Terima Kasih Telah Berkunjung ke Unclebonn.com Kasih Nyata Seorang Saudara Seindah Kasih Natal - unclebonn.com

Sunday, December 6, 2020

Kasih Nyata Seorang Saudara Seindah Kasih Natal

https://www.unclebonn.com/2020/12/kasih-nyata-seorang-saudara-seindah.html Ilustrasi

Hari sudah menjelang malam. Udara tiba-tiba saja terasa dingin. Angin yang sepoi-sepoi tiba-tiba bertiup kencang. Sementara itu kilat mulai menyambar-nyambar. Itu terlihat jelas di ufuk barat. Seiring dengan kilat, guntur semakin menggelegar di langit yang kian menampakan wajah hitamnya. Kondisi ini masih membekas dalam ingat Arka. 


Namun hari ini sebaliknya.  Cuaca sangat cerah. Pohon-pohon natal menghiasi sepanjang jalan. Kicauan burung masih terdengar jelas walau mereka didalam kendaraan roda empat. Rumah-rumah penduduk berdiri jejer pada jalan lintas antar kampung. Anak-anak bermain gembira. Segelintir anak mencat rambut mereka dengan aneka warna. Itulah trend baru setelah sepuluh tahun berlalu.


Baru kali ini Arka kembali melawati jalan yang melintasi kampung tempat ia dulu melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) sekaligus tempat Ia melaksanakan penelitian. Kalau mau dibilang sudah hampir sepuluh tahun lalu. Dan sekarang Arka sudah bekerja dan menjadi manager marketing di salah satu perusahaan ternama di Surabaya. Memang sudah sejak SMK Arka berkeinginan menjadi pengusaha. Padahal orang tuanya menghendaki agar ia mengikuti jejak mereka sebagai pegawai negeri sipil. Namun Arka selalu menolak. 


Entah apa maksudnya tiba-tiba saja Arka kembali berkunjung ke kampung ini. Mungkin ia sekedar memanfaatkan liburan Desember atau tugas khusus? Yang jelas ia memiliki memori indah di kampung ini.


Baca Juga : Dear Desember


Setelah menamatkan SMK dia melanjutkan kuliah dan mengambil jurusan teknik industri. Ia memilih Kota Malang sebagai tempat tujuan kuliahnya. Butuh waktu lima tahun ia akhirnya menyelesaikan studi S1-Teknik Industri - ITN Malang.


Arka saat itu mengambil penelitian kembali ke kota asalnya. Di Timur Jauh sebuah desa yang memiliki potensi namun belum diberdayakan. Potensi untuk pengembangan pohon Jarak. Ia paham bahwa biji pohon jarak memiliki potensi untuk dibudidayakan. Dan baik untuk menambah penghasilan bagi warga desa tempat ia melaksanakan penelitian satu dasawarsa lalu.


Dimasa penelitian itulah dia memiliki kenangan yang tak mungkin ia lupakan.  Arka saat itu berkendara pada malam hari melintasi salah satu kampung kala mau menuju ke lokasi penelitian.  Namun karena hujan lebat lampu sepeda motor-nya korslet lalu padam. Karena tidak ada penduduk yang ia kenal dan pemukiman warga yang agak jauh dari jalan ia memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. 


Bayangkan saja jalan kampung yang harus ia lalui itu banyak yang rusak ditambah mengendarai motor tanpa lampu tentunya sangat beresiko. Maklum anak kuliah kadang nekat. Malam itu Arka terus menggeber motor-nya.  Modal Arka hanya sebuah senter kecil dan filing. 


Memang jalan itu sering dilalui Arka karena itu jalan pengerasan yang dijadikan sebagai jalan lintas antar desa. Jelas ia sudah menguasainya. Itu jalan satu-satunya yang bisa dilalui sepeda motor dan kendaraan roda empat. 


Entah apa yang terjadi Arka tak sadarkan diri. Saat ditemukan ia ditindih oleh motor RX Special-nya. Jika penampilan Arka sedikit berbeda ia dari keluarga yang berkecukupan. Ayah dan ibunya punya jabatan karena sebagai PNS. Namun ia didik dengan pola hidup sederhana dan disiplin. Arka sejak SMK diminta orang tua-nya hidup di asrama. Tujuan agar Arka kelak bisa mandiri.


Arka tiba-tiba saja sudah berada di gubuk tua. Gubuk berukuran empat kali enam dengan kondisi los tanpa kamar pemisah. Si pemilik gubuk hanya seorang perempuan berusia sekitar lima puluh tahun. Ia ditemani seorang anak perempuan berusia 5 tahunan. 


"Ama, semalam kami menemukan kamu tergeletak di pinggir jalan. Saat itu saya dan Eny baru kembali dari sawah," kata Mak Ina memberitahu. 


"Semalam ama demam. Pakaian ama kami ganti. Kami juga kompres ama dengan air panas," tambah Mak Ina. 


Si kecil Eny sibuk di tungku. Sepertinya ia sibuk membantu oma-nya merebus air. Kebiasaan di kampung, kopi dan teh adalah suguhan wajib untuk tamu. Lima belas menit berselang Eny sedikit tertatih membawakan teh hangat dan ubi rebus ke Arka. 


"Silahkan kak Ama, dicicipi," setelah mempersilahkan Arka minum Eny langsung duduk disamping omanya. 


"Ini Eny cucu pertama saya. Ibunya sudah meninggal sementara itu ayahnya jadi TKI di Malaysia sudah lima tahun tak ada kabar berita," cerita Mak Ina memperkenalkan Eny cucunya.  


Arka hanya terdiam sambil menyimak apa yang menjadi keluh kesah Mak Ina. Sementara itu Arka mulai merasakan kesakitan. Seperti ada bagian tubuh yang bermasalah.  Atau dislokasi tulang. 


Jika saat itu tidak segera ditolong Mak Ina dan Eny nasib nasib buruk akan menimpa Arka. Karena Arka akan mengalami hipotermia.  Arka tidak cukup kuat dalam kondisi suhu yang dingin. Ini sudah ia rasakan sejak kecil dulu.


"Ina, terima kasih banyak atas bantuannya."


"Oh iya bagaimana bisa motor saya sudah ada di rumah ini?" Tanya Arka sambil melihat motor-nya yang terparkir persis di depan rumah dengan kondisi berlumpur. 


"Setelah kami bawa ama kemari,  menggantikan pakaian ama, dan mengompres ama, saya segera kembali ke lokasi dan mendorong motor ke rumah ini. 


"Oh maaf ama, kami sudah ambil pakaian ama dari tas yang ama bawa." 


"Tidak apa-apa ina. Sekali lagi terima kasih banyak." Ucap Arka. 


"Ama,  istirahat sudah, saya mau masak untuk sarapan kita." Mak Ina langsung membiarkan Arka sendiri.  Sementara itu Eny diajaknya ikut memasak. 


Arka terus memperhatikan seisi ruang los di gubuk itu. Sepertinya untuk makan dan minum saja mereka kesulitan. Mak Ina mengambil sisa-sisa beras dari karung tepung terigu yang sudah kumal. Sementara itu Eny sibuk memetik daun singkong untuk dimasak ala kadarnya.  Hidup kedua orang ini cukup susah. Pikir Arka dalam hatinya.


Karena Arka sering mengeluh kesakitan Mak Ina akhirnya memanggil tukang urut yang jaraknya sekitar satu kilometer dari gubuk itu. Di hari ketiga rasa sakit itu terasa sekali. Makanya tanpa sepengetahuan Arka, Mak Ina memanggil tukang urut yang dikenal handal di kampung itu.


Baca Juga : Natal Sebentar Lagi, Yuk Simak 11 Fakta Menarik Seputar Natal!


Rumah Mak Ina dan Eny tidak pakai listrik. Mereka menggunakan lampu semprong. Malam-malam Eny lah yang selalu bercerita dengan Arka.  Walaupun Eny anak desa ia anak yang pintar dan sopan. 


"Kak Ama sekolah dimana?" Tanya Eny disela percakapan mereka.


"Kaka, sekolah di Jawa." Jawab Arka singkat. 


"Jauh ya?" Tanya Eny lagi. 


"Sangat jauh. Kalau ke sana pake harus kapal atau pesawat." Jelas Arka.


"Kak Ama, saya juga mau sekola sekolah seperti kakak."  Kata Eny sementara itu Mak Ina hanya batuk-batuk saja. Tahu kalau niat Eny hanya mimpi seorang anak kecil.


"Eny sekarang kelas berapa?" Tanya Arka.


"Kelas satu kak," jawab Eny.


"Kamu bisa saja kuliah seperti kakak di Jawa," Kata Arka sambil membalai rambut Eny. 


Malam semakin larut. Sebelum tidur Arka bilang sesuatu ke Mak Ina. 


"Ina, mulai besok pagi buatkan saya kopi ya!"


Mak Ina hanya geleng-geleng kepala.  Sedikit heran dengan permintaan Arka. 


Selama kurang lebih seminggu Arka peduli dengan kehidupan Mak Ina dan Eny. Kadang Arka yang membelikan beras, sayur, minyak goreng bahkan sampai kopi dan gula untuk mereka. Mak Ina sering menolak namun Arka bilang anggap saja dia anak laki-laki Mak Ina. 


Setelah kondisi Arka baik dan sepeda motor sudah diperbaiki Arka sudah menentukan waktu pamit untuk ke lokasi penelitian yang berjarak kurang lebih 30 km dari rumah Mak Ina. Sebelum berangkat Arka memeluk erat kedua orang wanita itu yang beda usia. Dia merogoh kantung celana dan memberi beberapa lembar uang lima puluh ribuan. 


Mak Ina sangat sedih berpisah dengan Arka. Laki-laki muda yang mereka tolong setelah itu menjadi anak muda yang baik budinya. 


"Ina, malam Natal nanti saya bermalam disini ya? Karena masa penelitian sudah selesai dan saya akan kembali ke Malang."


Mak Ina hanya menganggukan kepala saja. 


"Baik ama. Kami tunggu saja disini," jawab Mak Ina.


Sebenarnya hanya beberapa data saja yang akan diambil terkait tanaman pohon Jarak. Arka cukup membutuhkan waktu dua minggu. Dan berbagai narasumber disambangi oleh Arka. Dan itu sudah cukup. Ia di lokasi Desa Timur Jauh sudah hampir enam bulan. Arka sangat serius dengan penelitian itu.


Dan waktunya telah tiba. Ia harus kembali ke Malang. Sudah ada jadwal yang dibuat Arka.  Malam natal ia akan bersama Mak Ina dan Eny, kemudian malam tahun baru ia akan kembali berkumpul dengan orang tuanya di kota sebelum kembali ke Malang. 


Malam Natal itu malam yang akan selalu dikenang oleh Arka. Dia benar-benar merasakan malam Natal yang sunyi. Jauh dari kemeriahan dan penuh kesederhanaan. Tanpa kue natal. Malam natal mereka hanya ditemani singkong rebus dan kopi hitam manis. Ya itu rasa kopi selera kesukaan Arka.


Namun malam Natal itu sedikit istimewa. Mak Ina sudah menyiapkan daging ayam goreng dan kuah rebusan ayam yang gurih. Dimasak secara sederhana namun pas dimulut.  Arka sangat bahagia dimalam natal itu. Ia begitu disayang sama Mak Ina sebagai keluarga barunya.


Kehadiran Arka bagi Mak Ina seperti pelipur lara. Mereka selama ini hanya berdua. Tidak ada yang berkunjung atau sekedar memberi ucapan selamat natal. Ya mereka dicap miskin. Sebagai janda Mak Ina hanya mengandalkan hasil sawah dan sepetak tanah peninggalan suaminya untuk bercocok tanam.  Cari makan hanya untuk hidup sehari-hari. 


Mereka menganggap Arka anak yang baik yang tidak memandang mereka seperti kebanyakan orang. Arka selama ini tidak menceritakan kehidupan keluarga kecuali ia jujur bahwa ia sebagai mahasiswa semester akhir.


Setelah Malam natal yang indah itu keesokan paginya ia harus pamit ke Kota.  Mereka melepas kepergian Arka dengan air mata. Sebelum Arka pergi ia menyampaikan sesuatu kepada Mak Ina dan Eny yang berada disamping Mak Ina. 


"Bila suatu hari nanti saya sukses saya akan kembali berkunjung ke sini!" Pesan Arka.


Kedatangan Arka dilibur Desember kali ini ia mau menepati janjinya. Arka tidak sendiri, ia bersama keluarga kecilnya kembali berkunjung ke gubuk Mak Ina. Tampak wajah Mak Ina sudah penuh guratan.  Ia semakin tua diusianya kini. Arka memang tidak bermalam di gubuk itu kali ini. Ia datang dengan mobil miliknya. Ia membawa parcel natal dan beberapa kebutuhan pokok. 


Yang penting bagi Arka kedatangan kali ini mau mengajak Eny untuk melanjutkan pendidikan SMK di Surabaya.  Setelah tamat SMP saat ini Eny tidak melanjutkan ke jenjang SMA atau SMK. Ia ingin mengangkat Eny sebagai anaknya. Dan membawa Eny sekalian agar bisa beradaptasi dengan lingkungan baru. Agar saat mendaftar nanti Eny sudah terbiasa dengan suasana Kota Surabaya. 


Kali ini Arka datang bersama istrinya dan seorang anak yang masih berusia sekitar empat tahun. Istri Arka begitu ramah. Istrinya merupakan seorang  yang bekerja disalah satu LSM luar negeri untuk penanganan masalah pendidikan dan kemiskinan. 


Cita-cita Arka hanya satu agar Eny bisa menjadi sarjana Teknik Industri dan bisa mengembangkan tanaman pohon Jarak sebagai energi terbarukan di desa asalnya. Arka berniat merintis usahanya dalam budidaya pohon jarak di Desa Timur Jauh.*


No comments:

Post a Comment

Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!