Terima Kasih Telah Berkunjung ke Unclebonn.com Siapa Mau Uji Nyali Jadi Orang Jujur? - unclebonn.com

Sunday, July 25, 2021

Siapa Mau Uji Nyali Jadi Orang Jujur?


https://www.unclebonn.com/2021/07/siapa-mau-uji-nyali-jadi-orang-jujur.html

Pertanyaan ini terkesan lebay. Seolah-olah mau jadi orang jujur dinamikanya seperti mau melintasi area pekuburan atau terowongan horor di tengah malam.  Bahasa normatifnya bahwa kejujuran itu sebenarnya perilaku yang tulus ikhlas dan apa adanya - berbuat dan berkata sebenar-benarnya. 


Lantas pentingkah kejujuran itu? Apakah menjadi orang jujur perlu proses atau merupakan sebuah hasil yang instan dan mengapa orang bisa saja menolak bersikap jujur dalam kondisi tertentu bahkan perilaku tidak jujur menjadi tabiat buruknya? 


Studi Kasus 


Pernah ada di seorang rekan guru karena kepeduliannya ia ikhlas menjual jajanan ringan untuk kebutuhan anak-anak (peserta didik) di sekolah itu. Mungkin karena pada saat itu belum ada masyarakat yang berjualan di sekitar kompleks sekolah. 


Baca Juga : Kepercayaan (Trust)


Dalam pikiran rekan guru saya ini selain memudahkan anak-anak untuk membeli jajan sekaligus melatih karakter mereka dalam hal ini kejujuran. 


Langkah yang diambil yaitu membuat sebuah kotak dan bentuknya seperti kotak amal pada umumnya namun pada sisi-sisi kotak tersebut ditulis Kotak Jujur. Jadi kalau mau ambil jajanan silahkan ambil saja dan uangnya cukup dimasukin ke dalam kotak itu kapan saja walau tanpa pemilik jajanan itu. Kalau mau uang kembalian ambil dulu jajannya setelah ada pemiliknya baru bayar. Dan seterusnya. 


Konsep kotak jujur ini menarik tentunya. Dengan kata lain positif untuk sekolah dan mempermudah bagi anak-anak apalagi bagi anak-anak yang tidak sempat sarapan dari rumah. 


Baca Juga : Runtuhnya Idealisme


Awalnya memang menarik, seru dan asyik saat melihat usaha dan komitmen anak-anak mengikuti konsep dagang ala kotak jujur. Namun lama-lama ada sebagian anak memanfaatkan kesempatan. Mulai berperilaku diluar koridor.  Awalnya satu dua orang lama-lama energi negatif itu menyebar ke anak lain dan usaha dagang ala kotak jujur ini dihentikan. Bukan karena semata kegagalan konsep usaha dagang ala kotak jujur tapi karena kesibukan lain. 


Saya saat itu orang yang kerap memantau perilaku anak-anak ketika berada didalam kondisi di luar pantauan.  Banyak faktor kenapa mereka kadang bahkan beberapa kali mengingkari komitmen mereka diantaranya karena memang bawaan tidak jujur. Ada kemudahan dan, ada kesempatan dan terakhir terpaksa mungkin karena dia lapar tapi tidak punya uang jajan. 


Ini hanya sebuah studi kasus kecil tidak menjadi representatif daripada perilaku orang yang berkata dan berbuat tidak jujur.  Barangkali ada alat ukur lain atau ada kasus lain yang bisa mengukur dan menggambarkan bagaimana orang tega sampai berperilaku atau bersikap tidak jujur. 


Baca Juga : Apa Itu Titik Buta (Blind Spot) Dan Tiga Hal Mengatasinya


Menjadi Orang Jujur Itu Proses 


Keluarga adalah fondasi utama meletakan nilai-nilai kejujuran. Secara teoritik maupun studi panjang yang dilakukan para pakar pendidikan bahwa keluarga (rumah tangga) tempat belajar bagi anak yang pertama dan utama. Termasuk belajar tentang nilai-nilai kehidupan seperti belajar bersikap jujur, berbuat baik dan cinta kasih. Proses pendidikan yang baik di rumah tangga mampu membantu perkembangan kecerdasan anak. Kecerdasan anak, perilaku baik anak bukan dilahirkan tapi bagaimana orang tua yang cerdas mendidik anaknya secara cerdas pula. 


Seperti hal topik ini tentang kejujuran. Kejujuran bukan sebuah proses instan tapi proses yang terus menerus. Lingkungan yang baik akan membantu perkembangan otak dan perilaku anak. Semua pengalaman yang baik itu jika berlangsung terus menerus akan mengendap menjadi endapan (pembentukan sikap dan perbuatan) yang kelak akan menjadi fondasi bagi anak atau orang dewasa dalam kesehariannya. 


Baca Juga : Don't Judge A Book By Its Cover


Kadang orang bisa mengingkari perbuatannya karena rasa takut dan terpaksa. Maksudnya kalau ia berkata jujur ia takut dimarahi atau ia merasa malu. Atau ia kuatir dia akan mengalami hukuman yang setimpal atas perbuatannya. 


Kadang juga orang bangga kalau dia suka berbohong. Padahal berbohong itu ia sedang menipu dirinya. Orang bangga dengan perbuatan atau aksi tipu-tipu karena semakin banyak ia menipu atau mengibuli orang lain ia merasa pintar dan di atas angin. Padahal itu hanya kebanggaan semu dia sedang menempatkan bara api diatas kepalanya


Orang bersikap tidak jujur karena terpaksa. Bila mendasari kasus di atas mungkin karena ia lapar namun karena tidak memiliki uang jajan ia mengambil barang orang lain tanpa sepengetahuan (mencuri). Jika anak yang diajarkan perilaku jujur di rumah ia akan berkata jujur dengan solusi-solusi. Ia meminjam uang teman atau jujur kepada pemilik warung atau kios untuk memenuhi kebutuhannya.  


Kesimpulan 


Sikap jujur sangat penting bagi kehidupan orang perorangan. Banyak perusahaan bahkan orang lain mengharapkan bagiannya adalah orang jujur dan berintegritas. Orang bijak bilang, "sesakit apapun kejujuran itu akan lebih sakit ketika kebohongan itu terungkap." 


Baca Juga : Etika Dalam Kepemimpinan


Kejujuran bukan sebuah proses yang instan. Kejujuran adalah proses panjang dan dilatih secara terus menerus dalam setiap keadaan dan didalam setiap kondisi. Berusaha  maksimal saja. Gantungkan niat itu setinggi langit jika pun kau jatuh nanti jatuhnya di antara bintang-bintang itu. Cahaya dirimu tetap berpendar. Dan orang bisa saja berperilaku tidak jujur saat dia terjebak dalam kondisi yang tidak menguntungkan bagi dirinya.


Pertanyaan terakhir siapa mau uji nyali jadi orang jujur? Judul tulisan ini seperti peluru yang dikeluarkan dari moncong senjata menyasar siapa saja. Bisa juga saya, Anda bahkan kita semua termasuk Anda yang sedang membaca artikel ini.*😆😆👍


No comments:

Post a Comment

Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!