Terima Kasih Telah Berkunjung ke Unclebonn.com Menumbuhkan Jiwa Wirausaha pada Siswa SMK Negeri 3 Pahunga Lodu - unclebonn.com

Thursday, December 31, 2020

Menumbuhkan Jiwa Wirausaha pada Siswa SMK Negeri 3 Pahunga Lodu

https://www.unclebonn.com/2020/12/menumbuhkan-jiwa-wirausaha-pada-siswa.html

SMK Negeri 3 Pahunga Lodu merupakan sebuah lembaga pendidikan kejuruan berbasis kelautan dan perikanan. Lembaga ini berada di wilayah kecamatan Pahunga Lodu. Lebih spesifik lagi, letaknya di antara dua desa yaitu Desa Lambakara dan Desa Mburukulu. Tetapi secara administratif SMK Negeri 3 Pahunga Lodu termasuk dalam wilayah Desa Lambakara. Dan SMK Negeri 3 Pahunga Lodu melakukan penerimaan siswa baru pertama kalinya pada tahun pelajaran 2005/2006.

Keberadaan lembaga kejuruan ini tidak serta merta ada. Lembaga ini didirikan melalui suatu kajian  terutama atas potensi lokalnya.  Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Tim dari Universitas Indonesia (UI) bahwa komoditas unggulan kabupaten Sumba Timur adalah rumput laut jenis Eucheuma cottonii (Survey terbaru tahun 2009).


Baca Juga : Membahas Penggunaan Kata Gillnet Dan Pukat Dalam Masyarakat Nelayan Sumba Timur Sehari-Hari


Sebelum tim dari UI melakukan survey, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sumba Timur secara rutin telah melakukan survey sejak tahun 2000-an.  Dari data-data yang diperoleh tercatat dari berbagai walayah atau kecamatan yang ada,  kecamatan Pahunga Lodu menempati urutan pertama sebagai kecamatan  pemasok rumput laut terbesar di Sumba Timur.   

 

Dari informasi di atas, maka dapat dikatakan bahwa pendirian SMK 3 dikatakan sangat pantas dan memenuhi kriteria dan standar pendirian lembaga pendidikan kejuruan. Kehadiran sekolah kejuruan ini memberi harapan baru bagi kehidupan masyarakat setempat. Karena selain putra-putri dapat dididik menjadi kader-kader perikanan yang handal masyarakat juga dapat melanjutkan putra-putri mereka ke jenjang pendidikan setingkat  SMA.


Kendati ada oreantasi lain dari masyarakat (memperoleh pendidikan formal setingkat SMA), SMK Negeri 3 Pahunga Lodu senantiasa kembali pada format dasarnya yakni hadir sebagai sebuah lembaga yang mampu menghasilkan output yang handal atau ahli pada bidangnya. Untuk meraih idealisme seperti ini perlu menyiapkan berbagai langkah konkrit dan strategis dalam menjawab ekspektasi tersebut. 


Terhimpitnya masyarakat pada pemenuhan kebutuhan sehari-hari menyebabkan tidak semua masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dalam mengeyam pendidikan di perguruan tinggi. Tambahan lagi sulitnya mayoritas masyarakat memperoleh kesempatan kerja yang laik akibat terbatasnya lapangan pekerjaan. Masalah ini menyebabkan terus meningkatnya angka pengangguran.

 

Dengan semakin meningkatnya angka pengangguran ini akan berimplikasi pada masalah social dalam struktur kehidupan masyarakat. Hal ini bisa dilihat, terjadinya tindakan kriminalitas, perampokan, trafiking (penjualan wanita) yang akan dijadikan sebagai PSK, dan maraknya penipuan dengan berbagai modus operandi.


Dari berbagai masalah yang begitu kompleks ini pemerintah perlu mencari solusi untuk tenaga-tenaga produktif itu.  Dengan demikian SMK-lah yang dipandang layak untuk mengakomodir tenaga-tenaga produktif tersebut untuk dibina, dididik, dilatih agar menjadi tenaga-tenaga yang berkompetensi sesuai kualifikasinya. Dengan harapan mereka akan memiliki ketrampilan, daya saing (kompetitif), dan berjiwa wirausaha.


Jiwa wirausaha ini perlu dipupuk selama siswa menempuh  pendidikan.  Baik melalui motivasi maupun tindakan nyata.  Jika tidak dilaksanakan maka setelah mereka menamatkan pendidikan, mereka tidak bedanya dengan lulusan SMU.  Oleh karena itu sebuah lembaga pendidikan perlu menciptakan sebuah lingkungan pembelajaran yang mengarah pada kehidupan nyata.  Maksudnya adalah mereka dibekali pengetahuan dan ketrampilan yang mumpuni apabila mereka tidak diterima di dunia kerja (Du/Di) mereka mampu berkarya secara mandiri dan mantap.


Tujuan pendidikan di SMK tidak semata berharap bahwa lulusan yang tercipta dari sebuah lembaga pendidikan kejuruan terserap di dunia usaha atau industri melainkan siswa tersebut mampu membuka lapangan kerja sendiri. Ternyata masih banyak lulusan dari berbagai pendidikan kejuruan dan juga lembaga profesi lainnya yang masih terkungkung pada paradigma lama sebagai pencari kerja. Selain itu menjadi PNS masih merupakan pilihan utama dan dianggap sebagai pekerjaan yang memiliki status terpandang dalam kelas social masyarakat.  Sehingga apabila menjadi karyawan swasta dipandang kurang menjamin kehidupan atau masih dilirik sebelah mata.


Baca Juga : Bulu Babi (Echinoidea) Di Sumba Disebut Tawoda Dan Deme Makanan Kaya Gizi Dan Protein


Inilah kondisi yang terjadi di masyarakat kita.  Oleh karena itu sebagai sebuah lembaga pendidikan kejuruan harus peka dengan kondisi ini. Yang berperan adalah guru-guru yang ada didalamnya.  Seorang guru perlu melakukan aneka inovasi pendidikan dalam hal menciptakan metode pembelajaran yang selaras dengan kebutuhan zaman.


Wawasan Kewirausahaan


Kewirausahaan berasal dari istilah entrepreneurship, sedangkan wirausaha berasal dari entrepreneur. Kata entrepreneur digunakan pertama kali oleh Savary pada tahun 1723 dalam bukunya “Kamus Dagang”. Entrepreneur adalah orang yang membeli barang dengan harga pasti, meskipun orang tersebut belum mengetahui harga barang tersebut akan dijual.


Dari berbagai pengertian kewirausahaan dalam tulisan ini penulis cenderung memilih istilah yang sesuai dengan persepsi, bahwa kewirausahaan adalah mental dan sikap jiwa yang selalu aktif berusaha meningkatkan hasil karyanya dalam arti meningkatkan penghasilan.


Semakin banyak ketrampilan yang diperoleh dan dikuasai oleh para pemuda, semakin banyak pula peluang untuk menjadi wirausahawan.  Secara teoretis ada beberapa sifat dasar dan kemampuan yang biasanya ada pada diri seorang wirausaha diantaranya dapat dijelaskan, bahwa mereka adalah seorang pencipta perubahan, mampu melihat perubahan pada fenomena yang terjadi dalam setiap waktu, seorang yang tidak puas dengan keadaan sekarang dan selalu melakukan eksperimen untuk tujuan pembaharuan.


Menjadi seorang wirausahawan tentu akan bermanfaat bagi orang lain dan berkontribusi bagi pembangunan sosial. Dan mereka dapat membuka lapangan kerja bagi orang lain.  Selain itu, dengan menjadi pribadi yang unggul tentunya seseorang tersebut menjadi teladan dan inspirasi bagi banyak orang.  


Seseorang wirausahawan adalah seorang pribadi yang memiliki karakter yang berbeda dengan orang lain. Ia adalah pribadi yang mandiri, disiplin, tekun, dan jujur dalam menghadapi setiap pekerjaan. Singkatnya seorang wirausahawan adalah seorang yang selalu mampu berusaha berubah dan berkembang.  Sekaligus mempunyai sikap positif, kreatif, inovatif, dan citra diri yang sehat dan hangat bagi para wirausaha lainnya.


Untuk menjadi seorang wirausahawan yang baik dan sukses ada beberapa syarat yang harus dipenuhi diantaranya harus memiliki pendidikan formal dan kreatif, memiliki daya juang, berani, dan bertanggunjawab.  Selain itu seorang wirausahawan perlu memiliki kemampuan analitis, perencanaan dan tindakan perlu dilakukan secara sistematis dan metodologis.   


Seorang wirausahawan adalah seorang yang mampu menciptakan jejaringan dan memiliki prinsip ekonomis, efektif dan efisien dalam setiap kiprihnya di dunia  kewirausahaan.


Dari berbagai telaahan teoretis di atas, tentu seorang siswa selalu dibawa bimbingan dan arahan. Selanjutnya melakukan berbagai praktik sesuai dengan tuntutan kurikulum dari satuan pendidikan itu.  Hambatan dan kegagalan dalam menerapkan pengetahuan kejuruan bukan menjadi sebuah sandungan dalam mencapai sebuah tujuan kewirausahaan.  


Generator Kewirausahaan


Seyogyanya SMK Negeri 3 Pahunga Lodu menjadi generator kewirausahaan.  Kalau dianalogikan lagi lembaga pendidikan ini adalah jiwa yang menginisiasi  munculnya kader-kader wirausaha muda dibidang perikanan di kabupaten Sumba Timur.  

Mengapa dikatakan demikian? Karena kita memiliki luas perairan ± 8.373,51 km2  dan terkandung besarnya potensi perikanan tangkap. Dan kitapun memiliki daerah pesisir yang sepanjang pantainya cocok untuk pemudidayaan rumput laut.

Khusus untuk budidaya rumput laut berdasarkan data statistik Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Sumba Timur tahun 2010 bahwa jumlah produksi rata-rata rumput laut adalah 1.500 ton pertahun dengan pemanfaatan lahan sebesar 8,98 persen.

Tidak jauh dari sekolah telah dibangun pabrik pengolahan rumput laut.  Pabrik tersebut untuk pengolahan  bahan dasar (raw material) untuk dijadikan chips (serbuk).  Hasilnya kemudian diekspor ke perusahaan-perusahaan dalam negeri dan juga diekspor ke perusahaan di luar negeri. Tentu dengan keberadaan pabrik pengolahan rumput laut ini dapat meningkatan harga penjualan rumput laut dan menghindari permainan harga yang dilakukan para tengkulak.


Dari segi edukasi, sekolah diharapkan dapat menjalin kerjasama link and match dengan perusahaan itu.  Atau membangun kerjasama mutualis antara sekolah dengan perusahaan tersebut dengan beragam taktik.  Dari pantuan penulis ada sebuah hal yang dirasakan atau menjadi pengalaman baru bagi siswa yang melaksanakan praktek di pabrik tersebut. Hal dimaksud adalah suasana lingkungan kerja yang beda dengan situasi dilingkungan  SMK Negeri 3 Pahunga Lodu.


Kultur kerja yang diterapkan di perusahaan yaitu sebuah lingkungan yang menuntut disiplin, ketelitian dan rasa tanggungjawab.  Sedangkan lembaga pendidikan masih bersifat toleransi karena lembaga pendidikan adalah lembaga yang sedang mempersiapkan kader.  Sehingga dari itu lembaga pendidikan disarankan agar mampu mengelaborasi dua komponen pembelajaran yaitu antara pengalaman lapangan dan teori di sekolah.  


Baca Juga : Materi Daerah Penangkap Ikan Kelas X Kompetensi Keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan


Kemudian untuk memenuhi kebutuhan bahan dasar bagi perusahaan itu, memerlukan program pembudidayaan secara besar-besaran di kawasan Sumba Timur. Program dengan system klaster sementara digalakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Sumba Timur.  Untuk gerakan atau program sebesar itu membutuhkan banyak tenaga kerja.  Tidak hanya kuantitas yang diperlukan tapi juga profesionalisme juga menjadi tuntutan utama.  Sehingga mau tidak mau lulusan SMK Negeri 3 Pahunga Lodu-lah yang akan tampil menjawab permasalahan ketenagakerjaan itu.


Penanaman nilai-nilai kewirausahaan sejak dini adalah sebuah usaha strategis untuk menciptakan tenaga-tenaga terampil, handal, kompetitif, dan bertanggungjawab.  Produk-produk pendidikan yang instan tidak akan bertahan lama dalam menghadapi tawaran-tawaran yang semu.  Yang dimaksud dengan tawaran semu itu adalaha mereka lebih tertarik dengan penghasilan yang besar tanpa melalui proses secara benar dan matang.


Dengan begitu SMK Negeri 3 Pahunga Lodu perlu mempersiapkan siswa didiknya dengan pemaham teori yang bermakna, kegiatan praktek yang berkesinambungan, tersedianya sarana dan prasarana serta fasilitas yang memadai.  Selain dari pada itu manajemen kepemimpinan yang mantap dan dinamis sehingga akan menjadikan lembaga pendidikan ini sebagai generator kewirausahaan di Sumba Timur.*

Mangili, 19 Juli 2010


No comments:

Post a Comment

Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!