Terima Kasih Telah Berkunjung ke Unclebonn.com SMK Jangan Sampai Jadi Sekolah Sastra - unclebonn.com

Sunday, May 1, 2022

SMK Jangan Sampai Jadi Sekolah Sastra

https://www.unclebonn.com/2022/05/smk-jangan-sampai-jadi-sekolah-sastra.html

Menjadi guru SMK itu memiliki tanggung jawab moril yang besar hal ini terkait bagaimana mempersiapkan output (lulusan) yang terampil (siap kerja) dan kompetitif dalam menghadapi tantangan global yang makin sulit.


Setelah empat tahun menjadi guru SMP (saat itu dimutasi) melalui sebuah proses akhirnya perbulan Agustus 2016 saya kembali ke habitat saya sebagai guru SMK. Dalam hal ini bisa dibilang saya telah tertinggal beberapa langkah dengan teman-teman yang terus mengasah kemampuan mereka. Tapi okelah tak perlu disesali. Life must go on.


Baca Juga : Cerita Dibalik Gebyar SMK Sumba Timur 2022 : Perjuangan SMK Negeri 1 Pandawai Ditengah Keterbatasan


Suatu ketika dalam sebuah obrolan singkat seorang ibu dengan nada tegas mengingatkan saya kalau jadi guru SMK jangan jadi guru sastra. Ini tidak terkait dengan aktifitas saya menulis di sosial media. Maksudnya begini,siswa harus lebih banyak praktiknya ketimbang harus banyak waktu di ruang kelas. Catat di ruang kelas. Bukan banyak teori.


Beda ya antara banyak teori dan banyak berada di ruang kelas. Menurut saya siswa harus banyak menguasai teori hal ini terkait dengan penguasaan konsep. Jika ia sudah memiliki konsep berpikir akan mudah baginya dalam mengaplikasikan teori tersebut.


Baca Juga : Menempatkan Siswa Sebagai Pemain Utama


Ketika saya disinggung seperti itu (SMK Sastra) saya mulai berpikir kira-kira apa yang mesti saya lakukan untuk peserta didik. Apalagi kami merintis sebuah SMK baru. Saya anggap ini sebagai suatu tantangan sekaligus peluang.


Pola pendidikan dan pengajaran antara SMK dan SMA tentu beda. Di SMK hampir setiap waktu KBM perlu diiringi dengan kegiatan praktik. Artinya fasilitas, peralatan praktik minimal ada bila tidak mau dikatakan lengkap dan canggih. 


Kegiatan praktik menjadi urgen karena setiap kompetensi yang ada adalah kompetensi aplikatif bukan teoritis. Dalam bahasa kurikulum untuk mencapai tujuan standar kompetensi yang diajarkan maka setiap komponen pembelajaran harus dipenuhi termasuk kegiatan praktik itu.


Baca Juga : SMK, Kreativitas, Entrepreneurship Dan Perlu Money Oriented!


Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 15 tujuan SMK adalah mempersiapkan tenaga kerja (siswa) untuk bekerja di bidang tertentu, dlsb. Namun fakta hari ini lulusan SMK masih banyak yang menganggur dan jikapun mereka bekerja tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang mereka miliki. 


Ada beberapa alasan mengapa itu bisa terjadi?


Menurut hemat saya ada beberapa faktor menjadi penyebabnya, antara lain: masalah kualitas lulusan, ketersediaan lapangan kerja, belum adanya jiwa entrepreneurship, budaya hal ini terkait dengan pola pikir (mindset).


Proses terciptanya lulusan yang berkualitas dipengaruhi beberapa hal antara lain kualitas guru itu sendiri, kualitas kepemimpinan kepala sekolah, kemampuan manajerial kepala sekolah, political will dari pengambil kebijakan serta ketersediaan sarana prasarana sekolah, dan isi dalamnya (bahan, peralatan dan perlengkapan praktik). 


Baca Juga : Muara Dari Dedikasi, Cerita Inspirasi Tiga Guru SMK Negeri 1 Pandawai Yang Lulus PPPK


Guru menjadi faktor utama karena menjadi penentu keberhasilan peserta didik. Apapun alasannya. Guru perlu menguasai teori pedagogik dan berbagai kecakapan profesional lainnya. Terutama kompetensi kejuruan yang ia ampuh.


Terkait kepemimpinan kepala sekolah bagi saya ada dua faktor utama yang perlu dimiliki oleh seorang kepala sekolah. Quality of leadership dan quality of managerial. Kepala sekolah tidak selamanya berasal dari guru kejuruan yang penting ia mampu memahami dinamika, visi misi dan tujuan dari sekolah kejuruan itu sendiri.


Lembaga pendidikan kejuruan (SMK) terkait pembiayaan itu beda dengan SMA. Oleh karena itu dalam pembahasan anggaran diperlukan dukungan politik. Saya pakai istilah political will (keinginan politik-politik anggaran) agar bisa memberi porsi anggaran yang lebih besar ke sekolah kejuruan. 


Baca Juga : Kepala Sekolah SMK Negeri 5 Waingapu Ditunjuk Sebagai Plh Koordinator Pengawas Kabupaten Sumba Timur


Ada namanya Prakerin (praktik kerja industri) siswa harus melaksanakan praktik di dunia usaha atau industri/DUDI. Maka siswa kita harus dikirim ke daerah daerah yang sudah maju. Program prakerin ini tentu membutuhkan dana besar.


Yang terakhir terkait sarana dan prasarana praktik, peralatan serta fasilitas praktik lainnya. Kadang yang terjadi ada gedung, ada siswa ada guru, ada ruang praktik sayang belum ada isinya. Maksudnya belum tersedianya bahan dan peralatan praktik. Sehingga siswa sering berada di ruang kelas.


Jika itu yang terjadi maka benar kata orang lulusan siswa SMK sama seperti siswa SMA.


Baca Juga : Resty, Remaja Putri Yang Bekerja Di Bengkel Motor


Jadi untuk memajukan sebuah SMK diperlukan kerjasama semua komponen. Guru (pelaku), Kepala sekolah (manajer dan fungsi lainnya yang melekat), Eksekutif (sebagai eksekutor kebijakan), dan para anggota dewan (pembuat anggaran) sehingga diperlukan kesepahaman dan itikad baik untuk menerjemahkan tujuan SMK sesuai Undang-Undang Sisdiknas.*


No comments:

Post a Comment

Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!