Terima Kasih Telah Berkunjung ke Unclebonn.com Kenapa Beda Rumusan Doa Bapa Kami Dalam Kitab Suci dengan Rumusan yang Dipakai oleh Orang Katolik? - unclebonn.com

Wednesday, May 11, 2022

Kenapa Beda Rumusan Doa Bapa Kami Dalam Kitab Suci dengan Rumusan yang Dipakai oleh Orang Katolik?

https://www.unclebonn.com/2022/05/kenapa-beda-rumusan-doa-bapa-kami-dalam.html

Mari kita bahas!


Doa Bapa Kami itu doa yang diajarkan oleh Kristus sendiri kepada kita umat-Nya. Nah, setelah saya banding-bandingkan ini, kok beda rumusan doa Bapa Kami yang ada dalam Kitab Suci dengan rumusan doa Bapa Kami yang kita orang Katolik pakai. Bagaimana itu bisa begitu dan mana yang benar?


Baik. Dalam Katekismus Gereja Katolik dengan mengutip Bapa Gereja Tertullianus, menyebutkan bahwa Doa Bapa Kami merupakan rangkuman atau kesimpulan keseluruhan Injil; doa yang paling sempurna, kata St. Thomas Aquinas. Dengan mendoakannya kita tidak hanya memohon, namun pula mengarahkan diri untuk dibentuk dan diperbaharui oleh doa tersebut. Makanya doa Bapa Kami sejak dalam tradisi awal Gereja disebut sebagai doa utama.


Baca Juga : Apa Dasar Penggunaan Warna Liturgi Dalam Gereja Katolik?


Makanya doa tersebut tidak saja disebut sebagai doa Tuhan, karena diajarkan serta diwariskan sendiri oleh Tuhan Yesus kepada kita, tetapi itu juga adalah doa Gereja. Karana itu adalah inti dan dasar dari doa yang didaraskan Gereja sejak semula. Bahkan dalam tradisi awal Gereja, doa tersebut didoakan tiga kali sehari, dan menjadi doa pokok dalam liturgi Gereja.


Doa Bapa Kami bukanlah doa individual, melainkan doa kita sebagai Gereja, makanya di dalam doa Bapa Kami kita menyebutnya Bapa Kami, bukan Bapaku, kepada Allah, yang kita sapa, berkat Roh Kudus, sebagaimana ditunjukkan Yesus kepada kita. Oleh karena itu dengan mendoakannya, kita menjadi bagian dari Gereja, berada dalam Gereja, dan berdoa sebagai Gereja.


Kenapa mesti bingung dengan rumusannya yang berbeda dengan yang ada di dalam Kitab Suci?


Baca Juga : Bolehkah Orang Katolik Menyimpan Patung Agama Lain?


Memang di dalam Injil kita menemukan dua rumusan yang berbeda antara yang ada di dalam Injil Matius dan Lukas. Namun orang tidak mempersalahkannya. Doa Bapa Kami yang kita pakai sekarang lebih dekat dengan apa yang tertulis di dalam Injil Matius (lih. Mat 6:9-13).


Apakah rumusan doa Bapa Kami yang kita pakai sekarang ini sudah lama dipakai?


Doa Bapa Kami telah digunakan sejak awal Gereja, namun semula berkembang dalam berbagai versi yang berbeda-beda, kadang ada penambahan tertentu. Namun saya tidak punya informasi sejak kapan rumusan yang kita pakai resmi ini digunakan oleh Gereja. Tapi Anda perlu ingat bahwa setiap upaya perumusan ini dibuat agar bisa semakin sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh Yesus, sebagaimana tertuang di dalam Injil. Bukan terutama sesuai dengan rumusan dalam Injil, akan tetapi terlebih semakin sesuai dengan maksud, pesan maupun intensi Injil. Oleh karena itu rumusan doa bisa berubah atau ada penyesuaian.


Baca Juga : Hebatkah Kamu Dengan Melabrak Balik Orang Yang Menyakitimu?


Oh berarti sepanjang ini semacam ada proses perubahan?


Ya. Sebagai contoh, baru-baru ini dalam Konferensi Uskup Perancis, yang kemudian diikuti oleh Konferensi Uskup Italia, merumuskan suatu perubahan kecil Doa Bapa Kami, namun signifikan dalam rumusan doa Bapa Kami. Bagian yang dicoba untuk disesuaikan terkait dengan ungkapan, "Jangan masukkan kami ke dalam pencobaan." Yang menjadi persoalan mereka adalah seakan-akan Tuhan yang memasukkan ke dalam pencobaan, sehingga kita perlu memohon agar itu dibuat-Nya. Memang rumusan tersebut sebenarnya dekat dengan apa yang kita temukan dalam Injil Matius maupun Lukas, “Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan” (Mat 6:13; bdk Luk 11:4). Akan tetapi, apakah sebenarnya demikian maksud Tuhan?


Lalu, apakah dalam konferensi para Uskup itu mereka buat lagi perubahan rumusannya? Atau bagaimana?


Ya. Konferensi Uskup Perancis kemudian membuat rumusan ulang, “Jangan membiarkan kami jatuh ke dalam pencobaan”. Namun, Paus Fransiskus ketika mengomentari hal ini, mengatakan bahwa “Jangan masukkan kami ke dalam pencobaan” adalah terjemahan yang kurang tepat. Bukan Tuhan yang memasukkan kita ke dalam pencobaan, melainkan roh jahat, dan manusia sendirilah yang membiarkan diri masuk ke dalam pencobaan, bukan Allah. Oleh karena kita perlu memohon agar kita tidak jatuh ke dalam godaan atau pencobaan, makanya kita lalu memohon pertolongan Tuhan untuk itu.


Baca Juga : Bolehkah Orang Katolik Pergi Ke Dukun Atau Ke Paranormal?


Lalu kesepakatan akhirnya apa dari diskusi mereka soal rumusan ini?


Paus, sebagaimana juga diyakini Gereja, melihat bahwa “Janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan” sebenarnya lebih tepat diartikan sebagai Tuhan berilah kami kekuatan agar tidak jatuh. Hanya saja rumusan yang dipakai dilihat seakan-akan Allah sendiri yang memasukkan kita ke dalam pencobaan, dan membiarkan kita jatuh.


Berarti soal rumusan Doa Bapa Kami ni masih bisa diperdebatkan?


Bisa. Upaya perumusan ulang tersebut tentu masih bisa diperdebatkan. Akan tetapi Konferensi Uskup Perancis yang kemudian diikuti oleh Italia itu, diberitakan telah cukup lama mendiskusikan ini, sampai akhirnya mereka menemukan kesepakatan. Upaya tersebut perlu kita lihat bukan untuk pertama-tama menyesuaikan dengan rumusan yang ada dalam Kitab Suci, akan tetapi mereka berusaha untuk menemukan rumusan yang lebih tepat dan sesuai dengan maksud serta pesan Kitab Suci.


Baca Juga : Bagaimana Kita Menyikapi Pengalaman Orang Yang Mati Suri?


Makanya sudah bilang dari awal tadi kalau inilah yang terjadi dalam dinamika Gereja sejak awal. Bahwa ini bukan soal kesesuaian rumusan, tapi lebih pada kesesuaian pesan dan maksud ajaran dan hidup Yesus. Rumusan bisa saja berubah, namun lebih penting dari itu adalah harus mengungkapkan dan menggambarkan pesan serta maksud maupun ajaran Yesus sendiri. Itu esensinya.


Penulis: MYB

Catatan Admin: Artikel ini sudah diedit sesuai kebutuhan blog. 


No comments:

Post a Comment

Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!