Sekali peristiwa sang Raja Hutan, singa memerintahkan rubah untuk mencari makanan. Ia kelaparan. " Kau harus mencari makanan untuk saya. Kalau gagal, kau kumakan", kata singa. Dengan tergesa-gesa rubah mencari keledai. Setelah ketemu, ia membujuk keledai untuk bersama ketemu singa. "Sang Raja mau mengangkat engkau menjadi raja menggantikannya", bujuk rubah. Keledai tertarik. Ia pergi bersama rubah ketemu singa.
Namun, bukannya disambut dengan hormat. Singa justru hendak
membunuhnya. Namun ia tidak berhasil. Singa hanya mampu merenggut telinganya.
Keledai lalu lari ketakutan.
Tentu saja singa tidak puas. Kembali ia mengancam rubah
mengembalikan keledai kepadanya. Rubah pergi lagi membujuk keledai. Tetapi
keledai tidak sudi lagi ketemu singa. "Ia telah merenggut telingan
saya", kata keledai. Rubah tidak berputus asa. " O, singa sengaja
merenggut telingamu supaya mahkota nanti pas di kepalamu", kata rubah.
Sang keledai kembali bersama rubah ketemu singa. Kali ini singa juga hendak
membunuhnya. Tetap dia hanya berhasil memutuskan ekornya. Keledai lari
ketakutan.
Untuk kali ketiga singa mendesak rubah mencari keledai.
Masih dalam ketakutan keledai berkata: "Nggak mau. Kali lalu singa telah
memutuskan ekor saya". "O, tidak apa-apa," kata rubah. "Dia
memang memutuskan ekormu. Tetapi hal itu dilakukannya, agar kau bisa duduk di
takhta".
Kembali keledai terbujuk dan menemui singa. Kali ini singa
berhasil membunuhnya. Ia lalu memerintahkan rubah. "Kulitilah keledai itu.
Lalu kumpulkanlah seluruh isi dalamnya untuk saya "
Dengan patuhnya rubah melaksanakan perintah itu. Ia
mengumpulkan seluruh isi dalam keledai: paru-paru, jantung, hati, ginjal, dan
lain-lain. Ia lalu melapor kepada singa.
Singa datang memeriksanya. Tetapi ia tidak melihat otak
keledai. Dengan marah ia bertanya: "Mana otaknya? Jangan-jangan kau sudah
memakannya?"
Sang Rubah menjawab:"Memang ia tidak punya otak, Yang
Mulia. Kalau dia punya otak, masakan sampai tiga kali ia datang
menemuimu?"
Penulis : Andreas Anangguru Yewangoe
Tulisan lainnya : Payeti Adalah Putra Dari Kambaniru
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!