Ini profil jurusan Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI) SMK Negeri 1 Pandawai, Kabupaten Sumba Timur. Mereka sederhana belum sesungguhnya menyajikan wajah gahar seperti profil siswa NKPI pada umumnya dengan fisik kekar, rambut cepak, badan tegap dan seterusnya. Mereka meyakini bahwa mereka mampu melangkah ke sana. Tentunya soal ini optimis.
Cover artikel ini adalah pemandangan ketika siswa NKPI SMK Negeri 1 Pandawai melaksanakan Praktik Kerja Industri (Prakerin) di Kampung Bugis, Kelurahan Kamalaputi, Kecamatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur. Mereka adalah Rian, Maria dan Jayanti (sedang menarik tali).
Baca Juga : Bukan Sekedar Prakerin Ini Pertarungan Obsesi Para Kartini, Bung!
Uniknya NKPI - SMK Negeri 1 Pandawai kerap jumlah siswa yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak ketimbang siswa berjenis kelamin laki-laki. Namun soal semangat, konsisten dan sikap kerja mereka tak kalah dengan siswa berjenis kelamin laki-laki. Soal ini seperti diceritakan oleh beberapa juragan kapal.
Awalnya memang mereka mabuk laut. Namun beberapa hari kemudian mereka sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan laut (situasi dan kondisi di atas kapal). Mereka bekerja sesuai arahan juragan kapal dan berbagai hal yang memang sudah menjadi prosedur yang secara umum sudah dilaksanakan di kapal mini purse seine (kapal pusat cincin). Misalnya tahapan pengoperasian alat tangkap yang dimulai dengan tahapan persiapan, penurunan alat tangkap (setting), pelingkaran dan sampai pada pengangkatan alat tangkap ke dek kapal (houling).
Baca Juga : My Prakerin By Agnes Manno
Secara teori peserta didik ini sudah mendapatkan pengetahuan dari sekolah. Namun mereka belum pernah mengalami praktik langsung apalagi di masa pandemi Covid-19 sejak Maret 2020. Prakerin kali ini dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan. Terhitung sejak 13 September 2021 sampai 3 Desember 2021.
Diberi Pengertian
Khusus untuk siswi (perempuan) mereka diperlakukan sesuai kodrat mereka. Terutama ketika mereka berada di atas kapal. Mereka diberi perlakuan khusus misalnya untuk buang air kecil atau dispensasi untuk pekerjaan-pekerjaan yang beresiko tinggi, misalnya gebah. Gebah adalah seseorang atau beberapa orang ABK (Anak Buah Kapal) yang ditugaskan terjun ke laut untuk mengusir ikan (bahasa setempat). Maksudnya menutup arah renang ikan sehingga gerombolan ikan tidak keluar dari area penangkapan ikan. Namun ada juga siswa yang nekat melakukan aksi gebah ini.
Baca Juga : Kampung Bugis, "Kampungnya" Anak SMK Negeri 1 Pandawai
Para siswi ini beberapa kelompok juga ke lokasi penangkapan (turun melaut) pada malam hari. Mereka berangkat kira-kira pukul 22.00 Wita dan kembali ke kos-kosan dengan waktu bervariasi. Ada yang kembali pada pagi hari ada juga di siang hari. Mereka mengikuti semua kegiatan yang menjadi kegiatan rutin nelayan atau pemilik kapal seperti kegiatan pengoperasian alat tangkap, perawatan dan perbaikan alat tangkap, perawatan dan perbaikan mesin kapal, dan perawatan kapal. Mereka melakukan itu semua dengan semangat dan rasa tanggung jawab.
Memang apa yang tunjukkan oleh peserta didik belum sempurna. Mereka masih pada tahap proses belajar menjadi pribadi yang dewasa, disiplin, jujur, disiplin dan bertanggung jawab.
Baca Juga : Geliat Ekonomi Dari Sektor Perikanan Tangkap Nelayan Kampung Bugis Sumba Timur
Siswa NKPI SMK Negeri 1 Pandawai sudah sangat familiar di Kampung Bugis. Mereka beradaptasi dengan masyarakat setempat. Mereka belajar mengenali kehidupan nelayan. Mereka belajar kewirausahaan. Contohnya bagaimana mereka menjual hasil tangkapan yang menjadi jatah mereka.
Kebiasaan para juragan pada kapal-kapal mini pukat cincin adalah membagi hasil tangkapan secara proporsional kepada siswa Prakerin. Hasil tangkapan yang didapatkan siswa ini paling sering dijual, atau dikirim kepada orang tua mereka. Ada anak-anak tertentu yang memang mengirim hasil tangkapan ikan kepada orang tua mereka secara rutin.
Prakerin selain meningkatkan kompetensi peserta didik juga melatih mereka disiplin, mandiri dan bertanggung jawab minimal dengan diri mereka sendiri. Mereka yang biasa di rumah tidak pernah kerja apalagi masak maka di lokasi Prakerin mereka mesti belajar masak karena ada jadwal piket. Belajar menjaga kebersihan lingkungan, belajar bagaimana bersikap toleransi dengan masyarakat yang notabene mayoritas muslim.
Setiap angkatan tentu memiliki karakteristik sendiri. Setiap pelaksanaan Prakerin memiliki masalah dan cara menyelesaikan permasalahan sendiri. Namun. Setiap persoalan tidak jauh berbeda. Anak-anak memiliki keunikan sendiri apalagi mengumpulkan anak-anak dalam suatu tempat dengan beragam sikap dan karakter. Maka diperlukan perlakuan khusus.
Baca Juga : Resty, Remaja Putri Yang Bekerja Di Bengkel Motor
Demikian sepenggal kisah mengenai Praktik Kerja Industri atau Prakerin angkatan ke-4 kompetensi keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI) SMK Negeri 1 Pandawai.*
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!