Terima Kasih Telah Berkunjung ke Unclebonn.com Berpolitik ala Sinterklas - unclebonn.com

Friday, December 16, 2022

Berpolitik ala Sinterklas

https://www.unclebonn.com/2022/12/berpolitik-ala-sinterklas.html

Sosok Sinterklas atau Santa Klaus itu identik dengan Natal. Sosok yang digambarkan berperawakan tambun,  berjenggot putih dan mengenakan penutup kepala panjang seperti yang teridentifikasi hingga hari ini. Sinterklas juga dikenal suka bagi-bagi kado (hadiah) natal kepada anak-anak. Terutama anak-anak dari keluarga kurang mampu. Sinterklas itu pribadi yang baik dan juga suka menghibur orang lain.


Tulisan ini bukan membahas siapa sosok Sinterklas itu melainkan mengeksplorasi sekaligus mengelaborasi sosok Santa Klaus kedalam praktik politik dalam versi Penulis Jalanan. Setelah Anda membaca silahkan Anda pula yang mengkonfirmasi perihal ini. 


Baca Juga : Kisah Seorang Calon Legislatif


Baiklah. Politik hari ini dalam menyambut pesta demokrasi  (Pemilu serentak) dinamikanya begitu cair. Panasnya Pilpres 2014 sepertinya tidak kebawa di tahun 2019. Mungkin karena sumber-sumber hoax dan akun-akun yang menyebarkan konten hate speech secara masif sudah dan sedang dibasmi oleh badan cyber nasional.


Ada nilai plus dengan diselenggarakan Pemilu secara serentak baik soal efisiensi anggaran maupun soal dinamika politiknya.  Pemilih tidak lagi terpolarisasi ke salah satu kubu (partai pendukung) tapi sampai pelaksanaannya para calon legislatif yang turun ke lapangan begitu cair untuk mendapat dukungan masyarakat pemilih dari pendukung Capres-cawapres manapun.


Politik ala Sinterklas 


Dengan dinamika yang cair seperti ini, perilaku pemilih akar rumput agak sulit ditebak. Terutama pertarungan perebutan suara pada kantong-kantong suara di daerah kota. Isu soal agama, suku ataupun etnis tidak laku kalau pun ada tidak akan signifikan. Masyarakat lebih melihat sosok dan keterlibatannya secara sosial : modal investasi sosial. Kalau orang baru dia perlu siap banyak modal (duit) dan tidak boleh lupa sikap profesionalitas dan soliditas tim suksesnya. Kalau tidak, duit itu bisa menguap tanpa hasil.


Baca Juga : Politisasi Ala Politik Ikan


Politik ala Sinterklas itu politik momentum. Dalam ceritanya Sinterklas itu memang orang baik. Orang yang suka menolong orang lain. Berbicara kebaikan adalah perilaku alamiah manusia. Tapi politik itu soal insting. Dia berbicara momentum atau peluang. Kalau bahasa yang pas manusia itu naluri harus tajam seperti pebisnis berani berspekulasi dengan target jelas. Tentu melalui analisis fundamental dan teknikal  (haha apa mau belajar Forex Trading?) Ya memang ada hubungannya (demand and suply).


Sinterklas itu membantu orang lain yang susah. Ia hadir dalam “kegelapan” malam. Maksudnya rahasia. Seorang pemimpin yang digambarkan sebagai Sinterklas adalah pemimpin yang gemar bagi-bagi “berkat”. Sinterklas itu dalam ceritanya memang orang kaya. Dengan harta berlebihan dia berbagi dengan orang lain. 


Baca Juga : Harta, Tahta Dan Wanita


Bagi-bagi berkat itu ada dua versi. Jika orang yang sudah lama dan sering membagi “berkat” akan dicap tukang amal. Jika karena situasional (situasi yang diciptakan) dia akan dicap sebagai tukang bayar. Konstituennya akan dicap pasukan bayaran. Dan ingat tentara bayaran hanya akan setia pada siapa pembayar terbesar. 


Kesimpulannya apa? Sinterklas politik itu harus tanggap pada momentum. Orang susah tidak mendengar janji Anda tapi setia pada bukti nyata. Tapi patut diingat kebaikan yang dilakukan dengan tulus biasanya tersebar tidak akan menguap dan dia akan mencari dan kembali kepada pemiliknya. 


Waingapu, 15 Des 2018

No comments:

Post a Comment

Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!