Terima Kasih Telah Berkunjung ke Unclebonn.com Upah Sebuah Kebaikan - unclebonn.com

Thursday, June 18, 2020

Upah Sebuah Kebaikan

kisah inspirasi
Di depan toko bakpao itu seorang wanita berusia empat puluh tahunan berteriak-teriak. 

“Jangan lari kamu! Berhenti! Kamu maling. Maling barang orang.” (Bocah laki-laki itupun berhenti dan wanita ini mengambil dan menunjukkan dua jenis obat generik)

“Mau curi ini buat apa? Kamu Jawab! Jawab”

Karena didesak oleh perempuan itu si anak yang dituduh mencuri pun menjawab.

“Ibuku,” jawabnya singkat dan menunduk.

Seorang pria yang umurnya tak terpaut jauh dengan wanita itu keluar dari tokonya menyergah wanita itu. 

“Eh…eh….sudah...sudah!”  

Setelah mengetahui apa yang dicuri anak laki-laki tadi tiba-tiba pria itu mengeluarkan beberapa lembar uang dari balik saku celananya untuk menganti obat-obat yang diambil anak itu dari toko milik wanita di depannya. 

Setelah menerima uang dari pemilik toko bakpao tadi wanita itu pun berpesan kepada bocah laki-laki ini.

“ Lain kali jangan mencuri!”

Penjual bakpao yang baik budi ini lalu memanggil dan meminta anak gadisnya untuk mengisi bakpao ke dalam kantong plastik. Gadis cilik ini pun lalu membawa kantong berisi bakpao kepada ayahnya. Ayah dari gadis ini lalu memberikan bakpao kepada anak laki-laki yang lagi malang itu.  Setelah menerima pemberian dari penjual bakpao anak laki-laki itu lalu berlari menuju ke rumahnya. 

Tiga puluh tahun kemudian. Usia penjual bakpao makin tua dan anak gadisnya telah tumbuh menjadi seorang gadis dewasa yang cantik. Mereka masih seperti dulu menjadi penjual bakpao yang baik hati. Seperti biasa setiap hari mereka melayani para pembeli dengan ramah. Dan hari itu mereka juga kedatangan seorang pengemis. Gadis muda ini memberi tahu ayahnya kalau ada seorang pengemis di depan toko mereka. Dan pedangang bakpao ini memberi sekantong bakpao kepada pengemis itu.

Sepeninggal pengemis itu, penjual bakpao ini merasa pusing dan jatuh tak sadarkan diri. Segera anak gadisnya membawa ke rumah sakit agar ayahnya mendapatkan perawatan intensif. Ayahnya menderita sakit parah dan membutuhkan biaya besar.  Perawat memberi tahu kepada gadis itu kalau biaya perawatan intensif ayahnya sebesar 217.260 Yuan (1 Yuan = Rp. 2.000,- jika x 217.260  = Rp. 434.520.000). Tentu biaya sebesar ini sangat berat bagi penjual bakpao. Gadis itu berkonsultasi dengan dokter itu dan ia berencana untuk menjual toko bakpao milik mereka untuk menebus biaya rumah sakit ayahnya. Gadis ini tidak tahu kalau dokter itu orang yang pernah mereka tolong 30 tahun lalu.

Gadis itu sangat sedih di ruang rawat inap ayahnya. Sedih karena ayah sakit sekaligus biaya pengobatan dan perawatan yang terlampau mahal.  Ditengah kegelisahan gadis itu, tiba-tiba seorang perawat membawa daftar biaya rumah sakit dan sebuah nota. Semua biaya yang seharusnya dilunasi  217.260 Yuan kini berubah menjadi 0 (nihil). Gadis itu terkejut dan bertanya siapa gerangan orang yang baik hati sehingga melunasi semua biaya rumah sakit ayahnya.  Dan ia pun membaca secarik kertas berikutnya.

“Semua biaya sudah dibayar 30 tahun lalu. 2 strip obat pereda sakit, 1 botol obat batuk, (dan) sekantong bakpao. Salam setulusnya semoga cepat sembuh.”  Anak gadis dari penjual bakpao ini akhirnya sadar dokter yang merawat anaknya adalah seorang bocah laki-laki yang pernah ditolong oleh ayahnya 30 tahun lalu.

Pembaca yang budiman, nasib seseorang siapa yang tahu? Kita tak pernah menyangka apa yang dilakukan oleh Tuhan kepada kita esok hari dan dimasa yang akan datang. Pertolongan itu datang dari siapa saja. Bisa datang dari seseorang yang pernah kita anggap rendah, bisa juga orang yang pernah kita tolong tapi saat itu kita tak berharap banyak darinya. 

Akhirnya saya sadar modal hidup yang paling besar adalah melakukan kebaikan dan hindari kecurangan. Karena kebaikan tak pernah menguap ia akan kembali dan menemui pemiliknya. 

Salam Damai
(Sumber : diadaptasi dari channel youtube guru mandarin)

No comments:

Post a Comment

Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!