Terima Kasih Telah Berkunjung ke Unclebonn.com Sesederhana Kasih Natal - unclebonn.com

Friday, December 24, 2021

Sesederhana Kasih Natal

https://www.unclebonn.com/2021/12/sesederhana-kasih-natal.html

"Ayah kenapa kita tak punya apa apa untuk natal tahun ini?" Tanya seorang anak kepada ayahnya. 


Kisah ini terjadi di sebuah gubuk tua. Di situ hidup satu keluarga yang bisa dikatakan miskin. Gubuk itu jauh dari suasana keramaian desa. Mungkin karena merasa tak punya apa-apa mereka memilih mengasingkan diri dari masyarakat desa itu. Tinggal jauh dari pemukiman warga di kampung itu.


Sungguh beda pola hidup keluarga miskin ini dengan kebiasaan dan tata cara warga desa yang telah mewarisi tradisi perayaan natal kekinian. Yang mereka bisa laksanakan adalah pergi ke gereja setelah itu kembali ke rumahnya. Itu saja.


Baca Juga : Natal Sebentar Lagi, Yuk Simak 11 Fakta Menarik Seputar Natal!


Tak ada raut kekecewaan di wajah mereka. Kedua orang tua itu sesekali hanya tersenyum dan beberapa kali gelang-geleng kepala mendengar keluh kesah anak-anak mereka. 


"Nak, bagaimana bisa kita seperti orang-orang di desa itu? Untuk makan sehari-hari saja hampir kita tak sanggup? Semuanya mahal." 


Baca Juga : Catatan Admin : "Natal Online Dan Tradisi Natal" Di Masa Covid-19


Memang, harga sembako saat ini mahal. Apalagi bahan untuk membuat kue dan membeli peralatan kue. Semua kebutuhan serba mahal saat ini. Yang ada saat ini, di gubuk itu hanyalah singkong dan sisa sisa hasil panen yang tersedia untuk makan sehari hari sampai di penghujung tahun. Mungkin saja setelah ini mereka mengalami kesulitan hidup. Makan dan minum menjadi susah.


Malam itu di tengah guyuran hujan lebat tiba tiba saja pintu rumah mereka diketuk. Suara ketukan yang lembut. Tak ada perasaan takut ketika mendengar ketukan itu.


"Selamat malam....selamat malam," terdengar suara menyapa dari luar.


Baca Juga : Bolehkah Merayakan Natal Sebelum Tanggal 25 Desember?


Setelah pintu dibuka sesosok orang berdiri di depan pintu. Dari wajah itu memancarkan senyum yang menyapa. Dan mereka kenal sosok pria itu. Seorang imam Katolik yang biasa melayani misa di stasi-stasi. Ia masuk dan menyalami mereka. Pastor itu duduk diantara mereka.


"Maaf. Malam ini saya akan nginap di sini. Hujan terlalu deras untuk melanjutkan perjalanan. Mungkin ada banjir di salah satu sungai yang melintasi desa ini," kata pastor menjelaskan kepada mereka.


Segelas teh hangat dan sepiring singkong rebus di bawah ke hadapan pastor itu. Teh hangat itu tidak di isi pada cangkir atau gelas istimewa. Hanya gelas plastik harga dua ribuan.


Baca Juga : Natal Dalam Kesederhanaan


"Maaf bapak pastor. Kami tidak punya apa-apa. Hanya segelas teh dan singkong rebus untuk natal tahun ini," kata ibu penghuni gubuk itu ragu-ragu.


"Bapak, mama dan anak-anak, natal tidak membutuhkan kemewahan duniawi. Tidak harus selalu ada kue natal, minuman mewah atau pernak-pernik natal segala. Yang penting hati yang bersih untuk menyambut kedatangan sang juru selamat. Itu sudah cukup."


Tiba-tiba dari balik tas pastor itu mengeluarkan beberapa bungkus lalu diserahkan kepada ibu itu.


Baca Juga : Kasih Nyata Seorang Saudara Seindah Kasih Natal


"Anak-anak kita harus istirahat sekarang. Karena besok saya harus memimpin misa di stasi ini. Bapak ibu juga harus istirahat karena besok kita harus ke gereja untuk merayakan misa natal,"  pungkasnya.


Pagi hari sang pastor sudah menyiapkan diri. Ia bangun pagi lebih awal dari pemilik rumah. Memang para imam Katolik terbiasa disiplin. Karena lama menunggu pastor itu pergi meninggalkan gubuk itu untuk merayakan natal di stasi di desa itu. 


Baca Juga : Ini Desember Kedua, Marcelino! 


Pemilik rumah setelah bangun dari tidur mereka tak lagi menemukan sang pastor. Namun mereka bersyukur mendapatkan beberapa lembar uang lima puluh ribu. Mungkin niatnya sekedar membantu kebutuhan hidup keluarga miskin itu untuk beberapa hari. Para penghuni gubuk itu segera menyiapkan diri untuk mengikuti misa natal.*


No comments:

Post a Comment

Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!