Terima Kasih Telah Berkunjung ke Unclebonn.com Materi Ajar Kompas Magnit - unclebonn.com

Saturday, September 4, 2021

Materi Ajar Kompas Magnit

 
https://www.unclebonn.com/2021/09/materi-ajar-kompas-magnit.html

A. Pengertian Kompas

Secara sederhana bahwa kompas didefinisikan sebagai alat navigasi untuk menentukan arah mata angin berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam kegiatan kenavigasian.


Untuk keselamatan pelayaran, kompas magnet (kering/basah) di kapal harus ditimbal (adjusted) sesuai dengan ketentuan. Penimbalan pedoman magnet dilakukan setelah kapal selesai melaksanakan docking. Setelah dilaksanakan penimbalan pedoman magnet, hasilnya dituangkan dalam Daftar Deviasi Pedoman Magnet dengan menggunakan blanko yang disediakan oleh Direktorat Perkapalan dan Kepelautan serta ditandatangani oleh Penimbal (compass adjuster). 


B. Prinsip Kerja Kompas

Prinsip kerja kompas magnit identik dengan prinsip kerja dengan sebuah magnet batang, yaitu : Apabila batangan magnit berdiri bebas maka batangan magnit tersebut akan mengarah ke arah kutub-kutubnya. Contohnya bila sebuah batang magnit diikat benang di bagian tengah sehingga seimbang, kemudian benang tersebut diangkat sehingga batang magnit akan tergantung (berdiri bebas), maka batangan magnit tersebut akan menunjuk ke arah kutub-kutubnya. Sifat-sifat magnit :

  • Memiliki gaya tarik atau tolak terhadap logam bermagnit lainnya (baja dan besi).
  • Kekuatan terkuat gaya tarik magnit terdapat pada ujung-ujung magnit batang.
  • Ujung-ujung magnit batang diberi nama kutub. Kutub utara dan kutub selatan, karena ujungnya selalu mengarah ke kutub-kutub bumi.
  • Kutub senama akan saling tolak menolak dan kutub tidak senama akan tarik menarik.


C. Jenis-jenis Kompas Magnet Menurut Fungsinya 

Menurut fungsi dan penempatannya , terdapat 3 pedoman magnet yaitu :


  1. Pedoman Tolok ( Standart Compass ) diletakkan di atas anjungan, digunakan untuk membaring benda diluar kapal, penempatannya diusahakan tidak terhalang oleh bagian-bagian kapal sehingga dapat digunakan pada busur 360 derajat.  Pedoman ini digunakan sebagai patokan bagi pedoman magnet lainnya.
  2. Pedoman Kemudi ( Steering Compass ) diletakkan di depan roda kemudi, sehingga juru mudi dapat melihat setiap saat pada waktu mengemudikan kapal. letak tepat dibawah pedoman standart agar juru mudi mudah memeriksa perbedaan antara pedoman tolok dan pedoman kemudi
  3. Pedoman Cadangan ( Spare Compass ), berfungsi untuk mengganti salah satu pedoman tolok atau pedoman kemudi bila terdapat kerusakan secara fisik

https://www.unclebonn.com/2021/09/materi-ajar-kompas-magnit.html
Steering Compass 
Sumber : https://www.westmarine.com/WestAdvisor/Selecting-a-Steering-Compass 
https://www.unclebonn.com/2021/09/materi-ajar-kompas-magnit.html
Kompas Standar (Standard Magnetic Compass)
Sumber : https://knowledgeofsea.com/magnetic-compass/

https://www.unclebonn.com/2021/09/materi-ajar-kompas-magnit.html
Spare Compass In Wooden Box Autonautic C20-00131
Sumber : https://www.galanos.gr/product/spare-compass-in-wooden-box-autonautic-c20-00131/



D. Cara Pengoperasian

1.  Untuk Menentukan Arah Haluan Kapal :

  • Letakkan kompas tepat ditengah-tengah kapal sejajar dengan garis lunas kapal, dekat dengan kemudi kapal.
  • Kemudian tentukan arah haluan kapal yang akan dituju.
  • Putar kemudi kapal kekiri atau kekanan seiring dengan pergerakan arah haluan kapal yang dituju.
  • Baca arah haluan kapal dengan cara melihat derajat pada mawar pedoman kompas yang berimpit dengan garis layar.


2. Membaring benda di darat.

a. Persiapkan alat-alat baring, antara lain :
1) Kompas magnit

2) Pesawat Penjera Celah

b. Baringlah target sasaran dengan menggunakan alat pembaringan. Pembahasan cara pengoperasian lihat pada prosedur pengoperasian Pesawat Penjera Celah. 


3. Persyaratan kompas magnit:


Kompas magnit berfungsi sebagai pedoman di kapal untuk menuju ke arah yang sesuai dengan tujuan. Sebagai alat pedoman maka kompas harus benar. Untuk mengetahui kompas benar atau tidak maka ada alat yang mengaudit dan memperbaiki secara periodik. Dalam penggunaan di kapal, keterampilan menguji / mengecek kebenaran kompas magnit harus dimiliki. Cara-cara yang lazim dan sangat mudah dilakukan adalah:


a. Pengecekan tentang kepekaan kompas (sensitif).

Urutan pengecekan :

  1. Letakkan kompas di meja, dengan posisi piringan pedoman rata mendatar.
  2. Pegang kompas, dengan cara tangan kanan memegang sisi kanan kompas dan tangan kiri memegang sisi kiri bagian kompas
  3. Putar kompas ke arah kanan / kiri kurang lebih 45 o.
  4. Apabila piringan pedoman saat diputar cepat mengikuti / bergerak dan cepat berhenti pada saat dihentikan sama dengan arah putaran maka kompas itu “Peka” apabila sebaliknya maka kompas tersebut “Tidak peka”.


b. Pengecekan Tentang Kestabilan / Keseimbangan Kompas

    Urutan pengecekan :

    1. Letakkan kompas di meja, dengan posisi piringan pedoman rata mendatar.
    2. Pegang kompas, dengan cara tangan kanan memegang sisi kanan kompas  dan tangan kiri memegang sisi kiri bagian kompas.
    3. Miringkan kotak kompas ke kanan / ke kiri kemudian ke depan dan ke belakang.
    4. Apabila posisi kaca / piringan pedoman tetap mendatar maka kompas stabil. Apabila sebaliknya maka kompas tidak stabil.
    5. Lakukan kegiatan seperti poin 1 dan 2 secara berulang untuk hasil yang lebih akurat. Hati hati dalam melakukan kegiatan di atas.


4. Pengecekan tentang kebenaran arah yang ditunjukkan kompas 

Dengan cara mencocokkan kompas dengan kompas yang lain (kompas standar) atau mungkin dicocokkan dengan tidak hanya pada satu kompas.


5. Syarat-syarat piringan pedoman yang baik :

    • Harus ringan, sungkup piringan pedoman bagian bawahnya harus licin.
    • Tidak memiliki kesalahan kolimasi.
    • Pembagian derajatnya harus jelas, sehingga mudah dibaca dan dibuat secara teratur.
    • Besarnya piringan pedoman harus seimbang dengan besarnya ketel pedoman.
    • Piringan pedoman harus tenang namun peka.
    • Waktu ayun piringan pedoman harus cukup besar, yaitu minimum 14 detik agar tidak terjadi sinkronisasi dengan olengan kapal.


6. Cara memeriksa kepekaan piringan pedoman :

    • Putar piringan pedoman ke kanan + 30 dari kedudukan seimbang semula.
    • Lepaskan dan kemudian baca penyimpangan sudut pada sisi lainnya.
    • Ulangi dengan arah berbeda, yaitu putar piringan pedoman kekiri.
    • Bila hasil penyimpangan pada kedua sisi sama atau berselisih ½ 0 saja, berarti piringan pedoman cukup peka.


7. Syarat ketel pedoman yang baik :

    • Ketel pedoman tidak boleh mengandung magnit.
    • Pada saat kapal dalam keadaan diam, maka tutup kaca bening dibagian atas harus dalam keadaan datar.
    • Posisi ketel pedoman tidak boleh menyentuh bagian-bagian pedoman lain, sehingga setiap saat bagian-bagian dalam pedoman dapat mengayun dengan bebas.
    • Semat atau pasak pedoman harus benar-benar terpasang vertical ditengah-tengah ketel pedoman.
    • Tuas untuk menempatkan pesawat baring harus tepat dititik pusat mawar pedoman/piringan.
    • Garis layar tepat pada bidang lunas linggi kapal.


8. Cara memeriksa ketepatan garis layar :

    • Buatlah sebuah tonggak dan berdirikan dibidang lunas linggi didepan pedoman pada jarak yang cukup, misalnya diujung haluan.
    • Baringlah tonggak tersebut dan pada saat yang sama lihatlah penunjukkan skala derajat oleh garis layar.
    • Bila kedua penunjukkan adalah sama berarti garis layar telah tepat.


9. Macam-macam pedoman magnit berdasarkan penggunaannya:

    • Pedoman magnit basah (magnetic liquid compass)
    • Pedoman magnit kering (magnetic dry compass).


10. Sesuai dengan penempatan dan fungsinya di kapal, pedoman magnit basah dibagi menjadi tiga jenis :

1) Pedoman standard (standard compass).

2) Pedoman kemudi (steering compass).

3) Pedoman darurat.


E. Bagian-bagian kompas magnit basah 

Bagian-bagian Kompas Magnit Basah
Sumber : NN

Keterangan Gambar :


1. Ketel Pedoman  : Tempat bagi keseluruhan bagianbagian kompas, umumnya terbuat dari kuningan atau perunggu.

2. Piringan Pedoman : Tempat penulisan skala derajat kompas dan arah mata angin.

3. Batangan Magnit : Kekuatan yang mengarahkan arah Utara dan Selatan ke arah kutub-kutub bumi.

4. Pelampung : Mengapungkan dan menjaga kestabilan posisi dari piringan pedoman agar tetap rata.


5. Pemberat  : Pengatur terhadap gaya gravitasi , untuk membuat piringan pedoman cepat kembali pada posisi tegak bila terjadi goncangan.


6.  Cairan ( Alkohol 25 % dan Air Suling 75 % atau Alkohol 16 % dan Air Suling 84 % ) : 

Berfungsi untuk :

  • Tidak mudah terjadi pengkaratan.
  • Cairan tidak mudah membeku.
  • Cairan tidak mudah menguap.
  • Menghindari cat dalam kompas agar tidak terkelupas.


7.  Cincin Kardanus (Cincin Lenja) 

Pengatur keseimbangan, supaya kompas selalu dalamposisi tegak walaupun posisi kapal dalam keadaan miring.


8. Batang Semat 

Tegak lurus ditengah-tengah bagian bawah piringan pedoman, yang merupakan pengatur keseimbangan terhadap kedudukan pelampung, pemberat dan batangan magnit.


9. Tempat dudukan alat baring (Pesawat Penjera Celah)


10. Kaca Penutup : Sebagai penutup bagian- bagian kompas bagian dalam.


F.   Kelebihan dan Kekurangan Pedoman Magnet 

Kelebihan / kebaikan  Pedoman Basah dibandingkan dengan Pedoman kering.
1. Moment magnit lebih besar.
2. Momen perlambatan besar yang menyebabkan ketenangan yang besar.  
3. Peredaman lebih besar akibat dari pergerakan kapal 

4. Dapat digunakan pada kapal kapal kecil / sekoci


Kekurangan / kelemahan Pedoman Basah dibandingkan dengan Pedoman Kering 
1. Apabila ada kerusakan perbaikannya lebih sulit
2. Lebih sulit pada saat menimbal
3. Harganya lebih mahal.
4. Dapat terjadi gelembung gelembung udara yang mengakibatkan  pedoman tidak tenang

5. Dapat terjadi pengembunan pada tutup kaca yang menyulitkan pada saat pembacaan


G. Perlakuan pada Pedoman Magnet Diatas Kapal 


Bebarapa hal yang perlu diperhatikan dalam memperlakukan Pedoman Magnit dikapal yaitu :

  1. Dop Pedoman yang berupa batu permata sintetis yang sangat keras sehingga gesekan  ujung semat dan sungkup ( dop ) direduksir sampai minimal.
  2. Magnit cincin dibuat dari tikonal, atau aluico, campuran besi, aluminium, kobalt, nikkel,dan timah.  Kutub kutub magnit resultan terletak pada sumber magnit dari magnit cincin pada jarak satu sama yang lain 1,25 dari jari jari magnit cincin.
  3. Pedoman Tolok harus sedapat mungkin ditempatkan ditengah tengah kapal dan sejauh mungkin dari badan kapal yang sebenarnya.
  4. Pedoman Tolok harus ditempatkan sejauh mungkin dari masa besi yang tegak seperti tabung angin, cerobong dll.
  5. Pedoman tolok harus ditempatkan sejauh mungkin dari besi yang tidak terputus putus misalnya deck, balok deck, dinding dll.
  6. Bagian besi yang dapat diputar dan dipindahkan harus berada paling sedikit 5 meter dari pedoman, sedang magnit magnit timbal dari pedoman kemudi anjungan tidak boleh mempengaruhi pedoman tolok ( jarak minimum dari pusat piringan 3 meter )
  7. Jika  menempatkan sebuah pedoman diatas dinding yang melintang ( tempat lain tidak memungkinkan ) maka bagian yang ditengah tengah dari dinding tersebut dibuat dari kuningan.  Hal ini untuk menghindari pengaruh buruk dari dinding besi tersebut.
  8. Apabila dibagian buritan ditempatkan sebuah pedoman maka secara rutin harus selalu dikontrol agar sewaktu waktu pada keadaan darurat dapat digunakan.
  9. Pedoman tolok harus mudah didatangi dan penglihatan keliling cakrawala.
  10. Pedoman Magnit tidak dapat digunakan dikutub karena gaya pengaruh dikutub adalah nol.


Sumber Belajar 

  1. Anonim. Alat-alat Navigasi. OFCF – Jakarta. Jakarta.
  2. Husaini S.Pi, M.Pd, 2015. Modul Guru Pembelajar Paket Keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan Kelompok Kompetensi I. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan  Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
  3. Palumian, M.L. 1992. Intisari Alat-alat Navigasi. Yayasan Pendidikan Pelayaran “Djadajat” 1963. Jakarta.
  4. Tim BPLP Semarang. Ilmu Pelayaran Elektronik untuk Perwira Pelayaran Niaga. Balai Pendidikan dan Latihan Pelayaran Semarang. Semarang.
  5. Tim FIP – IKIP Semarang. Pesawat Navigasi. Fakultas Ilmu Pendidikan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Semarang. Semarang.
  6. Tim Penyusun PIP. Peralatan Navigasi. Politeknik Ilmu Pelayaran. Semarang.
  7. https://belajarnautika.wordpress.com/2016/06/11/pedoman-magnet/ diunduh pada tanggal  4 September 2021 pukul 09.00 Wita 


No comments:

Post a Comment

Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!