yang digunakan adalah agar tidak mengganggu suasana Adven atau Penantian, maka itu juga kurang tepat. 


Baca Juga : Natal Sebentar Lagi, Yuk Simak 11 Fakta Menarik Seputar Natal!


Menurut teman tersebut, Penantian atau Adven itu mengacu pada kedatangan Kristus untuk kedua kalinya. Oleh karenanya waktu yang digunakan untuk menanti itu tidak terhitung. Sementara orang Katolik menghitung masa penantian itu hanya dalam empat minggu. Ini tentu perhitungan yang sangat tidak tepat dan tidak ada pendasaran yang memadai. Apa pendapatnya?


Mungkin pemikiran seperti inilah yang mendasari beberapa Gereja non Katolik sehingga mereka membolehkan merayakan Natal sebelum tanggal 25 Desember. Kita juga curiga bahwa cara berpikir ini, banyak diadopsi juga oleh orang Katolik sehingga mereka terlibat sangat aktif dalam perayaan Natal sebelum tanggal 25 Desember atau bisa jadi juga karena orang Katolik sendiri tidak mengerti, sehingga ikut membeo saja. Sebagai orang Katolik ada beberapa hal yang perlu kita ketahui, mengapa Gereja belum merayakan Natal sebelum tanggal 25 Desember.


Baca Juga : Catatan Awal Tahun 2022: Natal Bersama SMK Negeri 1 Pandawai 07 Januari 2022


Apa alasan-alasannya?


Pertama, dalam Gereja Katolik dikenal istilah tahun liturgi. Tahun liturgi berisi masa perayaan-perayaan liturgi yang sudah dirumuskan sedemikian rupa dan berlangsung dalam satu tahun. Perayaan masa liturgi selama satu tahun tersebut tidak ditentukan begitu saja tetapi mengacu kepada tradisi, kitab suci dan akal budi manusia yang berproses dalam waktu. Dalam masa liturgi itu, terkandung waktu atau masa kapan perayaan itu diadakan. Karena semua sudah tercantum dalam penanggalan kalender liturgi maka semua perayaan ada saat dan waktunya. 


Saya ingat dalam kalender penggalan liturgi semuanya sudah jelas tanggal-tanggal perayaan itu.


Misalnya perayaan Natal tercantum dalam kalender liturgi jatuh pada tanggal 25 Desember bukan tanggal lainnya. Kalau perayaan Natal jatuh pada tanggal 25 Desember ya dirayakan pada tanggal 25 Desember bukan dirayakan tanggal 3, tanggal 5 atau tanggal berapa saja semau kita. Untuk segala sesuatu di bawah bumi ini ada waktu dan saatnya, demikian kata pengkotbah. Untuk memberi bobot dan makna yang mendalam pada perayaan, maka orang Katolik merayakan sesuai saat dan waktunya.


Baca Juga : Catatan Admin : "Natal Online Dan Tradisi Natal" Di Masa Covid-19


Menurut saya aneh, misalnya ada sekelompok orang yang datang ke rumah kita merayakan hari ulang tahunmu pada tanggal 5 Mei, padahal kamu lahir pada tanggal 27 Mei, misalnya. Tentu kalau dipaksakan, ini memungkinkan dilakukan, tetapi tetap saja membawa kesan aneh secara logika dan kerancuan akal sehat, kendati pun dimaknai hanya sebagai moment peringatan. 


Orang Katolik tidak merayakan Natal sebelum tanggal 25 Desember, itu karena hanya mau memberi bobot dan makna pada waktu atau saat dari terjadinya peristiwa kelahiran Kristus. Maka kalau ada yang merayakan Natal sebelum tanggal 25 Desember maka pertanyaan saya adalah Yesus Kristus mana yang mereka rayakan kelahirannya. Kalau Yesus Kristus Sang Juruselamat, ya lahir-Nya tanggal 25 Desember, dan banyak Gereja selain, juga Gereja Katolik sepakat dan mengakui bahwa Yesus lahir tanggal 25 Desember berdasarkan penanggalan kalender Gregorian dan kita semua menggunakan penanggalan itu.


Apakah tanggal 25 Desember itu tanggal yang tepat kelahiran Yesus ataukah itu hanya perkiraan saja?


Itu yang mau Kaka jelaskan pada poin yang kedua ini, bahwa perayaan Natal yang jatuh pada tanggal 25 Desember memang itu suatu perkiraan, tetapi itulah waktu yang paling tepat kalau kita mengacu pada kalender Gregorian. Semua orang di Indonesia bahkan hampir seluruh dunia menggunakan penanggalan Kalender Gregorian sebagaimana yang kita gunakan saat ini. 


Baca Juga : Selamat Datang Desember Dan Selamat Datang Natal


Sebelum Kalender Gregorian, ada penanggalan Kalender Julian, tetapi itu sedikit ribet karena adanya penambahan tahun kabisat pada waktu-waktu tertentu, sehingga perhitungan menjadi ribet. Karena itulah untuk lebih memudahkan perhitungan, orang lebih memilih penaggalan kalender Gregorian. Namun masih ada satu dua negara bekas Kristen yang menggunakan kalender Julian. 


Oh masih ada juga yang menggunakan kalender Julian ya?


Iya. Misalnya Rusia yang mayoritas ortodoks, mereka masih menggunakan kalender Julian, sehingga hari Natal mereka jatuh pada tanggal 7 Januari. Sedikit berbeda dengan Armenia, kendati menggunakan kalender yang sama, yaitu Kalender Julian, tapi hari Natal mereka jatuh pada tanggal 6 Januari. 


Disini sudah nampak bahwa selalu ada penafsiran tanggal yang berbeda dari sistem kalender Julian. Yang membuat heran adalah semua orang Indonesia menggunakan penanggalan Gregorian tetapi referensinya kepada Gereja Ortodoks di Rusia yang menggunakan kalender Julian, lalu meragukan tanggal 25 Desember itu sebagai hari kelahiran Yesus Kristus. Lagi-lagi disini ada yang aneh dengan cara berfikirnya.


Baca Juga : Kasih Nyata Seorang Saudara Seindah Kasih Natal


Benar juga ya?


Poin ketiga, tradisi bahwa Yesus lahir tanggal 25 Desember itu berakar dalam Kitab Suci. Dari injil Lukas 1:5, kita mendapat informasi tentang Zakaria yang bertugas di bait Allah. Zakaria waktu itu bukanlah imam utama, sehingga ia pun hanya memperoleh tugas pada hari-hari tertentu. Menurut para ahli dengan mengacu pada kebiasaan orang Yahudi, imam Zakaria bertugas di bait Allah pada hari penebusan dosa “atonement”. Atonement ini jatuh pada hari minggu kedua dalam bulan yang disebut Tishri. 


Pada kalender yang kita gunakan sekarang hari penebusan ini bisa jatuh kapan saja diantara tanggal 22 September sampai 8 Oktober. Selanjutnya dikatakan bahwa Zakaria dijumpai oleh Malaikat Allah ketika di dalam bait Allah dan diberitahukan kepadanya bahwa Elisbaet istrinya akan mengandung (Luk.1:24). Maka sejak saat itu konsepsi terhadap Yohanes mulai terjadi akhir September. Jika konsepsi itu berlangsung sembilan bulan maka Yohanes pembaptis akan lahir pada akhir bulan Juni. Maka itulah Gereja Katolik berani meneguhkan bahwa Yohanes pembaptis lahir pada bulan Juni tanggal 24.


Selanjutnya dikisahkan bahwa setelah Maria menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel ia bergegas mengunjungi saudarinya Elisabet, yang pada saat itu dikisahkan telah mengandung dalam bulan yang keenam (Luk. 1:24-27,36). Jadi usia Yohanes dalam kandungan lebih tua enam bulan sejak Maria diberi kabar bahwa akan segera mengandung bayi Yesus. 


Baca Juga : Natal Adalah Perayaan Revolusi Cinta


Jika Yohanes pembaptis lahir pada tanggal 24 Juni ditambahkan enam bulan ke depan maka akan diketemukan tanggal 24-25 bulan Desember. Itulah data yang kuat digunakan oleh Gereja Katolik, mengapa 25 Desember adalah kemungkinan paling tepat Yesus dilahirkan. Jika Yesus dikandung selama sembilan bulan maka tanggal 25 Desember dikurangi 9 bulan maka kita peroleh bulan Maret tanggal 25. Inilah yang dipercaya sebagai saat Maria menerima kabar Sukacita dan dirayakan dalam Gereja Katolik. Dengan perhitungan seperti ini semua menjadi jelas.


Memang di luar sana tersebar banyak tulisan yang menyangkal bahwa Yesus tidak dilahirkan pada tanggal 25 Desember. Tetapi pertanyaan Kaka adalah mereka itu siapa? Mereka yang baru muncul kemudian, tidak mengalami dunia sejarah kekristenan dan berasal dari luar dunia lain, dan kamu lebih mendengarkan pendapat mereka ketimbang apa yang ada dalam Kitab suci, tradisi dan yang dilakukan turun temurun oleh Gereja. Adalah suatu kebodohan, ketika kita berlagak kritis tetapi menggunakan data yang tidak jelas asal usul rimbanya. Kembali ke poin pembahasan kita. Tidak ada alasan lagi untuk meragukan bahwa Yesus lahir pada tanggal 25 Desember. Dengan demikian tak ada alasan juga untuk merayakan Natal sebelum tanggal 25 Desember.


Terus bagaimana soal Adven yang dia singgung dalam pertanyaannya tadi?


Baca Juga : Pria Di Gubuk Sederhana Itu


Soal Adven, supaya kalian tahu bahwa Adven dalam tradisi Gereja Katolik yang berlangsung empat pekan tidak dimaksudkan sebagai penantian kedatangan Tuhan untuk kedua kalinya. Tetapi penantian untuk mengenang kelahiran Yesus Krsitus yang telah terjadi. Kendatipun Gereja Katolik percaya bahwa Kristus akan datang untuk kedua kalinya tetapi waktu dan saat kapan datangnya adalah suatu misteri.


Karena itu Gereja Katolik tidak akan merepotkan diri menduga-duga kapan Yesus datang untuk kedua kalinya, karena hal itu hanya Tuhan yang tahu. Masa Adven yang berlangsung selama empat pekan adalah kesempatan bagi orang Katolik untuk membuat persiapan yang layak bagi dirinya, agar layak didatangi dan menerima sang juru selamat lahir dalam hidupnya. 


Disini Adven lebih dipahami sebagai masa pertobatan diri, atau masa memulihkan diri dengan segala harapan dan niat baik yang nantinya menyatu dan diteguhkan pada peristiwa kelahiran Yesus Kristus.


Penulis : MYB 


Catatan : Tulisan ini sudah diedit sesuai kebutuhan blog. Terima kasih 


Thursday, December 1, 2022

Selamat Datang Desember dan Selamat Datang Natal

https://www.unclebonn.com/2022/12/selamat-datang-desember-dan-selamat.html

Pagi ini Rabu 1 Desember 2022. Hari pertama diawal bulan. Aku menyambutnya dengan bahagia. Saat aku berjalan di depan rumah ternyata embun pagi masih betah diatas dedaunan hijau. Kicauan burung masih ramai bersahut-sahutan. Ah gila, hingar bingar di sosial media oleh kemenangan Argentina atas Polandia pada Piala Dunia Qatar 2022 seketika sirna. Aku takjub dengan pagi hari ini. 


Aku melupakan kemenangan tim favoritku, Argentina. Tim masa kecilku.  Dulu aku pernah menitikkan air mata ketika FIFA menghukum Maradona atas kasus Doping pada Piala  Dunia 1994. Namun Desember ini memberi aku sejuta kenangan bahkan sejuta harapan. Aku banyak menulis kisah tentang perjalanan hidup dalam sanubari ini. Tentang canda,  kerja keras, tentang mimpi dan masa depan.


Baca Juga : Kasih Nyata Seorang Saudara Seindah Kasih Natal


Aku melangkah mengitari taman yang tak seberapa luas.  Halaman rumah sederhana dengan jendela-jendela kayu. Rumah kaum sederhana karena asal dan gaya hidup yang mencintai kesederhaan. 


Udara pagi begitu sejuk. Ada bunga-bunga yang menampilkan pesonanya seakan mau mencuri perhatianku ini. Dia seperti gadis muda yang kasmaran pada kekasih hatinya. 


Seandainya ia bisa bicara dia akan bilang padaku,  Selamat Datang Desember, Brogan. 


Baca Juga : Natal Sebentar Lagi, Yuk Simak 11 Fakta Menarik Seputar Natal!


Aku mau Desember ini mengajariku tentang cinta dan kesetiaan.  Tentang harapan dan kasih dari sang ilahi. Aku ingin Desember ini membawaku pada apa yang dibilang,  Providentia Dei. Tentang penyelenggaraan ilahi.  Aku mau aku tak berbuat dosa lagi. Dosa pikiran,  perkataan,  perbuatan dan segala kelalaianku.  


Tuhan kuatkan hatiku dan teguhkanlah imanku. 


Terima kasih sesamaku. Kidung Natal yang diputar pada pagi dan sore hari diawal bulan Desember ini mengingatkan dunia bahwa ini bulan Natal loh. Bahwa kita akan memperingati kelahiran Yesus dengan menyambut kedatangan bayi Kristus yang lahir dalam palungan.  


Sang juru selamat manusia. Ia lahir dalam kesederhanaan mati dalam kehinaan namun bangkit dalam kemuliaan. Dia bangkit. Dialah Allah yang hidup.


Baca Juga : Catatan Awal Tahun 2022: Natal Bersama SMK Negeri 1 Pandawai 07 Januari 2022


Oh Desember aku ingin selalu mencintai Yesusku.  Aku ingin setia dan hidup dalam kasih karunianya.  Dia Yesus, pribadi yang mencintaiku tanpa batas. Kebaikannya tak berkesudahan.  Yang menolongku secara ajaib.


Tuhan Yesus, kirimkan aku malaikat penghibur agar aku tenteram dalam hidup ini. Biarlah melalui dia yang menyempurnakan kisah cinta kami. Biarlah dia yang menyemarakan istana kami. Biar dia yang meniadakan kegelisahan ini. Dia yang meneruskan tahta ini. Biarlah dia menjadi masa depan dan biji mata ini. 


Dan para kekasih jiwa yang selalu mengitariku dengan kebaikan lakukan itu tanpa pamrih.  Jika manusia tak sanggup membalas kebaikanmu Tuhanlah yang membalasnya.  Yakinlah kebaikan tak akan pernah menguap dia akan kembali kepada pemiliknya.  


Baca Juga : Catatan Admin : "Natal Online Dan Tradisi Natal" Di Masa Covid-19


Aku bangga dengan segala cinta dan kebaikan yang selalu melingkupiku.  Dari para saudara yang penuh cinta.  Sehingga aku tak selalu derita karena banyaknya cinta kasih. 


Terima kasih Cinta untuk segalanya.  Akan ku bawa ini dalam setiap perjalanan kisah hidup dan dalam setiap tapak, dalam setiap tangga dan dalam setiap jembatan menuju pada muara sukses.  Tidak ada pengorbanan yang sia-sia semua ada harganya. Ada nilainya. 


Tuhan tak mau mengubah nasib seseorang jika orang tersebut tak mau mengubahnya. 


Bila Allah berkehendak dalam setiap usaha keras dan dengan kekuatan imanmu dia akan mengirimkan malaikat untuk menjadi teman dalam suka dan dukamu. 


Baca Juga : Natal Adalah Perayaan Revolusi Cinta


Terima kasih Desember ini. Kau yang menyadari ku ditengah kesibukan dunia ini. Akhirnya aku sadar setidaknya aku gunakan sedikit waktu untuk refleksi dan kontemplasi agar bisa mendengarkan bisikan suara ilahi.*


Kalumbang, 1 Desember 2022


Sunday, May 8, 2022

Kasih Seorang Saudara

https://www.unclebonn.com/2022/05/kasih-seorang-suadara.html

Tas punggung besar berwarna hitam, dengan topi hitam dikepala berwarna biru persis model anak muda masa kini.  Walau kejauhan tubuh pemuda itu terlihat atletis.  Pemuda ini sepertinya masih asing bagi warga kampung tersebut.  Mereka kelihatan heran dengan sosok pemuda itu yang melintasi jalan di antara bangunan rumah warga. Tak begitu banyak orang-orang kampung yang menyapanya. Kecuali saat mereka berpapasan.


Kampung pertama namanya Kampung Baru.  Untuk sampai ke kampong pemuda itu harus menempuh jarak sekitar 15 kilometer. Untuk kesana ia harus berjalan kaki karena jalan yang ada adalah jalan setapak.  Kampong baru ini merupakan pemekaran dari kampong lama atas inisiatif pemerintah. Maksudnya biar warga kampong dipermudah untuk akses transportasi.  


Baca Juga : Pak Tua Itu


Selain itu Kampong Lama adalah wilayah yang rentan terhadap bencana alam.  Pada musim penghujan pasti selalu terjadi banjir. Setiap bencana selalu merenggut nyawa.  Masyarakat di kampong itu sebagian besar masih buta huruf.  Alih-alih mereka berbicara tentang early warning menghadapi bencana alam.


Pemuda it terus mengayunkan langkahnya seakan lelah dan penat tak dirasakan olehnya.  Matahari mulai menyembunyikan dirinya.   Burung-burung mulai kembali keperaduaannya.  Semangat ingin misa malam Natal bersama keluarga menjadi kekuatan tambahan.  Di kampong pemuda itu, misa malam Natal dimulai pukul 21.00 WITA berbeda dengan daerah lain yang mulai misa pukul 19.00 WITA. Kebiasaan ini merupakan tradisi yang katanya memiliki kekhusukan sendiri.


Baca Juga : Misteri Kamar 33 A Hotel Mayestik


Perjalanan pemuda itu sedikit terganggu. Ia disambut hujan desember. Jalan menjadi licin, malam semakin pekat.  Sementara itu perjalanan masih sekitar tujuh kilometer.  Kondisi geografis yang yang berbukit-bukit menyebabkan nir jaringan seluler.  Ia sebenarnya telah merencanakan sebelum H-3 ia sudah berada bersama keluarganya.  Pikir-pikir kedatangan perdananya ini sebagai sebuah kejutan untuk sanak saudaranya yang sudah lama menantikan kedatangan hampir 20 tahun.


Akibat hujan lebat menyebabkan ia tak sempat menggunakan handphone-nya sebagai penerangan.  Ia hanya bisa menggunakan inderanya untuk menuntunya selama perjalanan. Tak disangka-sangka iapun melihat sebuah cahaya kecil.  Kalau diamati, sember cahaya itu berasal dari lampu semprong dari sebuah gubug.  Pemuda itu mencoba mendekati gubug tersebut.  Keadaan hujan saat itu masih lebat namun tidak selebat hujan sebelumnya. 


Baca Juga : Yang Terdalam


Ternyata benar, bangunan dihadapan pemuda itu adalah sebuah gubug tua. Iapun memberanikan diri untuk mampir sebentar.  Iapun memberikan salam, tak beberapa lama sebuah bayangan dating mendekati arah pintu.  Ternyata yang hadir saat itu seorang nenek yang sedang berusaha membukakan pintu.


Pintu akhirnya terbuka.  Nenek berselimutkan lau1) datang mempersilahkan pemuda itu.  “Silahkan masuk umbu)”, kata nenek itu dengan nada ramah. “Terima kasih apu)”, katanya singkat. Pemuda itu akhirnya membereskan pakaiannya yang sudah basah kuyub. 


Dihadapannya tergantung sebuah salib cirikhas bagi umat Katolik.  Salib itu arahnya keluar.  “Boleh tahu! Siapa nama umbu?” Tanya nenek itu lagi.  “Nama saya Johan.  Saya mau ke kampong lama, karena rumah saya di sana” kata pemuda itu menjelaskan.


Baca Juga : Rosario Pemberian Bunda Maria 


Pemuda itu terus mengamati keadaan ruangan gubug itu yang hanya terdiri atas sebuah ruangan lepas.  Betapa kagetnya Johan begitulah nama pemuda itu, melihat disudut kanan ruang itu dekat tungku tertidur pulas seorang bocah perempuan.  Usianya sekitar 6 tahunan.  Pemuda itu begitu prihatin dengan kondisi kedua penghuni gubug itu. 


Tiba-tiba ia dikegatkan dengan suara tawaran dari nenek itu.  “Umbu malam ini nginap saja di sini”!  Dengan mengelah nafas panjang pemuda itu mengiyakan. Agak tergesa-gesa pemuda itu mengecek handphone-nya yang disimpan didalam tasnya itu.  Jam handphone menunjukan angka 21.30 WITA, artinya ia tidak bisa menikmati lagi misa malam natal bersama keluarganya.


Nenek tadi terlihat sibuk.  Sepertinya ada sesuatu dipersiapkan olehnya.  Karena lelah pemuda itu akhirnya tertidur.  Setengah jam berlalu.  Tiba-tiba pemuda itu dikejutkan oleh suara lembut.  “Aya, bangun…bangun!” pinta bocah itu.  Pemuda itu bangun walau rasa kantuk masih menghinggapinya.  Pemuda itu hanya bisa membalasnya dengan senyuman.


Baca Juga : Sesederhana Kasih Natal


Di hadapannya sudah tersaji tiga gelas teh dan sepiring singkong rebus.  Tatkala melihat sajian itu, nyaris saja pemuda itu menitikan air mata.  Mereka pun menyatapi sajian “khas natal” ala kaum miskin.  Kaum yang kurang beruntung hidupnya.


Roman kebahagian terlihat jelas pada kedua orang penghuni gubug itu.  Mungkin bukan karena sajiannya.  Bagi mereka, kehadiran pemuda itulah yang menyemarakan suasana malam natal itu.  “Umbu, malam ini kita merayakan natal di gubug ini” canda nenek itu dalam bahasa Indonesia yang terbata-bata.


Diselah-selah makan malam itu si pemuda mencoba mengorek tentang siapa bocah perempuan kecil itu. Dengan menghela nafas panjang si Nenek pun mulai mengisahkan tentang cucunya itu.  Umbuk5) adalah anak dari mendiang putrinya.  Ibunya adalah seorang TKW di Malaysia.  Sekembalinya sebagai TKW ia mengidap sakit yang tak disembuhkan.  Berbagai usaha telah dilakukan baik melalui pengobatan medis atau melaui cara tradisional, hasilnya nihil. Sejak usia satu tahun umbuk dipelihara olehnya.


Baca Juga : Ini Desember Kedua, Marcelino!


Si nenek juga menceritakan kenapa mereka menjadi orang terasing di kampungnya sendiri.  Mereka dituduh telah mencuri singkong di lahan pertanian tetangga.  Padahal singkong yang mereka bawah pada saat itu sengaja diberikan oleh salah satu orang asing yang barusan mencuri di lahan itu.  Masyarakat yang berbondong-bondong mengejar si pencuri ubi itu menemukan si nenek malang itu tengah mengendong sekantong ubi di tengah perjalanan.  


Akhirnya nenek tadi digiring ke balai desa untuk di adili.  Warga yang dibakar api kemarahan serampangan menuduh nenek tadi sebagai pencurinya.  Dengan berbagai pertimbangan nenek itu diusir dari kampong asalnya bersama putrinya sebelum bekerja sebagai TKW di Malaysia.


Mendengar penuturan nenek tadi, si pemuda itu menjadi iba pada kehidupan kedua orang itu.  Tiba-tiba ia gak kaget saat itu jam yang dilihat pada handphonenya menunjukan angka 23. 17 WITA.  Si nenek sepertinya mengerti benar dengan keadaan si pemuda saat itu.  Iapun memohon pada cucunya untuk menyiapkan tikar bagi si pemuda tadi.


Baca Juga : Jatuh Cinta Kembali Pada Gadis Remaja Itu


“Besok jam 5 pagi saya segera meninggalkan gubug ini dan melanjutkan perjalanan ke rumah keluargaku” katanya didalam hati.  Untuk memastikan waktunya ia pun segera menyetel alarm handphone miliknya. 


Malam akhirnya menghantarkan pemuda itu pada pagi. Tak berselang beberapa detik kring-kring bunyi alarm membangunkannya. Secepat kilat ia langsung mengemas bawaannya seperti awal mula.  Ingin rasanya ia membangunkan se nenek dan cucunya.  Tapi wajah-wajah tulus membuatnya mengurungkan niatnya itu.


Dengan perlahan si pemuda itu mengeluarkan beberapa lembar uang Rp.  50 ribu-an.  Sebenarnya ia ingin memberikan secara langsung uang itu pada si nenek.  Akhirnya ia meletakan uang tersebut di bawah bantal. Dengan perlahan ia pun keluar dari gubug itu.  Sebelum berangkat ia kembali memperbaiki posisi pintu gubug itu dengan baik.


Baca Juga : Seribu Rindu Untuk Kalian


Kicauan burung murai menyambut pagi, sang pemuda memastikan langkah dengan penuh semangat kisah semalam sepertinya telah terurai menjadi kasih yang tak lekang oleh waktu.  Dedaunan yang masih basah oleh air hujan semalam bukan menjadi halangan berarti.  Si pemuda itu tahu hari ini adalah tanggal 25 Desember.  Walaupun mungkin sebentar ia pasti buru-buru untuk mempersiapkan diri mengikuti misa natal bersama berkeluarga.


“Tok, tok, tok.  Selamat pagi. Tok, tok, tok.  Selamat pagi.  Selamat pagi!” Si pemuda tak sabaran untuk berjumpa dengan sanak saudaranya.  Tak berselang beberapa menit salah satu penghuni rumah pun membukakan pintu.  Suasana menjadi gaduh, keharuan menyelimuti seisi rumah. Salah satu pemuda yang hanya di lihat melalui foto saja kini telah berada di bersama mereka. Suasana sukacita ini harus berakhir sementara karena mereka harus mempersiapkan diri untuk misa Natal di Kapela.


Baca Juga : Di Depan Arca Maria Aku Berlutut


Natal telah mempertemukan seluruh anggota keluarga.  Keberhasilan si pemuda itu menjadi kebanggan keluarga.  Walau begitu hati pemuda itu tetap jumawa.  Ia ingin terus menebar benih-benih kasih kepada sesama yang membutuhkan.


Penulis : Unclebonn

Catatan : Artikel ini sudah dimuat di www.waingapu.com tahun 2011


Thursday, January 27, 2022

Catatan Awal Tahun 2022: Natal Bersama SMK Negeri 1 Pandawai 07 Januari 2022

https://www.unclebonn.com/2022/01/catatan-awal-tahun-2022-natal-bersama.html

Ini catatan pribadi Admin Unclebonn.com tentang pelaksanaan Natal Bersama Keluarga Besar SMK Negeri 1 Pandawai pada Jumat (7/1/2022). Catatan ini terlambat di-posting ya karena kesibukan admin sebagai seorang guru. Mudah-mudahan catatan ini bisa menjadi bahan refleksi bahkan materi kontemplasi untuk segenap guru, pegawai sekaligus para peserta didik SMK Negeri 1 Pandawai yang oleh berkat dan cinta Tuhan Yesus Kristus boleh merasakan dan menikmatinya.


Ada beberapa perihal yang menjadi catatan bagi admin terkait pelaksanaan Natal bersama itu sebagai berikut: 


Pertama, Natal pertama yang dilaksanakan pasca Covid-19. Pada tanggal tersebut Kabupaten Sumba Timur sudah kembali ke zona hijau. Terus terang Natal kali ini disambut suka cita oleh para guru dan juga peserta didik. Tentunya sebagai ungkapan rasa syukur.


Kedua, Natal yang paling skematis dan terkesan megah selama sejarah pelaksanaan Natal yang diselenggarakan oleh sekolah (SMK Negeri 1 Pandawai). Walaupun awalnya dikonsepkan sederhana namun karena persiapan yang matang acara dapat berjalan lancar, penuh suka cita dan diliputi semangat kegembiraan. Setiap guru dan siswa yang diberi tugas dalam kepanitiaan melaksanakan tugasnya dengan penuh antusias dan semangat. 


Ketiga, Peserta didik mendominasi acara Natal. Ini adalah konsep dari kepala sekolah sendiri, Dominik W. Tenggu atau biasa disapa Pak Nick. Peserta didik diberi ruang untuk berkreasi. Tujuannya agar anak didik belajar kepemimpinan dan atau mengorganisasikan sebuah kegiatan seperti acara natalan ini, tentu dalam bimbingan para guru. Mereka berperan sebagai singer, MC, mengisi vocal group, solo dan berbagai peran lainnya. Natal kali ini juga diiringi pemain musik gereja yang profesional. Sehingga banyak pengetahuan yang didapat secara tidak langsung dari kegiatan natal bersama itu.

MC dari Peserta Didik (Img : Dok. SMKN 1 Pandawai 2022)

Dalam natal bersama kali ini juga dirangkai dengan acara penyerahan hadiah bagi pemenang lomba berbagai pertandingan olahraga, fashion show dan lomba keindahan dan kebersihan kelas dalam rangka peringatan Hari Guru Nasional yang dilaksanakan pada bulan November 2021 lalu. 

Penyerahan hadiah lomba oleh Plh. Kordinator Pengawas Kab. Sumba Timur,
Bpk Tombang Simorangkir, S.Pd (Dok. SMKN 1 Pandawai 2022)

Keempat, Mayoritas undangan hadir. Semua tamu dan undangan hadir memenuhi aula sekolah yang dijadikan tempat acara Natal bersama. Yang hadir adalah tokoh masyarakat, Camat Pandawai yang diwakili oleh Sekretaris Camat, Kepala Desa Palakahembi, Pendeta dari BPMJ GKS Menggitimbi dan BPMJ GKS Walakiri dan para kepala SMK yang ada di Kabupaten Sumba Timur. 


Kelima, Ibadah dipimpin oleh Ketua BPMJ GKS Walakiri, Pdt. Merliani Yakoba Betriks,S.Th. Terkait pemimpin ibadah natal untuk kali ini giliran GKS Walakiri. Hal ini sesuai tradisi yang sudah dibangun oleh SMK Negeri 1 Pandawai bahwa pemimpin ibadah dalam setiap momentum atau hajatan diundang secara bergilir untuk semua Ketua BPMJ GKS yang berada disekitar sekolah. Bahkan Ketua BPMJ seperti mitra kerohanian SMK Negeri 1 Pandawai.


Dalam khotbahnya, inti pesan yang disampaikan oleh Ibu Pdt. Merliani Yakoba Betriks,S.Th  adalah 'Kasih" Sebagaimana Kritus telah  menyatakan kasihnya bagi kita umat manusia maka wujud kasih Kristus itu yang harus kita nyatakan bagi sesama lewat relasi kita yangg menggerakkan persaudaraan. Jelas ini sesuai tema natal nasional tahun 2021, "Cinta Kasih Kristus yang Menggerakan Persaudaraan'" yang diambil dari 1 Petrus 1 : 22.

Foto Bersama Kepala SMK Negeri 1 Pandawai,
Bpk Dominik W. Tenggu,SH bersama Undangan (Dok. SMKN 1 Pandawai 2022)

Demikian catatan admin terkait pelaksanaan Natal Bersama Keluarga Besar SMK Negeri 1 Pandawai yang dilaksanakan pada hari Jumat, 7 Januari 2022. Natal kali ini sebagai tonggak awal bagi SMK Negeri 1 Pandawai untuk memulai pembelajaran tatap muka (PTM) dalam menyambut semester genap tahun pelajaran 2021-2022. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.*


Baca Juga : 

  1. Sesederhana Kasih Natal
  2. Catatan Admin : "Natal Online Dan Tradisi Natal" Di Masa Covid-19
  3. Natal Dalam Kesederhanaan
  4. Kasih Nyata Seorang Saudara Seindah Kasih Natal


Monday, January 10, 2022

Natal adalah Perayaan Revolusi Cinta

https://www.unclebonn.com/2022/01/natal-adalah-perayaan-revolusi-cinta.html

Dalam peristiwa Natal, Allah datang ke tangah dunia dalam rupa orang asing. Sebagai orang asing, Ia tak dikenal dan bahkan ditolak. Kisah Allah yang ditolak dan tak mendapat tempat di tengah dunia manusia adalah esensi narasi Natal.

 

Maria dan Yosef datang dari Nasaret ke Kota Betlehem guna mendaftarkan diri atas perintah Kaisar Agustus. Karena tidak mendapat tumpangan di rumah penduduk, keduanya bermalam di sebuah kandang hewan.


Baca Juga : Bolehkah Merayakan Natal Sebelum Tanggal 25 Desember


Di tempat yang paling hina itulah Yesus, Sang Penebus, lahir dan menatap dunia. Dalam diri Yesus, Allah mengambil bagian dalam sejarah hidup manusia. Peristiwa inkarnasi ini menjadi basis keterlibatan misionar Gereja di tengah dunia. Paus Fransiskus mengungkapkannya secara tepat: 'Lewat peristiwa inkarnasi Putera Allah telah mengundang kita menuju revolusi cinta yang mesra'.


Yesus adalah seorang revolusioner dan sekaligus panutan satu-satunya bagi semua orang Kristen. Menurut Paus Fransiskus, seorang Kristen yang tidak revolusioner sudah pasti bukan Kristen. Perubahan dunia menuju yang lebih baik hanya mungkin lewat revolusi gaya hidup yang radikal.


Baca Juga : Natal Dalam Kesederhanaan


Herodes memandang Yesus sebagai ancaman untuk kekuasaannya. Ia pun memerintahkan para seradadunya untuk membunuh semua bayi di Palestina. Namun Maria dan Yosef berhasil menyelamatkan Yesus dari ancaman Herodes dan mengungsi ke Mesir. Andaikata pemerintah Mesir waktu itu tidak membuka negaranya untuk para pengungsi, mungkin saja bayi Yesus sudah dibunuh.

 

Natal adalah perayaan revolusi cinta. Revolusi cinta itu hanya mungkin tercapai jika kita menjadi simbol harapan bagi dunia dan tidak terjerumus ke dalam bahaya pesimisme yang radikal.


Baca Juga : Kasih Nyata Seorang Saudara Seindah Kasih Natal


Pesimisme radikal adalah ciri khas masyarakat yang menggantungkan seluruh hidupnya pada 'yang duniawi' semata dan menutup diri terhadap hal-hal adikodrati.


Yesus adalah seorang revolusioner dan sekaligus panutan satu-satunya bagi semua orang Kristen. Orang kristen harus menjadi revolusioner dalam cinta


Pesimisme radikal adalah karakter dasar orang-orang yang hidup tanpa Allah. Hal ini tampak dalam patologi sosial seperti pragmatisme, egoisme, hedonisme, krisis identitas dan raibnya idealisme.


Baca Juga : Pria Di Gubuk Sederhana Itu


Dalam situasi ini orang cenderung menarik diri dari dunia dan mencari rasa aman dalam spiritualitas kesenangan, minus bela rasa terhadap penderitaan sesama dan solidaritas sosial bagi kaum miskin.


Spiritualitas dan agama seperti ini tidak pernah mencari kehendak Allah, tapi justru mencari keamananan dan kekuasaan dirinya sendiri.


Sanggupkah kita menjadi seorang Revolusioner Cinta abad ini? Tentukan pilihanmu dari sekarang!*


Penulis : MYB

Catatan : Artikel ini sudah diedit sesuai kebutuhan blog


Baca Juga : Rosario Pemberian Bunda Maria


Friday, December 24, 2021

Rosario Pemberian Bunda Maria

https://www.unclebonn.com/2021/12/rosario-pemberian-bunda-maria.html

Sejak pukul 19.45 WITA, Kampung Hilir diliputi awan pekat.  Bintang-bintang yang biasanya memamerkan keindahannya seolah tak berdaya malam itu.  Langit di atas kampung yang seharusnya mempesona menjadi murung. Sepertinya, ada sesuatu misteri yang akan menyeruak warga di Kampung Hilir.


Beberapa hari yang lalu, seorang tetua kampung pernah bercerita tentang mimpi anehnya kepada salah satu warga kampung. Karena merasa aneh dengan mimpi itu, warga itupun menceritakan kepada warga lain.  


Baca Juga : Natal Sebentar Lagi, Yuk Simak 11 Fakta Menarik Seputar Natal!

Tak sengaja, mimpi itu tersiar hampir ke seluruh warga Kampung Hilir. Reaksinya pun beragam.  Ada yang menanggapinya dengan serius, ada yang tidak. Bahkan diantara beberapa warga mereka menertawakannya. Lebih dari itu ada pula yang cemooh setelah mendengar mimpi itu.

Mimpi itu juga terdengar oleh Agus. Pemuda ini, dikenal aktif di Kampung Hilir diberbagai kegiatan sosial.  Ia juga menjadi ketua OMK di stasinya.  Akibat penasaran, akhirnya ia pun memutuskan untuk mengetahui secara persis berita itu.  

Walaupun hari sudah malam ia terus mencari informasi dari rumah ke rumah. Keputusan terakhir, ia pun pergi ke rumah Pak RT.

“Selamat malam. Selamat malam Pak RT”, sapa Agus. Tak berselang beberapa detik pintupun dibukakan oleh si pemilik rumah. “Selamat malam juga dek Agus” balas Pak RT sembari mempersilahkan Agus duduk. “Rupanya ada urusan penting, malam-malam kemari?” tanya Pak RT mencari tahu. “Tidak Pak RT. Sekedar mencari tahu informasi. Mengenai kebenaran mimpi dari salah satu tetua kampung kita.  Sepertinya mimpi ini sudah tersiar hampir ke semua warga yang ada di kampung ini” jelas Agus.


Baca Juga : Sesederhana Kasih Natal


Sambil menghela nafas Pak RT menjelaskan.  “Benar katamu. Tapi bagi kita yang telah hidup di zaman modern ini sulit memang bila hal seperti itu dicerna melalui akal sehat.  Namun begitu kita perlu menanggapinya dengan hati”.  “Bagaimana mimpinya Pak RT?”, desak Agus.

“Suatu malam dalam tidurnya, ia melihat segerombolan anjing turun dari sebuah gunung di sekitar perkampungan Hilir.  Kondisi badan anjing-anjing itu amatlah kurus. Anjing-anjing itu menyerang dan menerkam warga kampung dan hewan piaraannya.  Setelah peristiwa amukan itu, dalam sekejab gerombolan anjing itu pun lenyap” urai Pak RT panjang lebar.

Setelah menceritakan peristiwa dalam mimpi itu kedua orang itu pun terdiam. Sesekali kedua orang itu menghela nafas dan menggelengkan kepala.  Sukar menebak apa yang mereka pikirkan.


Baca Juga : Bolehkah Merayakan Natal Sebelum Tanggal 25 Desember? 

“Sepertinya mimpi itu pertanda buruk bagi kampung kita ini, bukan?” kata Agus memecah kebisuan di antara mereka. “Sulit bagi saya untuk menjawabnya.  Hal ini diluar jangkauan rasio kita”, kata Pak RT. Sepertinya Pak RT tidak mau berpikir lebih dalam karena di luar jangkauannya.

Pulang dari rumah Pak RT jam sudah menunjukan angka sembilan malam.  Ia langsung mampir ke rumah seorang janda bernama Maria.  Janda ini salah satu anggota Legio Maria. Rajin berdoa, ramah, dan dikenal baik di Kampung Hilir.  Ia telah lama ditinggal mati oleh suaminya. Ia memiliki seorang putra.  Namun, putranya sekarang bekerja di tanah orang. Jadi saat ini ia hidup hanya seorang diri. Orang di kampung itu sering memanggilnya “bunda”. 


Baca Juga : Natal Dalam Kesederhanaan

“Bunda…bunda….bunda. Bukakan pintunya!”, pinta Agus agak memaksa. “Ada apa Nak?, kata janda itu menyelidik.  “Begini bunda.  Sebaiknya malam ini bunda jangan berada di rumah ini.  Bukankah rumah ini sering kebanjiran?”…..Perasaan saya tidak enak melihat kindisi cuaca malam ini”.

“Begini nak, jangan kuatirkan saya. Kalau kamu begitu kuatir, biarlah malam ini engkau kenakan rosario ini.  Inilah bekal pengharapanmu”, katanya lugas.  “Nak Agus, sebenarnya rosario ini akan  diberikan kepada putraku.  Tapi untuk malam ini biarlah engkau yang menggunakannya”, sambung si janda itu lagi.

Permintaan Agus sepertinya sia-sia belaka.  Janda itu tetap teguh pada pendiriannya.  Malah, ia mohon agar Agus segera kembali ke rumahnya untuk beristirahat karena malam makin larut.


Baca Juga : Kasih Nyata Seorang Saudara Seindah Kasih Natal 

Di rumah, Agus sukar untuk memejamkan mata.  Ia terus dihantui oleh mimpi yang aneh itu. Bahkan pikirannya pun melayang jauh pada hal-hal yang tidak diinginkan. Kalau-kalau akan terjadi sesuatu pada janda 60-an tahun itu.  Bagaimana tidak? Rumah janda itu tepat di daerah aliran sungai.  Sembilan tahun lalu banjir bandang telah meluluhlantakan rumah-rumah warga yang juga di sekitar rumah janda itu.

Kilat, guntur, dan hujan badai menggelagar dikeheningan malam.  Masyarakat tertidur lelap karena hujan. Mereka tidak menyangka bahwa malam itu akan terjadi malapetaka. Mereka pun tidak pernah membayangkan bahwa beberapa sanak saudaranya akan pergi untuk selamanya meninggalkan mereka.


Baca Juga : Pria Di Gubuk Sederhana Itu

Dan benar.  Sekitar pukul tiga dini hari banjir besar datang menyapu rata rumah warga di sekitar aliran sungai itu.  Tak terkecuali janda malang tadi.  Rumah-rumah penduduk yang menjadi korban sebagian besar tak berbekas, kecuali rumah batu.  Ada pula beberapa warga yang luput dari malapataka, karena mendengar gemuruh banjir dari kejauhan malam.  

Sekitar pukul lima pagi warga mulai berdatangan ke lokasi kejadian.  Isak tangis dan teriakan histeris menjadi pemandangan yang memilukan.  Warga mulai mencari tahu masing-masing anggota keluarganya.  Yang mungkin diperkirakan menjadi korban bencana alam.  


Baca Juga : Ini Desember Kedua, Marcelino!

Termasuk Agus, ia diliputi kekuatiran yang mendalam.  Apalagi ia tahu persis rumah janda itu di daerah yang rawan banjir.  Betapa sedihnya setelah ia melihat rumah janda itu tak satupun material yang tersisah.  Air mata Agus jatuh berderai.  Janda “bunda” Maria sudah dianggapnya seperti ibu kandungnya sendiri. Sejak enam bulan ia sudah diasuh oleh janda itu.  Ibu kandungnya meninggal akibat tuberculosis. Ia hanya bisa berdoa agar mayat janda itu bisa ditemukan.

Berita tentang bencana banjir yang telah merenggut banyak korban nyawa telah tersiar ke mana-mana.  Tapi sosok yang paling dibicarakan yaitu “bunda” Maria.  Sosok dan kepribadiannya yang baik dikenal luas oleh warga.

Agus hanya bisa menatap hampa bekas rumah janda itu. Sesekali ia menatap arus sungai yang masih tampak ganas.  Agus pasrah dengan semua kenangan bersama “bunda” Maria tergerus oleh arus sungai itu.


Baca Juga : Darling

Tiba-tiba saja Agus merasakan sejuknya butir-butir Rosario yang melingkari lehernya. Sebuah Rosario pemberian bunda Maria semalam. Seberapa menit Agus teringat akan kata-kata terakhir  janda itu. 


Siapa yang seharusnya memiliki Rosario itu? “Iya. Rosario ini bukan menjadi milikku selamanya.  Sebaiknya saya segera memberikan kepada darah dagingnya sendiri”, gumam Agus dalam hati.*


Sumba Timur , 11 Januari 2012
Penulis Bonefasius Sambo
Dimuat di Majalah Hidup Katolik Edisi Januari 2012



Sesederhana Kasih Natal

https://www.unclebonn.com/2021/12/sesederhana-kasih-natal.html

"Ayah kenapa kita tak punya apa apa untuk natal tahun ini?" Tanya seorang anak kepada ayahnya. 


Kisah ini terjadi di sebuah gubuk tua. Di situ hidup satu keluarga yang bisa dikatakan miskin. Gubuk itu jauh dari suasana keramaian desa. Mungkin karena merasa tak punya apa-apa mereka memilih mengasingkan diri dari masyarakat desa itu. Tinggal jauh dari pemukiman warga di kampung itu.


Sungguh beda pola hidup keluarga miskin ini dengan kebiasaan dan tata cara warga desa yang telah mewarisi tradisi perayaan natal kekinian. Yang mereka bisa laksanakan adalah pergi ke gereja setelah itu kembali ke rumahnya. Itu saja.


Baca Juga : Natal Sebentar Lagi, Yuk Simak 11 Fakta Menarik Seputar Natal!


Tak ada raut kekecewaan di wajah mereka. Kedua orang tua itu sesekali hanya tersenyum dan beberapa kali gelang-geleng kepala mendengar keluh kesah anak-anak mereka. 


"Nak, bagaimana bisa kita seperti orang-orang di desa itu? Untuk makan sehari-hari saja hampir kita tak sanggup? Semuanya mahal." 


Baca Juga : Catatan Admin : "Natal Online Dan Tradisi Natal" Di Masa Covid-19


Memang, harga sembako saat ini mahal. Apalagi bahan untuk membuat kue dan membeli peralatan kue. Semua kebutuhan serba mahal saat ini. Yang ada saat ini, di gubuk itu hanyalah singkong dan sisa sisa hasil panen yang tersedia untuk makan sehari hari sampai di penghujung tahun. Mungkin saja setelah ini mereka mengalami kesulitan hidup. Makan dan minum menjadi susah.


Malam itu di tengah guyuran hujan lebat tiba tiba saja pintu rumah mereka diketuk. Suara ketukan yang lembut. Tak ada perasaan takut ketika mendengar ketukan itu.


"Selamat malam....selamat malam," terdengar suara menyapa dari luar.


Baca Juga : Bolehkah Merayakan Natal Sebelum Tanggal 25 Desember?


Setelah pintu dibuka sesosok orang berdiri di depan pintu. Dari wajah itu memancarkan senyum yang menyapa. Dan mereka kenal sosok pria itu. Seorang imam Katolik yang biasa melayani misa di stasi-stasi. Ia masuk dan menyalami mereka. Pastor itu duduk diantara mereka.


"Maaf. Malam ini saya akan nginap di sini. Hujan terlalu deras untuk melanjutkan perjalanan. Mungkin ada banjir di salah satu sungai yang melintasi desa ini," kata pastor menjelaskan kepada mereka.


Segelas teh hangat dan sepiring singkong rebus di bawah ke hadapan pastor itu. Teh hangat itu tidak di isi pada cangkir atau gelas istimewa. Hanya gelas plastik harga dua ribuan.


Baca Juga : Natal Dalam Kesederhanaan


"Maaf bapak pastor. Kami tidak punya apa-apa. Hanya segelas teh dan singkong rebus untuk natal tahun ini," kata ibu penghuni gubuk itu ragu-ragu.


"Bapak, mama dan anak-anak, natal tidak membutuhkan kemewahan duniawi. Tidak harus selalu ada kue natal, minuman mewah atau pernak-pernik natal segala. Yang penting hati yang bersih untuk menyambut kedatangan sang juru selamat. Itu sudah cukup."


Tiba-tiba dari balik tas pastor itu mengeluarkan beberapa bungkus lalu diserahkan kepada ibu itu.


Baca Juga : Kasih Nyata Seorang Saudara Seindah Kasih Natal


"Anak-anak kita harus istirahat sekarang. Karena besok saya harus memimpin misa di stasi ini. Bapak ibu juga harus istirahat karena besok kita harus ke gereja untuk merayakan misa natal,"  pungkasnya.


Pagi hari sang pastor sudah menyiapkan diri. Ia bangun pagi lebih awal dari pemilik rumah. Memang para imam Katolik terbiasa disiplin. Karena lama menunggu pastor itu pergi meninggalkan gubuk itu untuk merayakan natal di stasi di desa itu. 


Baca Juga : Ini Desember Kedua, Marcelino! 


Pemilik rumah setelah bangun dari tidur mereka tak lagi menemukan sang pastor. Namun mereka bersyukur mendapatkan beberapa lembar uang lima puluh ribu. Mungkin niatnya sekedar membantu kebutuhan hidup keluarga miskin itu untuk beberapa hari. Para penghuni gubuk itu segera menyiapkan diri untuk mengikuti misa natal.*


Wednesday, December 1, 2021

Ini Desember Kedua, Marcelino!

https://www.unclebonn.com/2021/12/ini-desember-kedua-marcelino.html

Kasih….,Desember ini telah kembali. Mestinya usai sudah keraguan ini. 


Dulu kamu selalu menuliskan puisi indah untuk aku.  Tentang Desember itu. Karena malu kamu menaruh sekuntum mawar jambu di mejaku persis di atas buku itu. Buku yang biasa aku baca. Kamu tahu bahwa aku selalu membaca buku itu. 


Baca Juga : Natal Dalam Kesederhanaan


Aku sudah bisa menebaknya siapa yang menaruh mawar itu. Hanya ada sepasang mata yang gemar menatap ku tajam namun lembut dan penuh harap.  Mungkin engkau saat itu berusaha agar aku memahami perasaanmu.  Tapi sayang bahwa aku pun ragu mengenai perasaanmu juga. 


"Benarkah dia menyukai aku?" Ini hanya kutebak saja. Aku tak mau gede rasa. Mungkin saat itu kamu hanya kasihan padaku.  


Baca Juga : Kasih Nyata Seorang Saudara Seindah Kasih Natal


Aku Lina wanita biasa. Namun maaf aku sedikit ambisius. Bukannya sombong ya. Namun aku ingin mengejar dulu impianku.  Walau orang tuaku mampu mereka mengajari anak-anaknya untuk berjuang dengan kemampuan sendiri. Selagi bisa, keep fighting. Itu yang kerap diajarkan mereka terutama pada kakak laki-laki kami yang pertama. Aku selalu mendengar nasihat itu.


Ini Desember kedua. Aku menanti engkau dengan sebuah kepastian. Datang dan berbicara pada ku tentang perasaanmu.  Kamu itu kan pria dewasa. Kamu baik. Kamu sudah sempurna. Mengapa kamu masih malu. Apakah kamu hilang kepercayaan diri jika datang padaku? 


Baca Juga : Pria Di Gubuk Sederhana Itu


Jujur. Aku sudah mendengar ungkapan kekaguman mengenai diriku. Kamu bilang aku cantik dengan sorot mata yang berbinar-binar. Rasanya mau pingsan setelah mendengar "mulut gram" dari temanmu itu. Aku juga kenal baik sama dirinya.  Si Rita, teman sekantor kamu itu. 


Lino,  kamu itu lugu apa polos ya? Baru kali ini aku baru dengar seorang pria yang menjadi incaran wanita lain lalu bilang kalau aku cantik? Gila! Benar-benar. Atau gara-gara pujianmu itu membuat aku galau?


Baca Juga : Darling 


Soal kecantikan itu aku sudah kehilangan kepercayaan diri. Aku sudah dibilang tomboy sejak aku kecil ditambah sama genk-ku. Namun aku tahu dulu aku dibisikin teman kalau aku punya potensi cantik,  hehe. Tapi aku geli kalau dibilang begitu. Memang menurutku aku tidak jelek-jelek amat. Kulit cukup putih. Wajahku cukup ayu. Kalau terkesan biasa mungkin kurang perawatan saja. Kurang maksimal maksudnya.  


Jujur akhir-akhir ini aku merindukanmu. Aku pun tahu kamu masih sendiri.  Mungkin juga kamu pun merindukan aku. Usia ku sudah 25 tahun kini. Wanita yang cukup matang, bukan?  Aku mau berusaha tampil feminim. Barangkali bisa mencairkan hatimu. Lino….Lino,  kamu itu keren tahu. 


Baca Juga : Natal Sebentar Lagi, Yuk Simak 11 Fakta Menarik Seputar Natal!


Kamu tak pernah berubah. Di masa SMA kamu hanya mengungkapkan perasaan sebagai remaja pria yang selalu menaruh sekuntum kembang di meja. Ah gila loe...caramu seperti drama sinetron saja. 


Setelah empat tahun berlalu pikirnya kamu sudah punya tambatan hati. Eh ternyata dirimu sama seperti diriku. Dikuliah itukan banyak cewek-cewek cantik. Tapi kenapa? Mengapa masih saja sendiri? 


Dalam keheningan saat ini datanglah dalam gelapnya malam. Kepadaku. Wanita yang selalu menanti kepastian. 


Baca Juga : Catatan Admin : "Natal Online Dan Tradisi Natal" Di Masa Covid-19


Ini Desember kedua, Lino. Mudah-mudahan kamu datang dan mengutarakan rasa hatimu. Kejujuranmu.  Tentu dengan cintamu. Jika tidak, selamat tinggal keraguanmu. Mungkin kamu kalah dengan pria berani lainnya.*



Thursday, December 31, 2020

Setangkai Bunga Edelweis dari Sumba

https://www.unclebonn.com/2020/12/setangkai-bunga-edelweis-dari-sumba.html

Kabut pagi menyelimuti suasana alam Kampung Matawai - Sumba. Udara dingin terus menyerang kulit. Tak peduli dengan pagi yang kian merangkak menuju siang. Warga setempat enggan ‘tuk beranjak dari rumahnya. Mungkin karena hari minggu.


Misa di gereja stasi St Andreas mulai jam 10 pagi. Itupun kalau umatnya tak berhalangan. Misa bahkan diundur bisa sejam. 


Terlambat? Apapun alasannya, aku harus berada di gereja jam 8 pagi.  


Tiba-tiba suara mesin sepeda motor menggelegar dikeheningan pagi.  Suara mesin itu makin lama makin dekat.Tak seberapa menit sepeda motor itu telah berhenti tak jauh dari tempatku. 


Baca Juga : Kisah Cinta Perawan Bertato


“Rupanya ada orang baru. Mungkin ada sesuatu yang penting hari ini? “ gumamku. 


“Selamat pagi Pak” sapanya. Ia mendekatiku. 


“Selamat pagi 1)Umbu! Maaf! Nama umbu siapa, dari mana, dan ada apa pagi-pagi kemari? tanyaku.


“Namaku Rafael. Aku dari Kota”.  


“Lalu, ada keperluan apa pagi-pagi kemari?” Tanyaku lagi. 


“Oh begini Pak. Aku dengar katanya nanti malam ada acara perpisahan dengan dokter Dahlia. Apa benar?”.  


“Benar umbu. Tapi dua hari yang lalu dokter Dahlia ke kota. Pastinya nanti malam ia hadir”. Jelasku. 


“Syukurlah kalau begitu. Oyah, boleh tahu siapa nama Bapak?”. 


“Ooh maaf, jadi lupa. Namaku Alosius Umbu. Biasa dipanggil Pak Alo. Aku koster di sini pak” jelasku lagi.


Dahlia Valentina adalah satu dari dokter kontrak pusat yang ditempatkan di Puskemas kampung kami. Dokter Dahlia lulusan dari salah satu perguruan tinggi di Jakarta. Ia beragama katolik. Aku menilai, ia wanita katolik yang taat. Ia rajin mengikuti misa dan aktif pada kegiatan gereja. Ia bahkan menjadi guru temu minggu bagi anak-anak SD di stasi kami. 


Baca Juga : Darling


Dalam tugasnya sebagai dokter ia tak pernah lelah. Ia tegar, dan juga ramah. Ia mengunjungi rumah warga yang sakit, melatih dukun-dukun bersalin. Ia bersedia memberikan bantuan pada siapapun jika dibutuhkan saat itu. Karena sikapnya itu, ia lantas dijuluki “malaikat penolong”. 

•••


Mata pemuda itu terus memandangi pesona alam yang hijau di sekitar gereja.  Pemuda itu tidak banyak bicara. Pemuda itu amat ramah tapi dari penampilannya aku tetap menaruh curiga. Ia masih mengenakan jaket hitam. Posturnya tegap, dan berambut setengah bahu.


Dan aku segera meninggalkan pemuda itu untuk menata ruang gereja.  Walaupun aku sibuk di dalam gereja aku tetap waspada.


Sempat terlintas dibenakku mungkin pemuda itu pacar dari dokter Dahlia. Tapi kalau ditimbang-timbang seperti tak adil buat dokter Dahlia. Dokter Dahlia itu orangnya cantik, pendidikan tinggi, dan baik hati.


“Apa mungkin pemuda misterius itu pacar dokter Dahlia?,” Pikirku sambil geleng-geleng kepala. 


Kalau dikaitkan dengan yang diceritakan dokter Dahlia bulan lalu tentang pemuda yang menolongnya, rasanya tak mungkin. Malah berlebihan! Ia menceritakan perihal seorang pemuda yang baik budi. Pemuda itu telah menolongnya beberapa kali. Pertama, ketika dokter muda ini dalam perjalanan dari Puskesmas ke kota. 


Baca Juga : Sejoli Di Bukit Savana


Di tengah perjalanan sepeda motor dokter itu tergelincir. Bu Dahlia terjatuh. Untung saja ia hanya mengalami luka ringan.    Tiba-tiba seorang pemuda menghampiri dirinya.  


Awalnya dokter Dahlia ketakutan. Pemuda itu menjelaskan niatnya. Dengan senang hati bu Dahlia menyambut baik niat sang pemuda itu. Pemuda itu mengeluarkan  sepeda motor dari tepi jalan yang agak curam.    


Dokter Dahlia membayangkan, kalau pemuda itu berniat jahat, apa jadi dirinya? Itulah sepenggal pengelaman yang membuat dokter muda itu haru. Pemuda itu hanya titip pesan. 


“Hati-hati Mbak. Lain kali kalau mau keluar ajak teman!” kenang dokter Dahlia. 


Kedua, ketika  ban sepeda motor dokter Dahlia gembos. Lagi-lagi si pemuda itu hadir. Tapi kali ini penampilan pemuda itu agak aneh. Berbaju lengan pendek sehingga mencuat otot lengan yang cukup kekar. Di lengan kirinya terlihat tato bergambar malaikat Mikael. Kehadiran pemuda itu sempat membuat dokter Dahlia ketakutan. Ketika pemuda itu mendekat, dokter Dahlia kenal wajah si pemuda itu. 


Baca Juga : Dear Desember


Walau dokter Dahlia masih ragu tapi hatinya begitu senang dengan kehadiran pemuda itu. Betapa tidak, jam sudah menunjukan angka setengah enam sore.  Padahal, perjalanan masih menyisakan jarak 15 km. 


Tanpa banyak bicara pemuda itu langsung mengeluar peralatan dari tas ranselnya. Sekitar 30 menit ia telah menyelesaikan pekerjaan itu. Ketika dianggap beres lalu ia menyerahkan motor itu kepada dokter Dahlia. 


“Mbak, biarkan aku susuri dari belakang. Sebab, hari mulai malam.  Daerah sini agak rawan” pemuda itu menawarkan jasa.   Merekapun melanjutkan perjalanan.


Menurut dokter Dahlia, pemuda itu berpendidikan. Ia baik dan sopan, walaupun wajahnya agak sangar. Nama panggilnya umbu. Dokter Dahlia pada saat itu sempat meneteskan air mata. Beberapa bulan terakhir, sebenarnya dokter Dahlia ingin bertemu dengan pemuda itu. 

•••


Sekitar jam 7 malam. Tamu banyak yang hadir. Ibadah perpisahan dipimpin oleh pembina umat. Sejak tiba di tenda, dokter Dahlia mengajakku duduk di sampingnya. Sejak awal mataku terus mencari keberadaan pemuda itu. Pemuda misterius itu belum bersama kami. Melihat sikapku seperti ini dokter Dahlia heran. 


“Pak Alo kenapa nengok kiri kanan. Dari tadi aku perhatiin sepertinya ada sesuatu?” tanya dokter Dahlia penasaran. 


“Begini bu dokter. Tadi pagi ada seorang pemuda ke gereja. Katanya akan hadir di acara ini”. 


“Ooh ya? Serius..?”. Ia Penasaran. 


“Betul bu dokter. Tapi sekarang orangnya tak tampak di sini,” jawabku.


Baca Juga : Kasih Nyata Seorang Saudara Seindah Kasih Natal


Sesaat kemudian dokter Dahlia diminta tampil di hadapan tamu yang hadir.  Ia diminta untuk menyampaikan kesannya selama bertugas di kampung Matawai. Ketika pengalungan hinggi, tiba-tiba seorang pemuda maju dari barisan belakang tenda ke arah dokter Dahlia. Tepuk tangan yang mengiringi acara pengalungan hinggi terhenti seketika. Di tangan pemuda itu terdapat setangkai bunga edelweis. Dokter itu tidak merasa aneh dengan kehadiran pemuda itu. Ia kenal pemuda itu.   Dan pemuda itu berhenti di hadapan dokter Dahlia.


“Masih ingat? Namaku Rafael,” katanya sambil menatap wajah wanita itu.


“Aku ingat. Beberapa hari ini aku ingin berjumpa dengan kamu” kata dokter Dahlia dengan mata berkaca-kaca. Pak Rafael lalu memberikan seikat kembang edelweis.


Sepertinya dokter Dahlia begitu bahagia menerima bunga edelweis pemberian Pak Rafael.  Aku tak tahu akhir kisahnya. Yang aku tahu dia seorang wanita hebat selama menjalankan tugasnya*


Waingapu,  Maret 2013