Terima Kasih Telah Berkunjung ke Unclebonn.com Tamu-tamu Misterius - unclebonn.com

Wednesday, June 9, 2021

Tamu-tamu Misterius

https://www.unclebonn.com/2021/06/tamu-tamu-misterius.html

Pria itu sedang asyik menikmati alunan suara musik di ruang kerja pribadinya. Katanya sih musik merupakan cara ia melakukan relaksasi dari kepenatan karena aktivitas yang padat di kantornya. Ia serasa tenggelam dalam alunan musik dari tape mini compo yang berada tepat di meja kerjanya.  Ia menyukai lagu-lagu pop jadoel seperti miliknya Paul Anka. "I Don't Like Sleep Alone," itu judulnya - sebuah lagu lawas yang didendangkan oleh Paul Anka. 


Waktu terus bergulir namun larutnya malam tak ia hiraukan. Jari jemarinya terus bermain di atas tuts keyboard smartphone miliknya. Touch screen terus ia gulir. Kadang ke atas, kerap ke bawah. Seperti biasalah aksi pengguna fitur-fitur media sosial.  Ia asyik membaca status facebook temannya yang muncul di beranda akun aplikasi facebook itu. 


Baca Juga : Menanti Ujung Cintanya


Perlahan ia mengurangi volume mini compo itu.  Ia sadar bahwa malam kian larut. Tak ada lagi suara bising kendaraan apalagi suara dari rumah tetangga. Jelas suara dari pemutar musik itu akan kedengaran tetangga.  Mengganggu atau jangan sampai tetangga mencap dirinya sedang galau. Musibah kalau dicap galau.


"Seorang Boy, pantang dicap galau," gumamnya dalam hati. 


Pria tiga puluh lima tahunan ini memiliki nama yang keren. Ya sekeren orangnya. Boy Alexis itu nama yang tertera dalam akta kelahiran dan pada dokumen-dokumen penting lainnya. Di usianya yang sudah kepala tiga ini ia belum berpikir berumah tangga. Ia masih mengejar karir. Bagi mas Boy hidup mapan adalah segalanya.  Itu standar etika lelaki masa kini. Jangan sampai setelah menikah bukan membuatnya bahagia malah derita yang diterima atau tetap menjadi benalu untuk orang tua. 


Sejenak otot badan pria itu mulai terasa rileks. Rasa kantuk mulai melanda. Perlahan ia melangkah ke dapur. Ia bermaksud menyeduh secangkir kopi. Secangkir kopi bisa menjadi teman ditengah kesunyian malam. Malam terus berlanjut mengukir kisah dalam tubir misteri. 


Baca Juga : Setangkai Bunga Edelweis Dari Sumba


Tok tok tok terdengar suara ketukan pada daun pintu dari luar. Berusaha memastikan, Boy membiarkannya beberapa saat. Tok tok tok. Suara yang sama lagi. Boy tidak beranjak dari tempat duduknya walau ia cukup penasaran. Berulang lagi suara ketukan itu. 


"Hemm aneh. Masa sih tamu bertandang ke rumah orang tengah malam?" Boy sedikit menggerutu. 


Walau tampak ragu Boy berusaha melangkah walau langkahnya sedikit tertahan. Hal ini bukan berarti Boy takut tapi waspada itu lebih baik. Ia terus menuju ruang tamu. Semua penghuni rumah yang lain sudah pada terlelap.  Jarum jam sudah menunjukkan pukul 24 malam. Situasinya tengah malam. Waktu dimana sebagian manusia terlelap dalam pelukan malam. Saat dimana penghuni alam baka mulai berkelana. 


Boy tidak langsung membuka pintu ruang tamu. Ia perlahan-lahan menyingkap kain yang menutup jendela ruang tamu. Namun saat diamati di sekitar teras rumah tidak ada makhluk yang terlihat. Hanya terdengar suara jangkrik bersahut-sahutan. Di ruang tamu suara cicak menyambut. Situasi ini benar-benar membuat bulu kuduk Boy berdiri. Ada aroma mistis. Benar Boy merasakan itu. Boy kembali ke tempat duduknya. 


Benar-benar aneh. Tiba-tiba suara ketukan kembali terdengar.  Dalam suasana dan keadaan demikian Boy mulai kesal walau rasa takut dan penasaran mulai menghantui dirinya. 


"Setan apa yang mau kerjain saya ha? Sialan!" Umpat Boy. 


Boy membiarkan suara itu berlalu. Rasa kantuk yang menghinggapi Boy sirna padahal jam dinding memperlihatkan angka 01.30. Beberapa menit berlalu. Boy mulai dihinggapi rasa kantuk berat.  Ia tertidur di kursi ruang kerjanya.  Baru sejam Boy terlelap suara ketukan berkali-kali kembali menembus ke telinga Boy. Walau intensitasnya berkali-kali namun mendayu-dayu terdengar di telinga Boy.


Boy langsung bergegas ke ruang tamu. Ia singkap kain penutup daun jendela dan mengamati keadaan di sekeliling teras rumah.  


"Ya...ampun." ungkap Boy spontan. Segera ia membuka pintu utama dan berdiri beberapa meter dari tamu-tamu misterius itu.


Penampakan aneh terjadi tepat di bibir teras rumah. Berjejal puluhan manusia dengan wajah dingin penuh senyum. Suasana mistis berubah menjadi haru. Orang-orang itu cukup familiar di benak Boy. Boy tenggelam dibawa alam bawah sadarnya. Mungkin karena pengaruh suasana mistik itu saat Boy sadar dari "ekstasi" pengalamannya sekonyong konyong orang-orang itu sirna dari hadapannya. Boy ingat siapa mereka itu. 


Baca Juga : Cerita Inspirasi Tentang Bocah Tukang Semir Yang Balas Budi Kepada Direktur Perusahaan


Ia mengambil smartphone dari balik saku celananya. Dihidupkan layar terkunci untuk melihat jam saat itu. Pukul 02.55 dini hari.  Boy menghela nafasnya lalu dihembuskan secara perlahan. Boy paham dengan kejadian sesaat itu. Boy meninggalkan teras rumah dan menuju ke kamar tidurnya dengan gundah gulana.


Boy beberapa bulan lalu tergabung dalam relawan kemanusiaan. Ia terjun langsung ke lapangan untuk menolong korban longsor.  Kebetulan kampung dimana lokasi yang ditimpa bencana itu adalah wilayah kerjanya. Makanya ketika perusahaan menawarkan pendaftaran relawan, Boy Alexis menerima dan menjadi bagian tim relawan kemanusiaan perusahaannya. Dan Boy sendiri terpilih sebagai Korlap relawan


Ia disana memberikan pertolongan dan bantuan kepada para korban longsor itu. Puluhan jenazah mereka makamkan. Walau kondisi saat itu sulit mereka tetap memperlakukan mayat-mayat itu secara manusiawi dan sesuai aturan agama para korban meninggal itu. Sebagai Korlap ia menjadi orang yang bersentuhan langsung dengan jenazah korban dari satu kampung yang dihantam longsor itu. Kinerja Boy sebagai Korlap diacungi jempol oleh perusahaannya.*


No comments:

Post a Comment

Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!