TugasDemontrasi Kontekstual - Modul 3.1 PengambilanKeputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin
Tujuan
Pembelajaran Khusus: CGP dapat melakukan suatu analisis atas penerapan proses
pengambilan keputusan berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajarinya tentang
berbagai paradigma, prinsip, pengambilan dan pengujian keputusan di sekolah
asal masing-masing dan di sekolah/lingkungan lain.
Tugas
Wawancara dengan Pimpinan/Kepala Sekolah:
- CGP diminta untuk mewawancarai 2-3 pimpinan (kepala sekolah) di lingkungan Anda (salah satunya adalah pimpinan di sekolah asal Anda).
- Hasil wawancara ini adalah untuk mendapatkan sebuah wacana tentang praktik pengambilan keputusan yang selama ini dijalankan, terutama untuk kasus-kasus yang di mana nilai-nilai kebajikan saling bersinggungan, atau untuk kasus-kasus dilema etika yang sama-sama benar.
- Apa yang selama ini dilakukan pimpinan-pimpinan tersebut, praktik apa yang selama ini dijalankan?
- Analisis praktik pengambilan keputusan dilema etika tersebut di antara para pemimpin yang Anda wawancarai, dan kaitkan dengan pengetahuan Anda sendiri tentang 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian.
- Analisis dan lakukan refleksi atas hasil wawancara tersebut. Silakan unggah hasil wawancara dan refleksi Anda dalam bentuk video/audio/tertulis.
Saya
melakukan wawancara dengan Kepala SMK Negeri 2 Waingapu Bapak Nikodemus Bili
Umbu Pati, S. Pd pada hari Senin, 12 Februari 2024. Kemudian wawancara ke-2 dengan Kepala Sekolah SMK
Negeri 1 Pandawai yaitu Bapak Dominik
Wuta Tenggu, SH.,Gr tempat saya mengajar pada hari Selasa, 13 Februari 2024.
Berikut
hasil wawancara yang bisa saya sajikan wawancara dengan Kepala SMK Negeri 2
Waingapu, Bapak Nikodemus Bili Umbu Pati, S. Pd || Senin, 12 Februari 2024 :
Terkait dengan tugas CGP yaitu
Demonstrasi Kontekstual Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Pemimpin. Apakah Bapak
kepala sekolah bisa meluangkan waktu kira-kira 25 – 30 menit untuk wawancara terkait hal tersebut?
![]() |
Dari Kiri Kepala SMK Negeri 2 Waingapu Bpk. Nikodemus Bili Umbu Pati, S.Pd dan Bonefasius Sambo, S.St.Pi.,Gr CGP Angkatan 9 Kab. Sumba Timur |
Sangat bisa Pak Guru, silahkan ….
Pertanyaan ke-1. Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus
yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?
Sebagai
kepala sekolah tentunya saya kerap menghadapi kasus dilema etika (yang berdasar
antara benar VS benar), dan Bujukan Moral (yang berdasar pada benar VS salah).
Cara yang saya gunakan dengan mengidentifikasi kasus-kasus tersebut yaitu
dengan menggali informasi, melihat dan memahami kasus-kasus tersebut secara
cermat. Dan untuk memahami kasus-kasus tersebut saya harus berkomunikasi dengan
pihak yang terlibat.
Pertanyaan ke-2. Selama ini, bagaimana Anda menjalankan pengambilan keputusan di
sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang
sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?
Pertanyaan ke-3. Selama
ini dalam pengambilan keputusan dalam kasus dua kepentingan yang sama-sama
benar, di dasarkan pada rasa peduli, kasih sayang dan memikirkan dampak jangka
pendek & jangka panjangnya.
Pertanyaan ke-4. Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda
lakukan selama ini?
Langkah-langkah
atau prosedur dalam pengambilan keputusan yang dilakukan selama ini adalah
dengan melakukan analisa kasus, melihat siapa saja yang terlibat, nilai apa
saja yang bertentangan, data dan fakta yang mendukung, serta melakukan ujikebenaran atau salah
Pertanyaan ke-5. Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam
pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
Menyadari
bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini lantas menentukan
siapa yang terlibat dalam situasi itu, mengumpulkan fakta dan data yang relevan
dengan situasi tersebut. Lakukan pengujian benar atau salah. Lakukan pengujian
paradigma benar lawan benar dan yang tidak kalah penting adalah lakukan komunikasi
dan koordinasi dan melihat segala sesuatu secara objektif.
Pertanyaan ke-6. Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam
pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
Ada banyak pendapat yang dominan dan banyak pihak yang berkepentingan yang seolah-olah pendapatnya benar namun itu akan berdampak negative pada sekolah. Dengan mempertimbangkan segala dampak yang ada, jangan menuruti emosi, jika keputusan itu berpihak pada murid, ada nilai-nilai kebajikan universal dan bisa dipertanggungjawabkan maka keputusan harus diambil.
Pertanyaan ke-7. Apakah Anda memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan?
Untuk
jadwal tertentu tidak ada. Namun untuk pengambilan keputusan tergantung dari
kasus yang ada, apakah harus diselesaikan segera atau membutuhkan waktu sampai
besok atau beberapa hari kedepannya dengan mempertimbangkan dinamika yang ada.
Pertanyaan ke-8. Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini
mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus
dilema etika?
Tidak
ada masalah yang mudah dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
Semua perlu sikap kolaboraratif, kerja sama dan musyawarah. Keberadaan
teman-teman CGP menjadi bagian dari solusi pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan.
Pertanyaan ke-9. Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang
dapat Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika?
Berdasarkan
pengalaman dan dari sudut pandang teori bahwa pengambilan keputusan yang diambil
harus mempertimbangkan paradigma dan prinsip-prinsip proses berfikir dalam
dilema etika yang selanjutnya dilakukan pengujian dengan menggunakan sembilan Langkah
dalam mengambil keputusan dan nilai-nilai filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara
menjadi landasan berpikir bahwa keputusan
itu mesti berpihak pada murid dan semua pihak yang terlibat mendapatkan win-winsolution.
![]() |
Dari Kiri Kepala SMK Negeri 2 Waingapu Bpk. Nikodemus Bili Umbu Pati, S.Pd dan Bonefasius Sambo, S.St.Pi.,Gr CGP Angkatan 9 Kab. Sumba Timur |
dengan
Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Pandawai yaitu
Bapak Dominik Wuta Tenggu, SH.,Gr tempat saya mengajar || Selasa, 13 Februari
2024 :
![]() |
Dari Kiri Bonefasius Sambo, S.St.Pi.,Gr CGP Angkatan 9 Kab. Sumba Timur dan Kepala SMK Negeri 1 Pandawai Bpk. Dominik Wuta Tenggu.SH.,Gr |
Terkait dengan tugas CGP yaitu
Demonstrasi Kontekstual Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Pemimpin. Apakah Bapak
kepala sekolah bisa meluangkan waktu kira-kira 25 – 30 menit untuk wawancara terkait hal tersebut?
Sangat bisa Pak Waka, silahkan ….
Pertanyaan ke-1. Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus
yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?
Sebagai
kepala sekolah, saya melihat dari sisi moral dan hukum, bahwa kasus dilema
etika (benar melawan benar) merupakan situasi yang sulit, harus dengan
pertimbangan matang dalam menentukan putusan untuk hal yang terjadi, sebab
keduanya adalah benar secara moral akan tetapi bertentangan secara aturan/hukum.
Sedangkan bujukan moral (benar melawan salah) merupakan suatu keadaan dimana
harus mengambil keputusan antara benar dan salah. Tentu keputusan yang benar.
Pertanyaan ke-2. Selama ini, bagaimana Anda menjalankan pengambilan keputusan di
sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang
sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?
Memang
menjadi dilema bagi seorang kepala sekolah untuk mengambil keputusuan dari
permasalahan yang sama-sama benar, tetapi saya tetap berpegang teguh pada
peraturan yang sudah disepakati bersama melalui diskusi internal bersama wakasek
dan rapat dewan guru tetapi juga sebagai pemimpin perlu juga melihat
nilai-nilai kebajikan dan bermanfaat bagi banyak orang.
Pertanyaan ke-3. Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda
lakukan selama ini?
Langkah-langkah
yang saya biasa lakukan pertama mengumpulkan berbagai fakta yang terjadi, saya
meminta informasi pada pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, menganalisis
benar dan salahnya, membuat alternatif solusi, meminta pertimbangan rekan
sejawat, membuat keputusan dan terakhir merefleksikanya.
Pertanyaan ke-4. Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam
pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
Hal
yang menurut saya anggap efektif dalam pengambilan keputusan adalah apabila
semua pimpinan sekolah terlibat dalam kasus tersebut dan berkolaborasi dalam
memecahkan masalah sehingga keputusan yang diambil dapat dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan
dengan baik.
Pertanyaan ke-5. Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam
pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
Tantangan
dalam pengambilan keputusan dilema etika bahwasannya masalah dalam kasus ini
memiliki nilai kebenaran atau kepentingan yang sama. Sebagai kepala sekolah sikap
saya adalah harus ada yang
diprioritaskan, minimalisir dampak negatif yang berdampak bagi orang banyak dan
harus mampu menghilangkan sikap keberpihakan pada salah satunya karena keduanya
benar.
Pertanyaan ke-6. Apakah Anda memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam
sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di
tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau
prosedur seperti apa yang Anda jalankan?
Semua
kasus memiliki dimensinya sendiri. Artinya munculnya tidak rutin sehingga tidak
ada jadwal khusus untuk penyelesaian kasus dilema etika, tergantung ringan
beratnya kasus. jika kasus itu ringan maka bisa diselesaikan secara langsung
saat itu juga.Tetapi jika permasalahannya berat sehingga memerlukan penanganan
melalui tahapan-tahapan yang berlaku yaitu meninjau fakta/data, komunikasi dan
koordinasi dengan semua pihak yaitu murid lalu lakukan bermusyawarah dengan pimpinan
sekolah untuk mengambil keputusan yang terbaik dan untuk kepentingan sekolah.
Pertanyaan ke-7. Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini
mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus
dilema etika?
Menurut
saya sebagai kepala sekolah hal yang mempermudah dalam mengambil keputusan adalah
adanya kerjasama dengan pihak-pihak terkait yang terlibat dalam kasus tersebut.
Selain itu koordinasi dengan pimpinan sekolah juga menjadi hal yang sangat
efektif bagi saya dalam mengambil keputusan termasuk melibatkan rekan-rekan
guru Calon Guru Penggerak yang sedang mengikutik Pendidikan Guru Penggerak
Angkatan 9.
Pertanyaan ke-8. Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang
dapat Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika?
Pembelajaran
yang saya petik selama ini sebagai kepala sekolah dalam menghadapi berbagai
persoalan atau kasus adalah dalam pengambilan keputusan yang penting lakukan
komunikasi dan koordinasi yang baik kepada semua pihak agar dalam pengambilan
keputusan akhir yang diambil sesuai sasaran dan berdampak positif serta
berpihak kepada murid, ada nilai-nilai kebijakan universal dalam keputusan itu dan sebuah keputusan
tersebut mesti dapat dipertanggungjawabkan.
![]() |
Dari Kiri Bonefasius Sambo, S.St.Pi.,Gr CGP Angkatan 9 Kab. Sumba Timur dan Kepala SMK Negeri 1 Pandawai Bpk. Dominik Wuta Tenggu.SH.,Gr |
Demikian
hasil wawancara yang bisa saya sajikan semoga bermanfaat bagi kita semua. Masih
terdapat banyak kurang mohon kritik dan saran yang konstruktif. Dan juga saya
ucapan banyak terima kasih kepada Kepala SMK Negeri 2 Waingapu Bapak Nikodemus
Bili Umbu Pati, S. Pd dan Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Pandawai, Bapak Dominik Wuta Tenggu,
SH.,Gr yang sudah meluangkan waktunya dan berbagi pengalaman dengan saya. Salam
dan Bahagia.*
Baca : 2.1.A.8. Koneksi Antar Materi - Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!