Terima Kasih Telah Berkunjung ke Unclebonn.com Panen Besar Gereja Katolik Sumba di Tengah Pandemi Covid-19 - unclebonn.com

Tuesday, October 20, 2020

Panen Besar Gereja Katolik Sumba di Tengah Pandemi Covid-19

Sebanyak 14 orang diakon kongregasi Redemtoris ditahbis jadi imam tahun 2020 - Foto: Eureka Gani

Dalam situasi tidak menentu akibat pendemi Covid-19, yang melanda dunia, Gereja Katolik Keuskupan Weetebula bergembira, karena pada hari ini, Selasa 20 Oktober 2020, di gereja Katolik Paroki Sang Penebus Waingapu 14 orang diakon, ditahbiskan menjadi imam dalam kongregasi Sang Penebus Maha Kudus atau lebih dikenal Kongregasi Redemptoris. Bagi Kongregasi Redemptoris jumlah tahbisan ini adalah yang pertama dalam sejarah Kongregasi selama 63 tahun berkarya di Indonesia, khususnya di pulau Sumba. Dari 14 diakon yang ditahbiskan enam berasal dari Sumba dan delapan berasal dari daratan Flores, Lembata dan Pulau Solor. 


Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Uskup Pentahbis Mgr. Edmund Woga, CSsR, Uskup Keuskupan Weetebula dan didampingi oleh kurang lebih 80 Imam dari seluruh pulau Sumba.


Dalam pengantarnya Mgr. Edmund mengatakan bahwa peristiwa hari ini seolah mengulang rahmat istimewa yang terjadi tepat 61 tahun lalu, di mana tepat pada tanggal 20 Oktober 1959, Vikariat Apostolik Sumba Sumbawa ditingkatkan statusnya menjadi Perfektur Apostolik Sumba Sumbawa. Pada tanggal yang sama pula 61 tahun lalu di buka SMA Katolik Anda Luri, sekolah kebanggaan kita bersama sampai hari ini.


Suasana saat pentahbisan diakon di Paroki Sang Penebus Wara - Waingapu - Foto : Eureka Gani

Dalam Kotbahnya Mgr. Edmund menegaskan bahwa imamat berkaitan erat dengan apa yang disebut 3 S plus,  yakni: Sanitas (kesehatan), Sapientia (kebijaksanaan), Sanctitas (Kesucian) dan integritas kepribadian. Seorang imam dituntut menjalankan pola hidup sehat, dituntut lebih bijaksana dalam menghadapi persoalan pastoral di tengah umat. Imamat, sebagai panggilan yang berasal dari Allah, adalah suci, sehingga seorang imam tidak boleh menyalahgunakan imamatnya untuk kepentingan apapun selain kepentingan pelayanan umat Allah dan demi kemuliaan Allah. Dalam kesemuanya itu dibutuhkan integritas kepribadian seorang Imam sehingga apa yang diharapkan dari seorang imam dapat terus lahir secara konsisten dalam tugas-tugas pelayanan. 


Sebagai suatu upacara pentahbisan, kotbah Mgr. Edmund sangatlah singkat. Hal ini sudah dipersiapkan sebagai bentuk penyesuaian dengan model Perayaan Ekaristi dalam masa Pandemi Covid-19. Berkaitan dengan masa pendemi ini, seluruh rangkaian perayaan tahbisan direncanakan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat yang melibatkan Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Sumba Timur serta piha-pihak terkait lainnya. 


Penerpan protokol kesehatan nyata dalam bentuk pemeriksaan surat-surat kesehatan dan penyemprotan disinfectan di bandara dan pelabuhan laut bagi keluarga calon imam dan tamu yang berasal dari luar palau, penyemprotan disinfectan di tempat penginapan dan Gereja, membatasan jumlah kehadiran dalam upacara tahbisan sejumlah 500 orang. Jumlah ini terdiri dari para imam, keluarga calon imam baru, panitia, koor serta umat yang diundang. Satu undangan berlaku untuk satu orang dan dibawa serta sebagai karcis masuk. Selain itu disiapkan tempat cuci tangan dengan air mengalir, handsanitazer, thermogun dan masker. Untuk memastikan penerapan protokol kesehatan panitia didukung oleh team keamanan POLRI-TNI melalu Polres Sumba Timur dan Kodim 1601 Sumab Timur.


Dalam Perayaan ini juga dihadiri Bupati Sumba Tengah, Bupati Sumba Barat dan Bupati Sumba Barat Daya. Sementara itu Bupati Sumba Timur diwakili oleh Sekda Sumba Timur, karena sedangkan menjalankan tugas dinas yang tidak bisa diwakilkan.*


Kontributor : Eureka Gani - Waingapu

No comments:

Post a Comment

Kami sangat menghargai pendapat Anda namun untuk kebaikan bersama mohon berkomentarlah dengan sopan!