Terima Kasih Telah Berkunjung ke Unclebonn.com Begini Kisah dan Jalannya Upacara Pemekaran dan Penthabisan Pendeta Gereja GKS Jemaat Walakiri - unclebonn.com

Wednesday, November 11, 2020

Begini Kisah dan Jalannya Upacara Pemekaran dan Penthabisan Pendeta Gereja GKS Jemaat Walakiri

https://www.unclebonn.com/2020/11/begini-kisah-dan-jalannya-upacara.html
Proses Penthabisan  vicaris Marliani Yakoba Betriks Lay, S.Th

Hari ini Rabu, (11/11/2020) tentu menjadi hari bersejarah bagi Gereja GKS Jemaat Walakiri. Ibadah pemekaran, pengukuhan penatua dan diaken serta penthabisan pendeta vicaris Marliani Yakoba Betriks Lay, S.Th terbilang berjalan lancar, khidmat dan penuh rasa syukur. Pantauan media ini jemaat dan undangan terlihat antusias mengikuti tahap demi tahap upacara dan ibadah yang dipimpin langsung oleh tiga orang pendeta antara lain :  Pdt. Alfred Djama Samani,S.Th.,M.Si, Pdt. Theophilus Mete,S.Th, dan Pdt. Jublina K. T. Piga Lao,S.Th.


Berita Terkait : Jemaat dan Undangan Mulai Memadati Acara Pemekaran dan Pentahbisan Pendeta GKS Jemaat Walakiri


Selain dihadiri oleh ratusan jemaat dan undangan acara ini juga di hadiri oleh Bupati Sumba Timur,  Gidion Mbilijora, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumba Timur,  Kepala Pol PP Kabupaten Sumba Timur dan beberapa pejabat teras lainnya. Tampak hadir pula kepala sekolah dan guru dari satuan dan jenjang pendidikan yang berada di kecamatan Pandawai,  Kabupaten Sumba Timur,  NTT.  Ibadah pemekaran,  pengukuhan penatua dan diaken serta penthabisan pendeta dimulai pukul 10.30 Wita dan berakhir sekira pukul 14.30 Wita.


Begini Kisah dan Jalannya Upacara Pemekaran dan Penthabisan Pendeta Gereja GKS Jemaat Walakiri 


Rencana Pemekaran


Dihimpun dari berbagai sumber bahwa jemaat Walakiri dirintis pada tahun 1962. Awalnya merupakan pos pengkabaran injil dari GKS Kambaniru. Dan setelah pemekaran GKS Kawangu lalu diserahkan ke  Kawangu dan menjadi cabang dari Kawangu. Bila dilihat dari jejak sejarahnya, kurang lebih 58 tahun jemaat Walakiri bernaung pada GKS Kawangu. Dan pada akhirnya tahun 2020 ini menjadi jemaat mandiri.


Proses menjadi jemaat mandiri direncanakan sejak tahun 2015. Jika dihitung maka masa persiapan kurang lebih 5 tahun. Masa persiapan ini tidak semudah membalik telapak tangan. Ini melalui proses dan perjuangan.  Dan pemekaran itu sendiri sekaligus pentahbisan merupakan kerinduan jemaat Walakiri yang telah dijawab oleh Tuhan Yesus sang kepala gereja.


Ibadah dan Upacara Terintegrasi 


Jika dilihat bahwa jalannya acara ini dikemas secara budaya atau etnis dan tetap berpedoman pada tata cara ibadah yang berlaku dalam Gereja Kristen Sumba (GKS). Misalnya diawal upacara sebelum pelaksanaan ibadah pemekaran, pengukuhan penatua dan diaken serta penthabisan diawali dengan prosesi adat Sabu. Sebagai bahan informasi bahwa jemaat Walakiri ini didominasi oleh orang (suku) Sabu.  

https://www.unclebonn.com/2020/11/begini-kisah-dan-jalannya-upacara.html
Tarian Adat Sabu


Setelah kegiatan simbolisasi dalam budaya Sabu dilanjutkan dengan ibadah pemekaran.  Sebelum ibadah yang mutabir Pdt.Jublina K. T.  Piga Lao,S.Th sedikit menyinggung sejarah perkembangan jemaat Walakiri sampai menjadi jemaat mandiri. Pdt. Jublina juga menyinggung nama Walakiri. Yang pada hari ini begitu dikenal dengan keindahan pantai dan sunset-nya. 


Rangkaian ibadah selanjutnya yaitu pengukuhan penatua dan diaken. Pada tahap ini nama-nama jemaat yang dipilih menjadi calon penatua dan calon diaken dipanggil untuk dikukuhkan menjadi penatua dan diaken GKS jemaat Walakiri. Semua jemaat yang dipilih kemudian didoakan dan diberi berkat oleh pendeta yang memimpin ibadah tersebut. 


Ibadah puncak yang terakhir adalah penthabisan pendeta vicaris Marliani Yakoba Betriks Lay, S.Th. Prosesinya berjalan begitu khusuk. Semua pendeta yang hadir berdiri mengitari vicaris Marliani. Dan ibadah ini dipimpin langsung yang mutabir Pdt. Alfred Djama Samani,S.Th.,M.Si.  Dalam ibadah tadi dihadiri 76 orang pendeta yang ada dalam lingkup GKS - Sumba, antara lain : Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya. 

https://www.unclebonn.com/2020/11/begini-kisah-dan-jalannya-upacara.html
Pendeta Marliani Yakoba Betriks Lay, S.Th saat Memberi Khotbah Perdana


Pendeta Marliani Yakoba Betriks Lay, S.Th dalam khotbah perdananya mengambil bacaan Roma 12 : 9 - 21. Sementara tema yang dipilih adalah "Jangan Berpura-pura Berkarya Bagi Allah." Dan inti dari khotbah Pdt. Marliani sebagai berikut:


"....Hidup adalah kesempatan bagi manusia untuk berkarya. Berkarya Bagi Tuhan bukan pelayanan yang sempit. Berkarya bagi Tuhan jangan pura-pura. Berkarya berarti mengembangkan potensi diri itu dalam (sikap) yang setia dan taat. Berkarya untuk Tuhan juga membutuhkan orang lain. Berkarya bagi Tuhan membutuhkan kasih sejati...."


Di akhir dari khotbah perdananya, Pdt. Marliani Yakoba Betriks Lay, S.Th berpesan, "....Akhir kata marilah kita berkarya dan melakukan segala sesuatu jangan dengan kepura-puraan melainkan lakukanlah itu dengan ketulusan hati dan kerendahan hati!"


Kerja Keras Panitia 


Berdasarkan keterangan yang disampaikan Koordinator Seksi Acara Yoksana Tinus,S.Pd bahwa kesuksesan kegiatan hari ini sudah di persiapkan atau dilatih sejak dua minggu lalu.


"Dan Puji Tuhan semua berjalan sesuai rencananya. Kegiatan ini merupakan akumulasi kerja keras kami. Kegiatan ini sudah dipersiapkan dan latihan kurang lebih dua mingguan," beber Yona.


Kegiatan ini sepenuhnya didukung oleh jemaat Walakiri ditambah para donatur dan semua pihak yang terlibat membantu menyukseskan pemekaran GKS Jemaat Walakiri.


Sementara makna tenda di kelilingi oleh pohon Tuak (Lontar) menggambarkan harapan hidup yang selalu ada dan terus bertumbuh dalam keadaan keras dan derasnya hidup. Ini seperti realita pohon Lontar yang mampu bertahan hidup dan berdiri kokoh pada tanah yang kering dan tandus.


Baca Juga : Senja yang Menakjubkan di Pantai Walakiri Sumba Timur


Bupati Gidion Sumbang Bunga Sakura 


Dalam sambutan, Bupati Sumba Timur, Gidion Mbilijora selain memberi selamat dan proviciat kepada Pdt. Marliani Yakoba Betriks Lay, S.Th yang baru ditabis menjadi pendeta pada GKS Jemaat Walakiri juga berjanji untuk memberi sumbangan 100 pohon bunga Sakura Sumba. 


Hal ini terjadi lantaran halaman gereja GKS Jemaat Walakiri masih terlihat tandus dan gersang. Namun sebelum memberi anakan bunga Sakura Sumba, Bupati Sumba Timur meminta Pdt. Marliani terlebih dahulu menyiapkan lubang sebagai wadah tumbuh bunga. Jika lubang-lubang sudah tersedia maka segera menghubungi dirinya.*


2 comments:

Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!