Terima Kasih Telah Berkunjung ke Unclebonn.com Cerpen Yongky H. Suaryono : Kamarku di Lantai Tiga - unclebonn.com

Sunday, October 30, 2022

Cerpen Yongky H. Suaryono : Kamarku di Lantai Tiga

https://www.unclebonn.com/2022/10/cerpen-yongky-h-suaryono-kamarku-di.html

Kantor ini luas, Lantai III gedung ini luas, bahkan kamar ini juga terlalu luas untuk sekedar menjadi tempat kesendirianku melepas penat. Ahh, tempat tidur-ku juga terasa luas dan lengang. Sepi  bisu  sudah biasa bagiku walau kadang menyiksa.


Aku memang sendiri di kamar ini, bahkan aku juga sendiri di Lantai III ini. Hnya ada dua  Satpam yang piket di Lantai dasar, mereka jarang sekali naik sampai ke Lantai III. Malam itu Pak Lorens dan Pak Gede yang lagi piket. Secara fisik pastilah aku akan aman “dijaga” oleh dua security gempal seperti  mereka berdua.


Baca Juga : Catatan Harian Bung Yongky HS Part 1 : Isolasi Mandiri "Minum Air Es Mandi Malam"


Tapi...., tapi siapa yang mengusikku  selarut ini? Tak ada kegaduhan selain bunyi desis AC. Telingaku bahkan seringkali tak  menangkap desisnya. Tapi..., tapi tetap saja aku terusik tanpa tau apa atau siapa yang mengusikku. Jam 02.12 WITA aku belum jua terlelap.


Setumpuk buku di meja, BB di bawah bantal, laptop dan kertas kerja yang masih terserak di tempat tidur, pakaian kotor yang belum sempat di-laundry, koper, camera, lampu senter, sepatu, camilan, air mineral dan semua barangku dalam kamar ini membisu. Mereka tak sedikit pun menimbulkan bebunyian. Tapi...., tapi aneh ada “kegaduhan” yang mengusik-ku.


Baca Juga : Catatan Harian Bung Yongky HS Part 2 : Cendol Dawet Corona


Di kamar ini ada kamar mandi yang sejak semula aku tinggal sudah diwanti-wanti tak bisa digunakan dan selalu dikunci. Malam ini coba kutempelkan telinga di pintu-nya, barangkali ada suara-suara asing dari dalam sana. Ahh tidak, tak ada suara apa-apa. Bunyi tetesan air pun tak kudengar dari dalam kamar mandi itu yang katanya sengaja dikunci karena kran dan closed-nya rusak.


Lalu  sebenarnya ”kegaduhan” apa yang mengusikku? Rasa takut? Tidak. Mimpi buruk? Tidak.  Pengaruh kopi jadi susah tidur? Tidak. Kepikiran pekerjaan? Tidak. Kangen anak-istri? Aku memang slalu merindukan mereka, tapi tak pernah jadi alasan untuk tak bisa tidur, apalagi ini hari yang melelahkan. Seharusnya aku bisa tidur pulas malam ini. Sumpah....’kegaduhan” aneh inilah yang membuatku tak bisa tidur.


Kukumpulkan semua keberanian demi menghalau kegaduhan yang mengusik-ku.


Baca Juga : Catatan Harian Bung Yongky HS Part 3 : Pica Kepala


Aku punya cara lama yang ampuh untuk mengatasi rasa takut di kala sendiri; kunyalakan semua lampu yang ada di Lantai III. Yah kunyalakn semua lampu, termasuk 6 kamar mandi yang ada. Kecuali satu, kecuali lampu kamar mandi yang ada di kamar-ku, karena memang pintunya selalu terkunci.


Terang, benderang. Tapi tentu saja aku jadi tak bisa tidur. Memang sengaja. Aku sengaja tak jadi tidur demi ‘menangkap kegaduhan’ yang mnegusik-ku.


Tak ada suara-suara, tak ada gelap, tapi mengapa masih saja ada semacam ‘kegaduhan’ yang tak bisa diam.


Dari jendela Lantai III aku melongok ke Jl. HOS Cokro Aminoto, lengang, sepi, semua penjual makanan yang mangkal di depan kantor juga sudah tak terlihat lagi.


Kembali ke kamar, kembali ‘kegaduhan’ mengusik-ku. Aneh,  aneh, ternyata kegaduhan ini bukan mengusik telingaku, tapi malah hidung-ku yang terusik. Ada wewangian yang terasa janggal, ini-kah kegaduhan yang mengusik-ku?


Oke, coba berpikir logis, pasti wewangian ini bersumber dari canang yang ada di Palinggih  di beberapa sudut gedung ini. Wewangian khas Bali yang kadang menimbulkan nuansa magis. Kuhampiri setiap Palinggih, bukan, bukan wangi canang. Wewangian ini aneh sekali. Justru wangi ini amat terasa di kamarku.


Kubongkar semua lemari dan laci-laci yang ada di kamar, barangkali ada parfum atau pengharum pakaian yang ditinggalkan penghuni lama. Sia-sia, aku tak menemukan apa-apa malah wangi aneh ini terasa mengejarku.


Lampu-lampu masih menyala semua, AC masih di 18 derajat Celcius, tapi aku mulai berkeringat. Aku ketakutan? Tidak! Ahh tapi mungkin memang aku mulai dijalari rasa takut oleh wewangian yang mengejarku.


Ada cermin besar di kamar, aku melongok ke sana. Wajahku memang berkeringat dan aneh, aku tak terlalu takut tapi mengapa di cermin nampak sekali wajah-ku yang ketakutan. Barangkali benar, cermin tak pernah berbohong.


Dalam hati kuajak dialog bayangan-ku dicermin. Ini sudah hampir subuh mau tidur juga salah-salah. Dan terasa cukup lama aku terdiam di depan cermin. Keringat semakin bercucuran.


Baca Juga : Catatan Harian Bung Yongky HS Part 4 : Sikat Ukur Kuat


Tiba-iba ada yang terasa aneh, di cermin terlihat sekelebat bayangan keluar dari pintu kamar mandi. Kulongok ke arah kamar mandi, kosong tiada apa-apa. Kulongok lagi di cermin, astaga, pintu kamar mandi terbuka perempuan berambut panjang memandikan seorang bocah. Seluruh kamar-ku menebar bau wangi kian menusuk. Keringat kian bercucur. Berulang-ulang ku-arah-kan pandangan ke cermin dan ke arah kamar mandi. Dan kalian juga pasti menduga; aku hanya bisa melihat perempuan dan bocah itu lewat cermin. Takut, marah, jengkel dan tak tahu rasa apa yang ada, kudobrak pintu kamar mandi. Sia-sia, pintu ini terlalu kuat.


Hampir jam 3 dini hari, aku turun ke Lantai dasar.


“Pagi Ndan, belum tidur ni?”, sapa Pak Gede.


“Pagi juga, biasa, masih nunggu yang ngajak Join Call di atas”.


“Ahh, ada-ada saja Komandan ni”.


“Iya serius, lihat tuh di atas lampu nyala semua. Pokoknya kalau sampai tengah malam lampu masih menyala tanda-nya ada yang lagi visite Pak”.


“Serius Ndan?”


“Serius, besok aja aku ceritakan. Ayo ke dapur kita ngopi dulu”, ajak-ku langsung menuju dapur  yang ada di bagian belakang Lantai Dasar.


Baca Juga : Catatan Harian Bung Yongky HS Part 5 : "Irsyam Abdul Rasyid Bin Covid"


Entah apa yang diceritakan Pak Gede ke Pak Loren, beliau menyusulku ke dapur. Ada nuansa ketakutan di bola matanya.


“Ndan, ada yang ganggu di atas ya?, tanya Pak Loren setengah berbisik ke padaku.


“Ahh, enggak......, hanya ada yang lagi bermain-main di atas sana. Lihat tuh terang sekali di atas sana, sengaja kunyalakn semua lampu biar “mereka” puas bermain”, jawabku sengaja serius untuk sekedar membuat Pak Loren kian penasaran.


Akhirnya hari itu aku memang tak tidur sama sekali. Pagi-pagi aku sudah mandi, berseragam lalu segera menuju Lantai II, tempatku berkantor.


Baru kusadari, aku tak bercermin pagi ini. Cermin di kamar menjadi benda yang takut kulirik. Kamar mandi di kamarku jadi tempat yang selalu menebar wewangian aneh sekedar kulirik.


Pagi itu kutemui Pak Yadi security senior di kantor-ku, beliaulah yang memilihkan kamar tempatku tinggal selama di Denpasar. Beliau pula yang menerangkan padaku bahwa kamar mandi di kamar tersebut sengaja dikunci karena rusak.


“Pagi Pak Yadi”, sapaku.


“Pagi Pak, tumben pagi-pagi sudah ngantor. Mau keluar kota ya?”, balas pak Yadi.


“Tidak Pak, saya hanya lagi banyak tugas administrasi hari ini. Ohya maaf numpang tanya Pak. Boleh saya minta pinjam kunci kamar mandi yang ada di kamar saya?”


“Buat apa Pak, kamar mandi itu rusak nggak bisa dipakai. Kalau dipakai airnya bocor sampai ke ruang meeting”, jawab Pak Yadi.


“Tapi benar rusak ya Pak?”


“Iya, sampeyan kok nggak percaya. Memang-nya ada apa Pak?”


“Nggak, nggak papa Pak”, jawabku.


Kebetulan hari itu ada meeting dengan Regional Manager. Kuamati atap di ruang meeting, tak terlihat bekas lembab rembesan air dari atas. Aku teringat kejadian semalam, tiba-tiba wewangian aneh itu menghampiri-ku lagi. Kulihat ada tetesan merah dari atas atap di dekat pintu ruang meting. Ahh pasti aku salah lihat, pasti aku sedang melamun.


Baca Juga : Catatan Harian Bung Yongky HS 2017 Part 6: Menulis Dengan Jempol


Setelah kejadian malam itu, aku memang mulai dijalari rasa takut ketika masuk ke kamar. Tapi suer, nanti malam atau besok-besok akan kutunggu di depan cermin siapa-pun yang membuat kegaduhan di kamar-ku di Lantai III. Tak ada yang boleh mengusik-ku selama tugas di Denpaasar, itu tekadku.


Kejadian itu terjadi di minggu pertama aku tinggal di Lantai III, terhitung sejak hari itu, aku masih tinggal sekitar 9 minggu lagi.


Lalu bagaimana dengan bayangan perempuan dan bocah kecil di kamar mandi? Bagaimana dengan cermin di kamar itu? Bagaimana dengan rasa takut-ku? Aneh, aku menemukan banyak suara dari kamar mandi itu. Aku menemukan banyak cerita di cermin itu. Cermin itu jadi teman kesendirian-ku, Aku memukan diri-ku yang bukan diri-ku.


Waingapu, 21 Oktober 2013

(Terkenang Kamar-ku di Lantai III Gedung GG Denpasar)

No comments:

Post a Comment

Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!