Terima Kasih Telah Berkunjung ke Unclebonn.com Melodi Hati - unclebonn.com

Friday, July 3, 2020

Melodi Hati

waingapu Bonefasius Sambo
Ilustrasi : Pixabay.com
Di suatu hari datanglah seorang pemuda di salah satu kantin. Pemuda ini mengenakan baju kaos oblong warna hitam. Sederhana tapi menarik. Tinggi badannya semampai dengan kumis tipis menghiasi area sekitar mulutnya. Ia tampak ramah. Hal ini nampak saat ia memasuki kantin itu. Ia memberi salam dan menyapa orang yang sedang berpapasan dengan dirinya. Walau bersikap demikian sikap percaya dirinya tetap terlihat.

Sedang santai menikmati menu hidangannya seorang ibu dan anaknya masuk ke kantin itu. Mereka mungkin baru turun kota. Mungkin saja mereka selesai menjual hasil bumi sekaligus belanja untuk keperluan rumah tangga mereka. Penampilan mereka cukup sederhana dari tamu-tamu kantin itu. Seperti biasa orang seperti ibu dan anak itu tak banyak bicara. Mereka hanya menjawab pertanyaan dari pelayan kantin itu. Ya sekedar untuk memesan menu makan siang mereka.

Beberapa saat kemudian seorang pelayan membawa masuk pesanan untuk mereka. Dua piring nasi campur. Mereka tak memesan es teh apalagi es campur untuk melengkapi kenikmatan santap siang mereka. Hidangan itu langsung dinikmati dengan lahap. Sang ibu terus mengingatkan anaknya agar lebih cepat lagi menghabiskan nasi campur jatahnya. Namun sayang, si anak seperti tak menghiraukan pinta ibunya.  Pelan saja ritme sendoknya. Ia sekedar ingin menikmati suasana yang adem di dalam kantin itu.

Mata sang pemuda itu terus menyoroti keberadaan dua orang ini. Seorang ibu dan seorang anak usia tujuh tahunan. Sorot matanya penuh perhatian. Sesekali ia tersenyum. Tak tahu, entah apa yang dipikirkannya. Namun dari roman wajahnya terpancar  sesuatu. Ada niat baik dari pemuda itu walau sulit untuk ditebak.

Masih di tempat yang sama. Seorang wanita muda masuk dengan tampilan seperti pegawai bank. Ia tak sungkan duduk di samping kedua orang itu. Si pelayan langsung menghampiri pelanggan baru ini.  Wanita muda ini langsung memesan es campur dan pesanan lain. Beberapa menit saja pesanan si wanita muda ini sudah dibawa ke meja tempat dimana ia duduk. Ia benar-benar menikmati es campur pesanannya sambil sibuk dengan gadget ditangannya. Sesekali ia melirik dua orang disekitarnya.

Di meja itu ada seorang ibu dan seorang anak. Seketika ia ke pantri. Ia memesan lagi dua mangkuk es campur. Kepada pelayan itu ia meminta agar es campur itu diantar ke hadapan ibu dan anak itu.

Tak membutuhkan waktu lama dua mangkuk es campur pesanan wanita muda ini di antar ke hadapan si ibu dan anak itu. Baik ibu maupun anaknya (mereka) sedikit ragu-ragu mendapatkan kejutan ini. Si wanita muda ini dengan gestur tubuhnya memberi isyarat agar mereka langsung menyicipi traktiran darinya.

Kejadian unik ini masuk dalam radar pemuda itu. Sang pemuda itu tersenyum melihat sikap baik yang ditunjukkan oleh wanita muda berpakaian ala pegawai bank. Ia terus melihat wanita  itu. Namun aksi curi-curi pandangnya “tertangkap basah” oleh si wanita itu. Pemuda berkaos oblong warna hitam ini sedikit terkejut namun ia tetap memberi senyuman hangat kepada wanita itu. Dan wanita muda ini agaknya sedikit tersipu malu.

Tak beberapa lama pemuda ini pergi meninggalkan ketiga orang itu yang sudah lama menjadi fokus perhatiannya. Ia langsung ke pelayanan kantin dan menanyakan biaya yang harus dibayarnya. Pada saat itu juga pemuda ini diam-diam melunasi semua biaya pesanan ibu dan anak yang telah menggugah hatinya dan juga biaya pesanan si wanita muda yang baik hati itu.

Tak lama kemudian wanita muda ini bergegas ke kasir. Betapa kagetnya dia setelah kasir memberi tahu bahwa semua pesanannya sudah dibayar oleh pemuda berkaos oblong hitam tadi. Pelayan itu juga memberi tahu  kepadanya bahwa untuk pesanan si ibu dan anaknya juga sudah dilunasi oleh orang yang sama.

Kemudian kasir juga menyodorkan sesuatu ke wanita itu yang tak lain titipan pemuda tadi. Secarik kertas yang sudah dilipat rapih kepada wanita berpenampilan ala pegawai bank. Situasi ini tentu membuat wanita itu penasaran. Walau tampak ragu ia mulai membuka lipatan kertas itu perlahan-lahan. Sederet katapun tertulis dalamnya. “Kebaikan tak pernah menguap ia akan kembali kepada pemiliknya”

Wanita ini pun hanya bisa tersenyum tulus setelah ia membaca tulisan singkat dalam kertas itu yang dititipkan oleh seorang pemuda misterius tadi yang sempat membuat dirinya tersenyum.

Tak berselang lama wanita ini akhirnya meninggalkan kantin itu dengan mengucapkan terima kasih kepada sang kasir.

No comments:

Post a Comment

Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!